Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-501
Topik: Divine Speech
Kamis, 4 November 2021
Materi VoB Hari ke-501 Pagi | The Seeker and the Sought are both Inherently Weak
Oleh: Heru Wibowo
#ThursdayDivineSpeechWeek71Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Sungguh aneh orang-orang yang memuja patung. Bahkan mereka tidak mampu mempertahankan makanan-makanan sesaji dari serangan lalat.
Yaa ayyuhannaas (يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ). Wahai manusia!
Dhuriba matsalun (ضُرِبَ مَثَلٌ). Telah dibuat sebuah perumpamaan.
Makna dhuriba di sini tidak sekadar “dibuat” tapi dengan penekanan bahwa perumpamaan yang dibuat itu membawa kesan yang mendalam dan “menampar” pihak-pihak yang diingatkan.
Fastami’uulah (فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ). Maka, dengarkanlah!
Innalladziina tad’uuna min duunillaah (إِنَّ الَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ). Sesungguhnya apa saja yang kalian seru selain Allah (jumlahnya tiga atau lebih).
Lan yakhluquu dzubaaban (لَنْ يَّخْلُقُوْا ذُبَابًا). Sekali-kali tidak akan pernah menciptakan seekor lalat.
Walawijtama’uu lah (وَّلَوِ اجْتَمَعُوْا لَهٗ). Meskipun mereka berkumpul bersama atau bersatu padu untuk menciptakannya.
Wa in yaslubhum adzdzubaabu syay-an (وَإِنْ يَّسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْـًٔا). Jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka.
Yaslubu adalah Fi’il Mudhaari’ alias bentuk present atau future. Fi’il Maadhii atau bentuk lampaunya adalah salaba (سَلَبَ). Artinya: merampas.
Laa yastanqidzuuhu minh (لَّا يَسْتَنْقِذُوْهُ مِنْهُۗ). Tidak mampu mereka merebutnya kembali dari lalat itu.
Yastanqidzu (يَسْتَنْقِذُ) adalah Fi’il Mudhaari’ dari Fi’il Maadhii istanqadza (اِسْتَنْقَذَ). Artinya: merebut kembali.
Dha’ufa aththaalibu wa al-mathluub (ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوْبُ). Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.
(QS Al-Hajj, 22:73)
Bahkan ketika insiden perampasan seperti itu terjadi pada Fir’aun, tidak peduli sehebat apa pun dia atau sebanyak apa pun tentaranya, Fir’aun tetap tidak mampu mendapatkan kembali secuil makanannya yang telah dirampas lalat itu.
Fir’aun pun tak berdaya melawan lalat.
Begitu mudahnya Allah menjelaskan ketakberdayaan tuhan-tuhan palsu tanpa harus memberikan contoh yang terlalu canggih. Dengan seekor lalat saja sudah cukup. Sesederhana itu.
Tapi cerita tentang lalat itu bukanlah pelajaran intinya. Pelajaran yang sesungguhnya dari ayat ini adalah dha’ufa aththaalibu wal mathluubu (ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوْبُ).
The seeker and the sought are both inherently weak. Yang menyembah dan yang disembah, dua-duanya sama-sama lemahnya.
Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Divine Speech / 11. We in Quran (23:17 – 25:26)
Materi VoB Hari ke-501 Siang | If You Wanna Be Strong, Seek ALLAH
Oleh: Heru Wibowo
#ThursdayDivineSpeechWeek71Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Kaum musyrikin itu lemah. Dan patung-patung yang disembahnya juga lemah. Dua-duanya sama-sama lemahnya.
Tentara Fir’aun, orang-orang yang menyembah Fir’aun itu lemah. Fir’aun sendiri juga lemah. Dua-duanya sama-sama lemahnya.
Seorang mahasiswa doktoral di New York University pernah mengalami musibah hilangnya disertasinya.
Dia tidak punya salinan disertasi itu dan kampus pun tidak memiliki arsipnya. Entah hilang, terselip, atau apa.
Kejadiannya sudah cukup lama, tapi mahasiswa tadi masih sering datang ke kampus dan berorasi, “Jangan kuliah di kampus ini! Mereka akan mencuri karya ilmiah kamu! Pejabat kampus ini orangnya jahat! Tidak ada pendidikan yang nyata di kampus ini!” Dan seterusnya.
Dia harus dibawa ke sebuah rumah sakit jiwa untuk menerima perawatan. Tapi setelah selesai perawatan, dia kembali ke kampus untuk berorasi.
Ini adalah sebuah contoh betapa dia telah menuhankan PhD-nya.
Ketika dia tidak mendapatkannya, secara mental dia berantakan.
Beda orang, beda tuhan. Ada yang menuhankan penampilan. Ada yang menuhankan uang. Ada yang menuhankan status. Ada yang menuhankan pakaian.
Dha’ufa Ath-Thaalibu Wal-Mathluubu adalah ayat yang dahsyat. Karena apa yang kita kejar dan tuhankan selain Allah itu lemah dan membuat diri kita lemah.
Ayat berikutnya tidak kalah dahsyatnya.
مَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖۗ إِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ
Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (QS Al-Hajj, 22:74)
Apa pelajaran yang bisa kita petik dari Al-Hajj 73 dan 74?
If you learn to seek Allah, you will become strong because everything other than Allah is weak which will make you weak.
Jika Anda belajar mencari Allah, Anda akan menjadi kuat karena segala sesuatu selain Allah lemah yang hal itu akan membuat Anda lemah.
So if you wanna be strong, seek Allah.
Jadi jika Anda ingin menjadi kuat, carilah Allah. Kejarlah Allah, jangan mengejar tuhan-tuhan selain Allah yang pasti lemah dan melemahkan.
Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Divine Speech / 11. We in Quran (25:26 – 31:52)
Materi VoB Hari ke-501 Sore | Dari Pemilik Dealer Mobil Mewah Hingga Menjadi Penjual Pizza
Oleh: Heru Wibowo
#ThursdayDivineSpeechWeek71Part3
Part 3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Ada seorang teman Ustaz yang tinggal di New Orleans. Ayahnya punya dealer mobil. Ayahnya tidak ingin “bergaul” dengan riba sehingga semua mobilnya dibeli secara tunai. Padahal yang ia beli hanya mobil-mobil mewah.
Setelah badai Katrina, semuanya hilang. Rumahnya, dealer mobilnya, mobil-mobilnya, semuanya hilang. Yang tersisa hanya satu mobil Lexus yang berhasil diselamatkan.
Enam bulan setelah badai berlalu, Ustaz mengunjungi temannya itu. Dia menjadi pengantar pizza, menggunakan Lexus itu, satu-satunya mobil yang tersisa.
Ayah dan ibunya bekerja di Pizzeria.
Keluarga ini sebelumnya kaya raya dan memiliki bisnis mobil mewah. Setelah badai Katrina, mereka menjadi karyawan penyedia pizza.
Enam bulan setelah badai berlalu itu pula, Ustaz berkesempatan untuk berbicara dengan ayah temannya itu.
“Bagaimana Om, kabarnya?”
“Alhamdulillah kami baik dan kami happy.”
Tentu saja Ustaz heran. Bagaimana bisa seseorang yang kehilangan sebuah bisnis besar, bisa mendeklarasikan bahwa dirinya happy.
Beberapa menit kemudian Ustaz mendapatkan penjelasan mengapa ayah temannya itu bilang happy setelah badai Katrina menyapu bersih bisnis keluarganya.
“Saat kami masih memiliki bisnis mobil mewah, setiap harinya yang dibahas cuma pemasukan, keuntungan, tagihan, pajak, dan yang serupa itu.”
“Allah mengambil semuanya sehingga sekarang saya punya waktu untuk salat subuh di pagi hari, saya juga bisa mulai menghafalkan Al-Qur’an lagi.”
“Rumah kami masih ada atapnya. Meja makan kami masih terisi sajian yang bisa kami makan sekeluarga. Tidak ada yang perlu dikeluhkan.”
Ustaz terpana. Dha’ufa ath-thaalibu wa al-mathluubu.
Ustaz membayangkan jika yang tertimpa musibah hilangnya bisnis mobil mewah bukan keluarga itu.
Siapa saja, jika yang mereka kejar bukan Allah, jika mereka tertimpa kehilangan seperti keluarga tadi, apa yang terjadi selanjutnya?
Biasanya, orang-orang yang tidak beriman, yang mengalami kejadian yang seperti itu, ujung-ujungnya adalah bunuh diri.
Jika yang dikejar hanya uang, bisnis, pemasukan, jabatan, status, nama baik, ketenaran, atau yang sejenisnya, dan bukan Allah, maka bersiaplah untuk akhir hidup yang menyedihkan.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk tidak mengejar sesuatu yang salah.
Insyaa Allaah kita lanjutkan pekan depan.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Divine Speech / 11. We in Quran (31:52 – 34:57)
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah