[MFA2023] Doa Adalah Senjatanya – Lala Amalia



وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.


Coba teman-teman bayangkan, saat teman-teman bilang tolongin saya, please. Namun, semua orang yang teman-teman minta tolong berkata mohon maaf, saya belum bisa bantu. Semua orang, bukan satu, dua, atau tiga orang. Hal itu pernah saya alami.


Saat itu, saya dan adik perempuan saya (semoga adik saya juga bisa mengambil hikmah dari kejadian ini), berada dalam posisi dimana kami ingin menyelamatkan pernikahan kedua orangtua kami. Yang saya rasakan sewaktu itu berat sekali, karena orang-orang yang terbiasa menghabiskan waktu bersama keluarga kami, yang selalu ada buat keluarga kami, saat itu semua kompak bilang, “Mohon maaf uwak, om, tante, bapak, ibu, ustadz, ustadzah belum bisa bantu.” Saat itu, saya berdoa dengan Allah, “Ya Allah bagaimana ini? Tolong aku, Ya Allah. Semoga Engkau berikan jalan keluar untuk semua ini.”
Saya berdoa terus dan terus.


Suatu waktu ada salah satu ustaz yang kemarin saya minta tolong mengirim pesan, “Ini ada nomor dan alamat Ustaz yang mungkin bisa bantu karena beliau dan istrinya terbiasa mengurus pernikahan dan rumah tangga.”


Ustaz yang tertulis tersebut bernama Ustaz Amir Faisol. Waktu itu saya masih SMA dan adik saya masih SD. Sehari sebelum berencana ke Ustaz Amir Faisol, saya berbicara kepada adik mengenai keinginan saya pergi ke ustaz tersebut sepulang kami sekolah dan adik saya menyetujuinya.


Sepulang sekolah, saya mengatakan kepada supir saya untuk mengantarkan saya dan adik ke alamat Ustadz Amir Faisol. Supir saya bertanya apakah sudah izin orangtua? Saya bilang sudah, padahal belum (semoga Allah mengampuni saya). Rancana ini tentu saja tidak berjalan mulus. Ketika sampai di kediaman ustaz, beliau beserta istri tidak berada di rumah. Untungnya ustaz dan istri perginya masih di dalam kota Jakarta. Orang yang berada di rumah ustaz menanyakan maksud kedatangan saya.


Maghrib tiba, Isya pun berlalu. Adik saya sudah bosan menunggu dan supir saya gelisah karena bos majikannya sudah menyuruh pulang. Saya bilang ke papa yang menelepon saya bahwa saya akan menunggu ustaz sampai datang, setelah itu baru saya mau pulang.
Pukul 23.00, ustaz dan istri datang.


Saya menemui Ustaz Amir Faisol dan istrinya dan menyampaikan maksud kedatangan saya. Tidak saya sangka ternyata ustaz dan istri menyambut dengan sangat baik dan mau menemui kedua orangtua saya saat itu juga.


Ustaz dan istrinya berangkat menuju rumah saya dengan mobil pribadi beliau. Kami semua sampai di rumah saya pukul 00.00. Sesampainya di rumah, saya masuk dari garasi belakang tempat masuk mobil saya. Ustaz beserta istri masuk melalui gerbang depan.


Papa menyambut saya dengan muka mau marah (karena seumur-umur saya belum pernah pulang selarut itu. Papa mempunyai aturan sendiri untuk anak-anaknya. Salah satunya saat maghrib, anak-anaknya sudah harus ada di rumah), menegur saya darimana saja kau baru pulang jam segini? Saya mengatakan pada Papa bahwa di gerbang depan ada Ustaz Amir Faisol. Papa mengatakan ada-ada saja kau.


Papa saya bersuku Batak sehingga panggilan kau biasa bagi kami. Papa saya membuka pintu depan dan mempersilahkan ustaz beserta istrinya masuk. Saya tidak mendengarkan apa yang papa, ustaz dan istrinya bicarakan.


Yang saya lihat, papa membangunkan mama saya. Selanjutnya pembicaraan berlanjut bersama mama. Saya sempat melihat sekilas papa dan mama saya saling memaafkan. Akhirnya ustaz dan istrinya pamit dan papa memanggil saya.


Ustaz bilang ke saya jangan cemas lagi, in syaa Allah papa dan mama tetap rukun, tetap berdoa pada Allah. Saya berkata terima kasih banyak telah menolong saya ustaz dan ibu.


Ustaz pun menjawab bahwa yang menolong adalah Allah, beliau dan istri hanya perantara saja. Kemudian ustaz izin pamit.
Beberapa tahun kemudian ketika ada acara Hafidz Qur’an Indonesia, saya baru tahu bahwa Ustaz Amir Faisol adalah ustadz yang terkenal, beliau menjadi juri di acara Hafidz Qur’an Indonesia. Semoga Allah memberikan Jannah-Nya kepada Ustaz Amir Faisol, istri beserta keluarganya. Walaupun sudah terkenal, namun masih mau menolong anak kecil dan datang mendamaikan kedua orangtua saya.
Alhamdulillah, sampai saat ini, pernikahan kedua orangtua saya masih awet. Alhamdulillah.


Link video:
https://youtu.be/AgGrL1_X7eg


Dalam video tersebut, Ustadz Nouman Ali Khan menafsirkan ayat ke-186 dalam surat Al Baqarah adalah sebagai berikut:
Pada ayat ini, Allah tidak mengatakan kata JIKA, tapi Allah gunakan kata KETIKA.


Bukan “Jika hamba-hambaku bertanya tentang-Ku”, namun “Ketika hamba-hambaku bertanya tentang-Ku”.


Seperti yang Anda tahu, jika ia datang, ia akan datang. Namun, ini seperti Allah mengantisipasi akan hamba-hambaNya ketika datang kepada Rasul dan bertanya tentang-Nya.


Kata عَنِّيْ, biasanya Allah katakan kami, Allah, namun disini Allah mengatakan saya. Hal ini karena Allah ingin menyoroti ukuran yang besar dalam rasa kedekatan dengan hamba-Nya.


Seolah Allah sangat senang ketika seseorang ingin menanyakan tentang-Nya, sampai-sampai Allah sendiri yang datang mendekat pada hamba-Nya. (bahwasanya Aku adalah dekat).


Dengan kata lain, Anda tidak perlu bertanya kepada Rasulullah (SAW). Aku (Allah) yang akan menjawabnya.


Inilah inti dari agama kita (islam), kita mempunyai hubungan langsung dengan Allah. اُجِيْبُ دَعْوَةَ artinya Aku (Allah) akan mengabulkan dengan segera.


Ini berlaku untuk sekarang dan waktu yang akan datang. Maksudnya adalah, bahwa hal ini memberikan kita harapan. Allah mengabulkan doa orang yang berdoa (bukan hanya orang beriman/muslim, Allah tidak menggunakan satupun deskripsi itu) Allah katakan “permohonan orang yang berdoa”.


Siapapun yang berdoa, dianggap sebagai pemohon. Kamu tidak perlu menjadi orang spesial untuk memohon pada Allah. Allah undang siapapun yang ingin berdoa pada Allah.


Kapanpun si pemohon (pendoa) datang, Allah akan selalu ada untuknya. فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ artinya maka HENDAKLAH mereka itu memenuhi segala perintah-Ku.


Ya, Aku akan mengabulkannya, tapi kamu juga penuhi perintah-Ku juga. Allah tidak mengatakan harus, tapi HENDAKLAH. Allah tidak meminta banyak, berusaha saja semampumu.


Puncaknya Ustadz NAK bilang they should believe in me, why? Karena Ketika berdoa kepada Allah dan Allah belum kabulkan, maka iman mungkin akan goyah jadi Allah katakan tetaplah beriman.


‘Percayalah Aku mendengar doamu. Aku tahu cara terbaik untuk menjawab doa-doamu bahkan kamu tidak akan bisa bayangkan betapa baiknya cara-Ku menjawab doamu’.


Percayalah! يَرْشُدُوْنَ yang artinya agar mereka selalu dalam kebenaran. Kita berkomunikasi dengan Allah melalui doa dan Allah berkomunikasi dengan kita melalui Al-Qur’an.


Orang yang benar-benar tahu dengan baik bagaimana berdoa, sungguh-sungguh memiliki hubungan dengan Allah, itu sudah cukup bagi mereka untuk hidup di jalan yang benar, untuk hidup di jalan orang yang bertakwa, untuk diberi petunjuk karena hubungan mereka dengan Allah. Kesadaran mereka bahwa Allah selalu mendengarnya, melihatnya, membuat mereka yakin akan keberadaan Allah, dan membuat mereka sangat sulit untuk hidup di jalan yang salah/menyimpang/sesat.


Ketika saya dikecewakan karena berharap pada manusia, ayat ini menjadi titik balik bagi saya untuk tidak menyerah.

Berdoa..berdoa..berdoa. Tugas saya adalah berbicara kepada Allah melalui doa, berusaha, dan ikhlas. Allah yang akan membukakan jalan-Nya. Semua ini membawa saya lebih dekat pada Allah, pada kebenaran, dan membuat hidup saya menjadi lebih baik.

2 thoughts on “[MFA2023] Doa Adalah Senjatanya – Lala Amalia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s