Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-490
Topik: Heavenly Order
Ahad, 24 Oktober 2021
Materi VoB Hari ke-490 Pagi | The Hearing and the Sight and the Feeling
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek70Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Setelah kita mendengar dan memahami ayat-ayat-Nya, seharusnya ada perubahan dalam cara kita melihat sesuatu. Dan perubahan cara pandang kita itu, seharusnya juga memengaruhi hati kita.
Jadi ada hubungan yang progresif antara mendengar, melihat, dan merasakan pengaruhnya di hati kita.
Saking pentingnya hal ini, Ustaz ingin supaya kita memahaminya dengan baik. Maka, Ustaz pun mengulangi penjelasannya.
Saat kita mendengar sesuatu, seharusnya yang kita dengar itu mengubah cara kita dalam melihat sesuatu.
Selanjutnya, karena kita melihatnya secara berbeda, maka hal itu memengaruhi hati kita.
Setiap kali kita melihatnya, ada pengaruh yang terjadi di dalam hati kita.
Itulah manifestasi dari assam’a wal-abshara wal-af-idah.
Di Al-Qur’an, tiga kita ini (ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ), dengan kata-kata yang sama dan dalam urutan yang persis sama, dijumpai di An-Nahl 78, Al-Mu’minun 78, As-Sajdah 9, dan Al-Mulk 23.
Bagaimana hati kita bisa kena pengaruh?
La’allakum tasykurun (لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْن). “Agar kalian semua bersyukur” (QS An-Nahl, 16:78).
Atau, qalilan ma tasykurun (قَلِيلًا مَا تَشْكُرُوْن). “Sedikit sekali kalian bersyukur” (QS Al-Mu’minun 23:78, QS As-Sajdah 32:9, dan QS Al-Mulk 67:23).
Apa implikasinya?
Bagaimana cara kita memahaminya?
Bagaimana supaya ayat ini bisa masuk dan memengaruhi hati kita?
Insyaa Allaah kita lanjutkan pembahasan dan penjelasannya di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 07_Linear Coherence of a Passage_Al-Baqarah,Ali’Imran, An-Naba, An-Nahl (36:12 – 36:42)
Materi VoB Hari ke-490 Siang | Kita, Rahim Ibunda, Burung-Burung, dan Angkasa Raya
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek70Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Allah mengeluarkan kita dari rahim ibunda kita. Sebelumnya, ketika kita masih berada di dalamnya, kita dikelilingi oleh dinding rahim yang membuat kita nyaman.
Rahim ibunda telah menjadi “amplop” yang membuat kita merasa betah di dalamnya.
Tapi ada saatnya di mana kita tidak bisa lagi berada di situ. Kita tidak bisa lagi berada di “kemasan” yang telah Allah anugerahkan untuk kita itu.
Oke, yang pertama kali perlu kita sadari adalah bahwa Allah telah melindungi kita selama kita berada dalam rahim ibunda kita.
Lalu, Allah mengeluarkan kita dari sana.
Setelah kita menjadi “alumnus” rahim, coba kita ingat-ingat lagi: masih ingatkah kita dengan saat-saat di mana kita berada di rahim ibunda?
Masih ingatkah betapa kita merasa nyaman di sana dan sesekali merasakan “sentuhan” ibunda yang mengelus-elus kita dari luar dinding rahim?
Tidakkah kita membayangkan betapa luar biasanya Allah menjaga kita sejak kita berada di dalam rahim?
Seharusnya hal itu juga membuat kita merenungkan betapa luar biasanya Allah menjaga burung-burung berada di angkasa raya.
Lihatlah langit itu! Musakhkharatin fi jawissama’ (مُسَخَّرٰتٍ فِى جَوِّ ٱلسَّمَآءِ). Lihatlah burung-burung yang terbang bebas di atas sana.
Maa yumsikuhunna illallah (مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللّٰهُ). Tidak ada yang menahannya, menjaganya tetap di atas sana, selain Allah.
Sebagaimana tidak ada yang menahan kita, atau menjaga kita tetap nyaman selama berada di dalam rahim ibunda kita dulu, selain Allah.
Perenungan ini seharusnya membuat kita merasakan hal yang berbeda. Ada yang berbeda saat kita melihat burung-burung di angkasa.
Setelah perenungan ini, saat kita melihat burung-burung yang terbang bebas di angkasa raya, kita seharusnya mengingat betapa kita juga pernah “bebas” dan nyaman berada di dalam rahim ibunda.
Burung-burung di angkasa itu berada dalam kasih sayang Allah sebagaimana kita di dalam rahim dulu juga begitu.
“Dunia” burung-burung itu adalah angkasa raya. “Dunia” kita dulu adalah rahim ibunda kita.
Maka, melihat burung-burung itu saja, seharusnya sudah cukup untuk meningkatkan keimanan kita.
Dan meskipun kita telah keluar dari perlindungan rahim ibunda, Allah memberi kita tempat perlindungan yang baru.
Wallahu ja’ala lakum min buyutikum sakanan (وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْۢ بُيُوْتِكُمْ سَكَنًا). Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal.
Bagaimana saat kita sedang tidak berada di dalam rumah? Misalnya, ketika kita sedang bepergian. Ke daerah yang sangat dingin, misalnya?
Allah menyediakan “rumah” berupa pakaian dari kulit hewan yang membuat kita tetap hangat dan nyaman meski dalam cuaca yang dingin.
Kasih sayang Allah tidak pernah berubah. Ada kenyamanan saat kita dulu di rahim ibunda. Ada kenyamanan lagi saat kita mengenakan pakaian hangat anugerah-Nya.
Terlalu mudah bagi Allah untuk melindungi kita. Bahkan ketika kita sedang bepergian atau tidak berada di dalam rumah.
Insyaa Allaah kita lanjutkan pembahasannya di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 07_Linear Coherence of a Passage_Al-Baqarah,Ali’Imran, An-Naba, An-Nahl (36:42 – 38:22)
Materi VoB Hari ke-490 Sore | Dari An-Nahl 78 Hingga 81
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek70Part3
Part 3
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Bahkan ketika kita tidak terlindungi secara fisik, Allah masih melindungi kita dengan “bayangan”.
Wallahu ja’ala lakum mimma khalaqa zhilalan.
“Dan Allah telah menciptakan untuk kalian naungan atau bayangan.” (QS AnNahl, 16:81)
Kita pun terlindung dari badai saat di gunung karena Allah menciptakan “rahim” di sana: kita bisa bersembunyi di dalam gua yang ada Allah sediakan di gunung
(waja’ala lakum minal jibali aknanan).
Kita terlindung dari kepanasan karena Allah memberi kita pakaian
(waja’ala lakum sarabila taqikumul harra).
Kita menjadi terlindung saat peperangan karena Allah memberi kita pakaian (baju besi) sebagai alat pelindung diri (wasarabila taqikum ba’sakum).
Dulu kita tidak tahu apa-apa. Kita berpikir bahwa kita ini tidak berdaya saat kita berada di dalam rahim dulu.
Allah mengingatkan kita, sebenarnya kita masih aman karena kita masih berada “di dalam pakaian kita”.
Sebagaimana kita aman dari badai saat kita berada di dalam gua.
Sebagaimana kita aman dari kehujanan saat kita berada di dalam rumah.
Sebagaimana burung-burung aman beterbangan karena mereka berada “di dalam langit”.
Ada sebuah ayat yang indah yang melukiskan betapa kita meninggalkan semua “bungkus perlindungan Allah” itu kelak di hari penghakiman.
Wataraktum ma khawwalnakum wara-a zhuhurikum.
وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَٰكُمْ وَرَآءَ ظُهُورِكُمْۖ
“… dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) …”
(QS Al-An’am, 6:94)
Perlindungan yang paling jelas, paling kasatmata, paling mudah dipahami, adalah rahim seorang ibu.
Tapi perlindungan selain itu, yang sudah dijelaskan dan dicontohkan di penjelasan sebelumnya, tidak senyata dan sekasatmata rahim ibunda.
Jadi, dari An-Nahl 78 hingga 81, Allah menjelaskannya secara progresif, satu demi satu, sedikit demi sedikit.
Subhanallah.
Semoga kita semua cukup pandai untuk bersyukur dan berserah diri.
Insyaallah kita lanjutkan pembahasannya di kesempatan berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 07_Linear Coherence of a Passage_AlBaqarah,Ali’Imran, An-Naba, An-Nahl (38:22 – 40:30) [End]
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah