
“Kita harus menata masa depan!” Kira-kira begitu, kalimat yang terngiang-ngiang di telingaku ketika Ibu merunutkan mimpi-mimpinya yang jauh ke depan. Beliau adalah seseorang yang aku anggap orang tua sendiri, aku banyak mengambil hikmah dari kisah hidup beliau. Jika boleh, ingin rasanya meniru keberanian beliau untuk menata masa depan, bukan sepertiku yang hanya menetap ingin seperti ini dan itu.
Mungkin tidak hanya aku saja yang merasa seperti ini, yang kebingungan dengan langkah apa yang harus diambil. Apakah menjalani hidup yang mengalir seperti ini juga bagian dari menata masa depan? Bagaimana orang lain memandangku? Pemikiran ini hilang dan timbul begitu saja.
Saat membuka YouTube, ada bahasan menarik yang disampaikan oleh Ustaz Nouman mengenai sebuah tujuan. Beliau mengatakan: ketika kita memiliki tujuan, bisa dikatakan kita mempunyai niat untuk melakukan sebuah pergerakan. Akan ada kekuatan dalam diri untuk memotivasi perubahan dari suatu keadaan ke keadaan lain atau dari satu hal ke hal lainnya.
Dalam sesi ceramah, Ustaz membahas Surah Luqman ayat ke-19:
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.”
Ayat ini sangat indah. Allah memberi tahu kita mengenai dua buah sikap yang harus dimiliki oleh seseorang. Konteks ayat ini memang meng-capture scene seorang ayah yang menasihati anaknya, tetapi tidak terbatas di situ saja. “Sederhanakanlah dalam berjalan.” Ustaz menghayati ayat ini sebagai sign bahwa Allah ingin kita menghargai setiap langkah yang kita ambil.
Terkadang, kita menciptakan sebuah tujuan yang sangat jauh, yang terlihat hebat dan dengan tergesa-gesa kita ingin menggapainya. Sehingga, langkah kecil yang sudah kita lakukan dirasa tidak berharga dan tidak menimbulkan efek apa pun. Maka Ustaz berpesan: buatlah target yang bisa kita lihat, bukan target yang berada di ujung lautan yang sama sekali tidak terlihat, tetapi mulailah dengan membuat satu kayuhan kecil di mana kamu konsisten melakukannya, sampai kamu merasa bahwa setiap hari kamu sudah menyelesaikan satu misi, itulah tujuan yang terlihat.
Kemudian kalimat selanjutnya di ayat tersebut, “Lunakkanlah suaramu.” Saat suara kita meninggi, ada sesuatu yang ingin kita sampaikan dan menuntut respons dari orang lain, entah itu perhatian atau eksistensi. Ustaz mengatakan: kita tidak perlu validasi dari orang lain terhadap apa yang kita kerjakan ketika kita fokus pada tujuan yang sudah kita buat.

Orang yang sudah memiliki tujuan yang jelas (clear purpose) akan melangkah dengan yakin. Kekuatan tidak datang dari validasi orang lain, tetapi datang dari anugerah yang Allah berikan.
Menatap apa yang menjadi tujuan kita adalah penting dan menata langkah untuk mencapai tujuan itu juga penting. Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan. Maka untuk siapa pun yang merasa langkah kecilnya biasa saja atau bahkan tidak berarti, itu adalah salah.
Hari ini coba pikirkan misi apa yang sudah kamu lewati, yang berbeda dari hari kemarin, tentunya dengan niat menuju tujuan yang baik. Maka, kamu telah berhasil dan pantas sekali kita bersyukur pada Allah yang menyampaikan kita pada keadaan hari ini dan bersemangatlah.
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),”
Firman Allah dalam Surah Al-Insyirah ayat ke-7.
Referensi: https://youtu.be/Mw4opBIhxo8
[…] المصدر: [MFA2023] Tujuan Mengarahkan Langkah – Tria Pratiwi – Nouman Ali Khan Indonesia […]
LikeLike