[VoB2021] Penderitaan Rasulullah ﷺ


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-482

Topik: Historical Order

Sabtu, 16 Oktober 2021

Materi VoB Hari ke-482 Pagi | Penderitaan Rasulullah ﷺ

Oleh: Muchamad Musyafa

#SaturdayHistoricalOrderWeek69Part1

أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يَنۡهَىٰ

 عَبۡدًا إِذَا صَلَّىٰٓ  

Dari awal surat Al-Alaq, sampailah kita ke ayat sembilan ini. Pada saat menerima ayat ini, Muhammad sudah diangkat menjadi seorang Rasul. Nabi Muhammad ﷺ tersadarkan bahwa ketika ia membawa ayat-ayat Allah ﷻ, maka akan banyak orang yang terusik. Banyak orang yang tidak akan suka mendengar dakwahnya.

Apakah kamu melihat orang-orang yang melarang?

Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?

Melarang siapa?

Seorang hamba ketika dia melaksanakan salat

⛰️🪨

Waktu turunnya ayat ini, maksud hamba ini adalah nabi Muhammad ﷺ sendiri.

Ada yang berpendapat bahwa ayat ini turun karena Abu Jahal mengancam Rasulullah yang mendirikan salat di Ka’bah. Abu Jahal berkata bila Muhammad salat di sana, maka ia akan menginjak kepala Rasulullah ﷺ. Tetapi Rasulullah tak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Abu Jahal. Beliau tetap fokus melaksanakan salat di depan Ka’bah.

Ada juga yang berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa di Taif. Kita tahu bahwa peristiwa pengusiran Rasulullah di Taif berlangsung pada tahun kesepuluh sejak kenabian Muhammad ﷺ. Saat itu Rasululullah ﷺ hampir terbunuh, beliau dilempari batu oleh penduduk Taif. Rasulullah terluka.

🌋🪨

Atas peristiwa di Taif itu, pertama kalinya Rasulullah “mengeluh” pada Allah ﷺ atas kelemahannya. Beliau berdoa:

“Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia.”

“Wahai Zat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jugalah pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?”

“Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku.”

⛰️🪨

Walaupun Rasulullah ﷺ merasa saat itu dirinya begitu lemah, beliau mengaku tetap rela menjalani itu semua jika Allah menyukai usaha/pengorbanannya itu. Karena baginya, nikmat Allah ﷻ sudah begitu besar baginya.

Mendengar doa itu, beberapa saat kemudian datanglah Jibril. Dia Jibril menyeru pada Rasulullah ﷺ:

“Sesungguhnya Allah sudah mendengar apa yang dikatakan kaummu kepadamu, dan apa yang mereka lakukan terhadapmu. Allah telah mengutus seorang malaikat penjaga gunung agar engkau bisa menyuruhnya menuruti apa pun yang kau kehendaki.”

Lalu malaikat penjaga gunung itu berseru pada Rasulullah ﷺ:

“Wahai Muhammad, itu sudah terjadi. Dan apa yang engkau kehendaki? JIka engkau menghendaki untuk meratakan Akhsyabaini, tentu aku akan melakukannya”

Akhsyabaini adalah dua gunung di Makkah.

🌋🪨

Rasulullah menjawab:

“Bahkan aku berharap kepada Allah. Dia mengeluarkan dari kalangan mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya.”

Dalam jawaban yang disampaikan Rasulullah ﷺ ini tampak kepribadian beliau yang amat menawan dan akhlak beliau yang agung.

⛰️🪨🌋⛰️🪨🌋🪨

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (42:01 – 44:31)


Materi VoB Hari ke-482 Siang | Pembelaan untuk Rasulullah ﷺ

Oleh: Muchamad Musyafa

#SaturdayHistoricalOrderWeek69Part2

🛡️🛡️

Ada beberapa ulama berpendapat di dalam buku Sirah mereka, bahwa sejak Rasulullah ﷺ berdoa di Taif, dan sejak para malaikat berseru padanya bahwa ia siap meratakan dua gunung untuk menghukum penduduk Taif, saat itu adalah titik balik bagi Rasulullah ﷺ. Setelah peristiwa itu, Allah ﷻ tidak lagi memperbolehkan orang lain menyiksa Rasulullah ﷺ.

Salah satunya, yaitu ketika Rasulullah ﷺ sedang salat di Ka’bah. Lalu Abu Jahal berusaha menginjak kepala dan leher Rasulullah ﷺ. Akan tetapi ketika mendekat justru Abu Jahal malah berhenti diam tak bergerak. Lalu kembali dan membatalkan niatnya.

Kaum Qurays berkata, “Abu Jahal, itu Muhammad… Katanya kau hendak menginjak kepalanya, kenapa kau malah kembali?”

“Jika kalian tahu apa yang aku lihat, niscaya kalian akan menangis darah,” jawabnya.

“Maka apa yang kau lihat?”

Abu Jahal menjawab, “Aku melihat antara aku dan Muhammad dipisah oleh parit yang di dalamnya ada api yang berkobar-kobar, makhluk yang menakutkan dan sayap-sayap.”

Kemudian Rasulullah SAW berkata: “Andai dia sedikit lagi mendekat kepadaku, niscaya tubuhnya akan disambar Malaikat dan terkoyak satu persatu”.

Jadi mulai saat itu, Allah ﷻ menjaga Rasulullah dari siksaan orang-orang kafir di Mekah.

🛡️🛡️

Bercerita tentang Abu Jahal ini, nama aslinya adalah Amr bin Hisyam bin Mughirah. Julukannya adalah Abu Hikam. Bapak Kebijaksanaan. Dalam kalangan penduduk Mekah, ia memang terkenal sebagai orang yang mulia, kedudukannya sangat terpandang, dia sangat pintar dan bijak. Banyak keputusan baik yang dia putuskan untuk kebaikan kota Mekah.

Sejak penolakannya terhadap Islam, ia dijuluki Abu Jahal, Bapak Kebodohan. Abu Jahal adalah sebuah julukan yang menyindir betapa orang yang dianggap bijaksana itu bisa begitu menolak dakwah Islam.

Rasulullah ﷺ sendiri sebenarnya mengakui reputasi baik seorang Amr bin Hisyam ini di mata ornag Mekah. Rasulullah ﷺ tahu bahwa Amr bin Hisyam memiliki pengaruh yang kuat di kota Mekah. Oleh karena itu Rasulullah pernah berdoa kepada Allah ﷻ:

Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari dua عمر: (yakni) Abu Jahal Amr bin Hisyam atau Umar bin Khattab,”.

🛡️🛡️

Dan Allah ﷻ menjawab doanya, Allah memberinya Umar bin Khatab untuk berdiri disisi Rasulullah ﷺ, bukan Abu Jahal Amr bin Hisyam.

Dari doa tersebut, sebenarnya kita bisa memahami bahwa sebenarnya seorang Abu Jahal ini memiliki potensi untuk menjadi orang yang baik. Begitu pun Allah yang Maha Mengetahui, ia tahu juga ada potensi dari seorang Abu Jahal. Hal ini disampaikan pada firman-Nya:

“bagaimana pendapatmu jika dia berada di atas kebenaran (petunjuk),”

“atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?”

Pada ayat ini, Allah ﷻ mengajak berandai bagaimana orang yang biasanya melarang seorang hamba menunaikan salat, lalu ia berbalik haluan, lalu berdiri di atas kebenaran dan ikut serta mengajak orang lain bertakwa pada Allah ﷻ.

InsyaAllah bersambung pekan depan

🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (44:31 – 50:00)

🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s