[VoB2021] Terhubung dengan Ilmu


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-468

Topik: Historical Order

Sabtu, 2 Oktober 2021

Materi VoB Hari ke-468 Pagi | Terhubung dengan Ilmu

Oleh: Vivin Ardiani

#SaturdayHistoricalOrderWeek67Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Ada tiga anugerah Allah yang dikaruniakan kepada manusia. Ustaz menyebutnya heavenly gifts.

1. Berpakaian

 قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا 

Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi aurat kamu. (QS Al-A’raf, 7:26)

Berpakaian bukanlah sesuatu yang muncul akibat evolusi atau antropologi, melainkan keberkahan dari Allah.

2. Berbicara

عَلَّمَهُ ٱلْبَيَانَ 

Mengajarnya pandai berbicara. (QS Ar-Rahman, 55:4)

Allah mengajarkan bahasa. Kemampuan manusia untuk berbicara, berkomunikasi, menyusun kata, dan berartikulasi, juga bukan hasil evolusi. Tapi Allah ilhamkan kemampuan tersebut kepada kita. 

3. Menulis

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ 

Yang mengajar (manusia) dengan pena. (QS Al-‘Alaq, 96:4)

Allah mengaruniakan kita tidak hanya kemampuan untuk berbicara, tetapi juga menulis. Menulis adalah cara untuk mengabadikan/mendokumentasikan apa yang kita bicarakan. 

Berbeda dengan surah ar-Rahman yang hanya menyebut satu karunia Allah, QS Al-‘Alaq menyebutkan dua hal sekaligus: membaca dan menulis. Yang dengan kedua nikmat itu kita bisa membaca apa yang telah Allah tuliskan untuk kita. Tujuan akhirnya adalah kita bisa memaksimalkan kemampuan berbicara dan menulis untuk berpaut pada Al-Qur’an. 

Qur’an, bukan bermakna sesuatu yang dibaca. Qur’an bermakna bacaan. Dan bacaan itu tidak akan berefek jika pembacanya tidak benar-benar terhubung dengan Al-Qur’an.

📝

Dari ayat 1-5, ada pengulangan kata:

Iqra (ayat 1), iqra (ayat 3)

Khalaq (ayat 1), khalaq (ayat 2)

‘Allama (ayat 4) , ‘allama (ayat 5)

Kata-kata yang berulang memiliki keterkaitan topik.

ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ -٤- عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ -٥-

Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-‘Alaq, 96:5)

Allah mengajarkan manusia berbagai ilmu melalui pena. Kalau orang-orang terdahulu tidak menulis, generasi berikutnya tidak akan mendapat pengetahuan apa pun. Pengetahuan kita hari ini bersumber dari arsip histori atau perkamen yang ditulis berabad-abad lalu. 

Pengetahuan di masa lalu menjadi fondasi atas perkembangan pengetahuan berikutnya. Misalnya buku kuliah yang terus diperbarui edisinya. Mulai dari edisi satu, dua, tiga, empat, berarti ada riset baru yang ditambahkan atas buku sebelumnya. Bayangkan jika tidak ada pena, bagaimana ilmu itu dapat diabadikan?

Sains, pengobatan, teknologi masa kini adalah buah dari pengetahuan di masa lalu yang terus diperbarui. Kita menyebutnya next-gen technologies, pembaruan atas teknologi sebelumnya. 

Itulah perkembangan ilmu pengetahuan manusia.

Di sisi lain, jika makna pena yang diambil mengacu pada pena di surga, maka ayat ini berarti bahwa manusia tidak akan memiliki akses ke Qur’an jika Allah tidak mengajari manusia membaca dan menulis.

Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

📝📝📝

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (30:02 – 34:14)


Materi VoB Hari ke-468 Siang | I Don’t Need Anybody Else

Oleh: Vivin Ardiani

#SaturdayHistoricalOrderWeek67Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Allah ingin menyoroti satu hal bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang sacred, suci. Semua pengetahuan bersumber dari Allah. Kita tidak bisa memisahkan ilmu agama dari ilmu dunia. Belajar biologi, fisika, misalnya, berarti kita juga sedang belajar tentang ilmu yang diajarkan Allah, belajar tentang sesuatu yang diizinkan Allah untuk masih terekam.

Ada ungkapan yang terkenal, “Orang menuntut ilmu pada mulanya bukan karena Allah. Tetapi ilmu itu sendiri mau tidak mau, melainkan akan menuju kepada Allah pula.”

Pun halnya belajar agama, kita tidak bisa memisahkannya dari ilmu dunia. Kita tidak bisa mempelajari Al-Qur’an tanpa belajar sejarah.

 سِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ بَدَأَ ٱلْخَلْقَۚ     

Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk) (QS Al-‘Ankabut, 29:20)

Allah memerintahkan manusia untuk mengembara di muka bumi dengan berpikir. Apakah pengetahuan asal muasal spesies makhluk hidup bisa didapat dari perpustakaan Islam? Tidak. Kita harus mengeksplor, mencari dari sumber lain, mengunjungi situs-situs sejarah/arkeologi.

Itulah sebabnya kedua ilmu ini seharusnya berjalan beriringan.

📝

Usai menguraikan ayat 1-5 sebagai wahyu yang pertama turun, Ustaz melanjutkan bagian kedua dari surah Al-‘Alaq.

Rasulullah melihat kejahilan pada kaumnya. Beliau memilih menarik diri, menyendiri ke gua. Allah mengetahui kegundahan hati Rasulullah. Allah membenarkan masalah yang diadukan Rasulullah.

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ 

Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, (QS Al-‘Alaq, 96:6)

Tughyaan berarti melewati batas, seperti air yang melebihi batasnya.

أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ 

Apabila melihat dirinya serba cukup. (QS Al-‘Alaq, 96:7)

Mereka melampaui batas karena mereka melihat dirinya istighna – berkecukupan, tidak membutuhkan orang lain. Seperti orang yang tetap melaju melewati lampu merah karena ia merasa tidak melihat polisi. Ia merasa merdeka. Terbebas dari konsekuensi atas perbuatannya. 

Ustaz menyebut salah satu ayat di Al-Qur’an,

وَلَوْ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزْقَ لِعِبَادِهِۦ لَبَغَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ  

Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, (QS Asy-Syura, 42:27)

Jadi seandainya semua manusia hidup mewah, memiliki kekayaan melimpah, atau kekuasaan yang sudah di puncak, mereka akan menjadi hamba yang melampaui batas dan berlaku sewenang-wenang. Sehingga akan terjadi kerusakan yang lebih besar.

Orang-orang yang merasa dirinya bebas dari konsekuensi atas perbuatan mereka, mereka akan terus-menerus dalam keburukan. 

Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

📝📝📝

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (34:15 – 38:50)


Materi VoB Hari ke-468 Sore | Kami Dengar dan Kami Taat

Oleh: Vivin Ardiani

#SaturdayHistoricalOrderWeek67Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Setelah mengungkap diagnosis permasalahan bahwa manusia melampaui batas karena istighna, Allah memberikan solusinya di ayat ke-8:

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلرُّجْعَىٰٓ 

Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu). (QS Al-‘Alaq, 96:8)

Solusinya adalah dengan keyakinan bahwa ia akan kembali pada Tuhannya.

Meyakini bahwa ia akan dihisab atas perbuatannya,

Meyakini bahwa ia akan dihadapkan pada Allah untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal selama hidup di dunia.

Dengan menginternalisasi nilai-nilai tersebut, perilaku seseorang bisa berubah. Cara bicara, berpikir, bahkan gaya hidup akan berubah.

Ustaz memberikan contoh klasik.

Pelarangan minuman beralkohol (minol) di Amerika. Pelarangan ini justru menghasilkan plot twist yang memperburuk produksi dan distribusi minol secara ilegal. Mereka melakukannya di ruang-ruang bawah tanah, bahkan anggur diperas menggunakan kaki. Minol yang disebut moonshine (karena diproduksi di waktu malam di bawah cahaya bulan) merebak hampir di seluruh wilayah. 

Like as …

“Jadi minol dilarang? Fine. Kita akan minum lebih banyak dari yang pernah mereka bayangkan.”

Bandingkan sejarah Amerika itu dengan kisah para sahabat saat turun ayat pelarangan khamr.

Khamr kala itu sudah menjadi bagian gaya hidup. Khamr menjadi pelepas dahaga bagi mereka yang tinggal di gurun untuk dikonsumsi sebanyak air minum.

Pelarangan khamr itu turun hanya melalui firman Allah. 

Tanpa polisi, 

Tanpa ancaman, 

Tanpa penjara. 

Tapi mereka gercep.

Gentong-gentong penyimpanan khamr ditumpahkan. Seketika jalanan menjadi lautan merah karena tumpahan khamr.

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّمَا ٱلْخَمْرُ وَٱلْمَيْسِرُ وَٱلْأَنصَابُ وَٱلْأَزْلَـٰمُ رِجْسٌۭ مِّنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَـٰنِ فَٱجْتَنِبُوهُ لتُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.

Mereka juga berusaha tersedak untuk memuntahkan khamr yang terminum. Mereka tidak mau setan mengalir dalam darah mereka. Mereka takut mengonsumsi minuman yang membuat Allah tidak ridha. 

Mereka menginternalisasi ayat bahwa mereka kelak akan kembali pada Rabb-nya. Sehingga ketika turun pengharaman khamr, mereka mendengar dan taat. Mereka patuh untuk benar-benar meninggalkan sesuatu yang diharamkan Allah.

Insyaa Allaah kita lanjutkan di pekan depan.

📝📝📝

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (38:51 – 42:01)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

One thought on “[VoB2021] Terhubung dengan Ilmu

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s