[MFA2023] Melihat Pohon dengan Sudut Pandang Berbeda – Isabella Kirei


Saat melihat sebuah pohon, apa yang kita lihat pertama kali? Batangnya yang kokoh, daunnya dan rimbun dan meneduhkan? Saat melihat pohon, apa yang kita pikirkan, adakah sebuah ayat yang melintas di hati kita? Kalau aku, aku teringat satu ayat di halaman akhir surat Yasin.



“Yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itukamu nyalakan (api) dari kayu itu.” (QS Yasin ayat 80)


***


Akhir tahun 2020 yang lalu, saya mengikuti Indonesia Guidelight Project Batch 3. Dari program itu, saya mulai mendengarkan kajian penjelasan tentang surat Yasin, salah satunya penjelasan dari Ustadz Nouman Ali Khan.


Ustadz Nouman menjelaskan bahwa di surat Yasin ada dua ayat yang membahas tentang pohon atau pepohonan. Yang pertama di ayat 33-34. Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan ayat-ayat-Nya, berupa biji-bijian. Yang dari biji itu Allah tumbuhkan menjadi
pohon. Bukan cuma satu pohon, tapi kemudian menjadi kebun. Dan kebun-kebun (jannatin) itu seharusnya mengingatkan kita akan surga. Proses terbentuknya kebun pun sifatnya alami, Allah yang turunkan hujan, lalu dari biji yang mati, tumbuh menjadi pohon, kemudian
menjadi kebun.


Ayat yang kedua tentang pohon ada di ayat 80. Di dua ayat sebelumnya, Allah mengingatkan lagi tentang penciptaan kita, kemudian menunjukkan keraguan manusia akan hari kebangkitan. Lalu kita diingatkan tentang Allah, bahwa Allah-lah yang menciptakan
manusia dari awal ia belum berbentuk apa-apa. Allah juga mengajak kita mengingat pohon.


Ya, pohon yang sama yang disebutkan juga di ayat 33-34. Tapi kali ini berbeda, kalau sebelumnya dari biji menjadi pepohonan dan kebun. Kali ini Allah mengingatkan bahwa pohon yang kita pakai untuk membuat api, itu juga Allah yang menciptakan.


Awalnya saya berpikir api adalah hal penting untuk manusia, maka Allah mengingatkan bahwa kita tidak bisa membuat api tanpa kayu dari pohon yang Allah tumbuhkan. Tapi ternyata ada pesan lain di sana.
***

“Dia berkata, Dia memberi kemampuan bagi pohon hijau.. pohon hijau sempurna untuk berubah menjadi api, tapi tidak bisa berubah menjadi api dengan sendirinya. Buah muncul dengan sendirinya, keindahannya muncul dengan sendirinya, tapi api tidak.


Fa idzaa antum min-hu tuuqiduun(a).” (QS Yaa Siin ayat 80)
Kamu harus menyulutnya sendiri, kamu harus mengambil pohon hijau sempurna ini lalu mengubahnya menjadi api.
Apa yang dikatakan Allah? Dia berkata jalan menuju surga itu alami, tapi kamu berbuat diluar batas menghancurkan alam yang diciptakan Allah bagimu, lalu menyulutkan api itu sendiri. Allah tidak menempatkanmu di api neraka, kamu menyulutnya sendiri.


Fa idzaa antum min-hu tuuqiduun(a).” (QS Yaa Siin ayat 80)
Betapa hebatnya ayat ini. Betapa sempurna gambaran ini, kita takkan melihat pohon
dengan cara yang sama lagi.” – Nouman Ali Khan [1]


Sejak mendengar penjelasan itu, sudut pandang saya saat melihat pohon jadi berbeda. Saya mulai sadar bahwa dari pohon kita bisa teringat surga dan neraka. Dari pohon kita diingatkan bahwa jalan ke surga itu alami, sedangkan jalan ke neraka itu karena perbuatan tangan kita yang memilih untuk menyalakan pohon itu menjadi api. Allahummaghfirlana.


Sungguh, kalau kita mau meluangkan waktu sejenak untuk mentadabburi ayat-ayatNya, baik yang di Quran, maupun yang ada di bumi. Kita akan menemukan lebih banyak lagi makna dan pelajaran. Makna dan pelajaran yang akan mengajak kita untuk selalu mendekat
kepada Allah.


Terakhir, mari perbanyak doa di bulan Ramadan, salah satunya doa ini. Allahumma inna nas-aluka ridhaaka wal jannah, wa na’uudzubika min sakhaatika wannaar. Aamiin.


Wallahua’lam.
Keterangan:


[1] https://nakindonesia.com/2016/05/15/kesimpulan-surah-yasin/

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s