Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Nama saya Aifa Humaira Akmalia, dan ini adalah ayat favorit saya yang selalu bisa membuat saya menangis:
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu)?”
QS. Ad-Duha (93): 6

Saya kehilangan Ayah saya saat baru saja menginjak usia 11 tahun. Kala itu, saya benar-benar terpuruk, bahkan Mama saya saat hari kepergiannya sampai pingsan, mungkin karena sedih dan khawatir tentang bagaimana ia akan menghidupi 3 anaknya yang masih kecil-kecil. Kenangan tentang hari-hari yang saya habiskan bersama Ayah masih sering berkelebat di kepala saya hingga hari ini, 11 tahun sejak kepergiannya. Saya dan Ayah menghabiskan banyak waktu bersama, dan kepulangannya benar-benar membuat saya patah hati.
Hari berganti hari, saya lupa kapan tepatnya saya pertama kali menangis tersedu-sedu karena ayat ini, tapi suatu ketika saya merenung dan mencoba membaca terjemah Quran surah Ad-Duha. Ketika membaca ayat 6 di atas, seketika saya banjir air mata dan merasa tersentak. Seakan-akan Allah benar-benar berbicara kepada saya, Dialah yang menjadikan saya yatim dan Dia pula yang melindungi saya selama ini. Seakan-akan Allah sendiri berkata kepada saya, “tidak usah khawatir, Aku yang akan menjamin hidupmu, mencukupi dan melindungimu”.
Saat Ayah saya pergi, saya benar-benar merasa takut. Takut tidak ada yang bisa menghidupi kami lagi, walau memang dasarnya kami dari keluarga menengah ke bawah. Takut tidak ada yang menjaga dan membimbing saya lagi. Ayah saya yang mengajarkan saya salat tahajjud, puasa sunnah, salat duha, kajian, berbagi takjil, dan lainnya. Saya benar-benar ketakutan dan menyesal karena belum bisa berbakti banyak kepadanya.
Saya menangis setiap membaca ayat ini, karena semakin saya dewasa, saya semakin sadar bahwa Allah lah yang langsung mengambil peran Ayah saya yang hilang selama ini. Saya menemui banyak sekali orang-orang baik. Selama bersekolah dan kuliah, saya selalu mendapat beasiswa penuh, bahkan hingga biaya sehari-hari saya pun mendapatkannya (padahal, saya bersekolah di SMA swasta dan saat kuliah mendapat beasiswa swasta pula). Saya bahkan bisa ikut konferensi ke luar negeri. Bukan hanya saya, kakak dan adik saya pun selalu mendapat beasiswa, kakak saya bahkan pergi ke Korea Selatan dan Spanyol untuk lomba. Saat saya gap-year dan mengikuti karantina tahfiz, saya mendapat asrama di rumah mewah seharga 5 milyar lengkap dengan kolam renangnya, adik saya pun mendapat asrama di apartemen mahal dengan kolam renang. Selama SMA, saya mendapat kursus gratis, berkeliling Indonesia naik kapal feri, dan lainnya, yang diberikan melalui kepala sekolah saya.
Di samping rezeki materi, ada satu hal yang Allah jaminkan dalam ayat ini, yakni perlindungan. Saya selalu dikelilingi teman-teman yang baik dan saleh, bahkan teman-teman lelaki saya semuanya baik dan sopan, tidak pernah ada yang macam-macam. Saya sampai heran kalau melihat berita di media sosial banyak perilaku anak muda yang aneh-aneh, karena saya tidak pernah mengalaminya.
Pernah pula suatu saat saya di Lampung, tersesat sendirian tengah malam, dan saya bahkan melewati sekelompok begal, tetapi tidak ada yang terjadi pada saya. Saat pergi ke luar negeri atau luar kota pun saya selalu sendiri, tetapi tidak pernah terjadi keburukan pada saya. Setiap melewati kejadian seperti itu, saya merinding sendiri, mengingat betapa Allah yang Maha Menepati Janjinya untuk melindungi saya, dalam Al Quran surah Ad-Dhuha ini :’) lagi-lagi, saya menangis kalau mengingat bahwa sejatinya Allah tidak pernah meninggalkan saya, dan betapa lugunya saya kadang mengira bahwa Allah membenci saya jika ada keinginan saya yang belum tercapai.
Ustadz Nouman Ali Khan menjelaskan bahwa ayat ini difirmankan dalam bentuk pertanyaan retoris, “bukankah Dia menemukanmu yatim, lalu Dia melindungimu?”, sama seperti seorang partner bisnis yang biasa bertanya, “kapan kau akan kirim barang ini?” dan kita akan mudah menjawab, “aku sudah melakukannya kemarin, berulang kali, jangan khawatir! Bukankah aku sudah tunjukkan kepadamu bahwa aku bertanggung jawab akan tugas ini?”
Surah Ad Duha adalah kisah tentang insecurity Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam, yang pada saat itu selama 6 bulan lamanya beliau tidak mendapat wahyu apapun. Apakah Allah membencinya? Apakah ia tidak layak lagi menjadi nabi? Apakah agama ini
akan berhasil? Dan Allah menjawabnya bukan dengan kalimat masa depan, tetapi dengan masa lampau yang sudah Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam lewati. Bukankah selama ini Ia menjadikamu yatim, dan Ia melindungimu (melalui pamannya Abu Thalib)? Allah tidak meninggalkanmu, Allah tidak membencimu.
Kata yatim banyak diulang-ulang sebelum surah Ad-Dhuha, namun di surah ini Allah sendiri yang menunjuk Nabi sebagai yatim. Apa yang terjadi dengan anak yatim? Rasa sakit yang tidak bisa dibayangkan. Mengetahui bahwa tidak ada lagi yang bisa diminta pertolongan dan pelukan. Tidak ada lagi rumah untuk pulang. Tidak ada yang peduli kepada kita sebagaimana orangtua kita peduli terhadap kita! Tapi Allah-lah yang memberikanmu “IWA”, sebuah tempat bernaung, Ia menjadikanmu tamu di “rumah”-Nya. Allah-lah yang menjamin semua itu (saat mendengar ceramah ini, saya menangis lagi :’)).

Jadi di ayat 6 ini Allah seakan-akan berkata, “bukankah selama ini Allah sudah menjamin hidupmu? Jangan khawatir”. Sebelum Ayah saya pergi pun, keluarga kami memang kekurangan, tetapi selalu Allah cukupi. Kenapa ketika Ayah saya pergi kami perlu khawatir? Di usia 22 ini, saya semakin banyak khawatir tentang hidup, dan kadang saya merasa benar-benar butuh Ayah saya, namun saya kembali tersentak, “bukankah selama ini Allah sudah menjamin dan melindungimu? Kenapa masih khawatir?”
Ayat ini benar-benar berbicara kepada saya, dan mungkin anak yatim lainnya, untuk tetap percaya akan jaminan perlindungan dari Allah. Mungkin raganya telah terpendam dalam tanah, akan tetapi justru itu adalah saat di mana Allah menunjukkan Ya Allah, kami bersyukur atas nikmat-Mu, dan kami percaya akan jaminan kecukupan dari-Mu, dan kami akan tetap berada di jalan-Mu.
Untuk Ayah, meskipun hidupku jauh berbeda sejak kepergianmu, semoga Allah melapangkan kuburmu, menerima amal baikmu dan menghapus seluruh dosamu. Maha Suci Allah yang telah menjaga kami selama ketiadaanmu, dan semoga kita bisa kembali berkumpul di surga-Nya… aamiin.
Sekian, semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya. Baarakallahu fiikum.
Salam hangat, Aifa Humaira Akmalia
Alhamdulillah. Well statements dear. May Allah always protecting you, your brother, sister an mommy
LikeLike