
Manusia didesain untuk punya kemampuan memberi perhatian dan keinginan untuk menerima perhatian. Keinginan itu sudah muncul bahkan sedari kecil, mulai dari suka memanggil-manggil orang terdekat walau saat itu belum fasih bicara, memperlihatkan atau menunjukkan sesuatu, ataupun beraksi dan melakukan apa pun untuk mendapatkan rasa penerimaan berupa perhatian ataupun kasih sayang.
Makin dewasa, keinginan untuk dilihat dan di-mention itu tak hilang, bahkan bisa jadi bertambah. Ketika memiliki prestasi, sertifikat penghargaan, keluarga yang harmonis, dan segala sesuatu yang menjadi kebanggaan diri, ambisi untuk memperlihatkan itu makin timbul seiring berkembangnya dunia digital ini. Sejatinya, bisa jadi tak ada yang benar-benar penuh peduli saat itu tampil ke publik, kecuali diri kita sendirilah dengan keinginan untuk dipuji, diakui, dan diperhatikan.
Sebuah situasi membawa Ustaz Nouman Ali Khan dalam khotbahnya, menceritakan kunjungannya ke sebuah sekolah dan berdiskusi dengan kelompok remaja perempuan dan laki-laki di sana. Tanpa kamera dan mikrofon, mayoritas pertanyaan yang mereka ajukan adalah, “Apa yang kamu lakukan jika kamu merasa sendiri?” “Apa yang kamu lakukan jika kamu tak terlihat dan tak ada yang melihatmu?” Banyak dari mereka melihat temannya yang online, mempublikasikan sesuatu, dan timbul intensi untuk melakukan hal yang sama demi mendapat kelegaan karena perasaan dianggap “ada”.
Sebuah surah, yang namanya jelas peruntukannya untuk siapa, telah membawa keterangan penting tentang sifat manusia tersebut: Surah Al-Insan (Manusia). Rasa untuk dianggap ada itu adalah cara Allah untuk menggerakkan hati kita. Allah meletakkan program itu agar kita dapat merasakan setiap jalan kehidupan ini yang setiap hari akan berlalu, berganti dengan hari yang lain, dan makin dekat pula dengan kematian.

Ada pertemuan, ada perpisahan, dan Allah ingin kita melihat, mendengar, dan merasakan dengan nyata: Yang Melihat dan Mendengar setiap usaha kita dengan utuh itu hanya Allah.
Sebenarnya surah ini sangat berkaitan dari ayat pertama sampai terakhir, setiap ayat dalam Surah Al-Insan begitu spesial bagiku, apalagi Ustaz Nouman Ali Khan menjelaskannya begitu dalam.
Pada tulisan kali ini, aku ingin menyoroti satu ayat favorit, yaitu,
ࣖ اِنَّ هٰذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاۤءً وَّكَانَ سَعْيُكُمْ مَّشْكُوْرًا
Inna hāżā kāna lakum jazā’aw wa kāna sa‘yukum masykūrā(n).
Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu dan usahamu diterima dengan baik.
(QS Al-Insan ayat 22)
Kita tidak mengingat semua orang, bahkan jika mereka terkenal sekalipun. Kita hanya melihat dan mengingat yang relevan dengan diri kita sendiri. Seiring waktu, kerelevanan itu juga bisa tergantikan. Begitu juga diri kita di mata orang lain, hari ini mungkin sangat dekat dan dikenal, berganti hari dan berjalannya waktu bisa jadi esok terasa asing lalu terlupakan.
Ustaz Nouman Ali Khan juga menyampaikan bahwa merasa tidak diingat siapa-siapa itu benar-benar membuat overthinking. Karena itu, Allah bilang kalau Allah lihat kok setiap usaha kita, Allah lihat hal-hal baik yang sedang kita usahakan meskipun orang lain tak tahu dan tak terungkap ke publik, semua itu punya balasan dan nilai di mata Allah.
Kita memang ingin diingat. Karena itu, kita bisa bertanya pada diri sendiri sebelum melakukan sesuatu, Bagaimana Allah akan mengingat ini? Sehingga, setiap jalan yang tengah kita usahakan terdekap dalam taat, kita juga berusaha mengingat Allah selalu. Lawan dari kata ingat adalah lupa, setiap orang punya pilihan atas hidupnya dan ada konsekuensi yang akan menyertainya.
Allah juga bilang di Surah Al-Jatsiyah ayat 34, kalau akan datang nanti, hari di saat Allah akan melupakan manusia yang melupakan hari saat balasan itu ditampakkan.
Kita punya pilihan: mencari cara untuk dilihat manusia atau mencari cara agar dilihat Allah, no matter what people think.
Semoga kita mendapat apa yang Allah janjikan di Surah Al-Insan ayat 22 tersebut, atas setiap taat yang kita coba lakukan di tengah gempuran godaan sana sini. Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin. Wallahu a’lam bishawab.
Sincerely,
Indriana Rezkia
@rezkianaa
Sumber tulisan: