[VoB2021] Taf’aluu Bukan Ta’maluu


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-457

Topik: Pearls from Al Baqarah

Selasa, 21 September 2021

Materi VoB Hari ke-457 Pagi | Taf’aluu Bukan Ta’maluu

Oleh: Heru Wibowo

#TuesdayAlBaqarahWeek66Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Di pekan lalu kita telah selesai dengan penggalan terakhir dari surah Al-Baqarah ayat 23.

Wad’uu syuhadaa-akum min duunillaahi in kuntum shaadiqiin.

وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ إِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Sekarang kita masuk ke Al-Baqarah ayat 24.

فَإِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ أُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ

Ustaz sangat menyukai ayat ini. Salah satunya karena di bagian awal terdapat kata in (إِنْ) yang merupakan huruf syarat dalam tata bahasa Arab.

Karena ada huruf syarat, maka akan ada fi’il syarat dan fi’il jawab. Yang menjadi fi’il syarat adalah kata taf’aluu (تَفْعَلُوْا). Sedangkan yang menjadi fi’il jawab adalah kata fattaquu (فَاتَّقُوا).

Kata yang digunakan sebagai fi’il syarat di ayat ini adalah taf’aluu dan bukan ta’maluu. Sebenarnya keduanya artinya sama, yakni melakukan sesuatu. 

Lalu mengapa di ayat ini digunakan taf’aluu? Apa bedanya dengan ta’maluu?

Bedanya adalah, ta’maluu itu dilakukannya adalah dengan penuh kesadaran, dengan sebuah usaha, atau muta’ammidan (مُتَعَمِّدًا).

Itulah mengapa kita sering mendengar ‘amilushshaalihaat (عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ). Karena amal saleh itu dilakukan dengan niat yang benar. Dengan penuh kesadaran.

Tidak mungkin kita melakukan amal saleh itu tanpa kesadaran atau tidak disengaja. Atau, tidak mungkin kita itu fa’ilushshaalihaat (فَعِلُوا الصّٰلِحٰتِ).

Salat dan puasa, misalnya, kita lakukan dengan niat yang benar, dan dengan usaha. Makanya disebut 

‘amiluu. Kalau fa’iluu, contohnya adalah bernafas. Bernafas itu tidak perlu pakai niat.

Lalu yang juga menarik adalah bahwa kata yang digunakan bukan taf’aluuhu, tapi hanya taf’aluu. Artinya, mereka tidak bisa membuatnya sama sekali. Mereka tidak bisa membuat yang semisal dengan Al-Qur’an sama sekali.

Jika kita baca terjemahan Al-Qur’an, biasanya kata-kata terjemahannya adalah, “Jika kamu tidak mampu membuatnya …”

Ada tambahan “nya” pada kata “membuatnya” padahal tidak ada hu di akhir kata. Taf’aluuhu artinya membuatnya. Padahal ini hanya taf’aluu.

Artinya, sekali lagi, mereka tidak bisa membuat apa pun. Mereka tidak akan mampu membuat apa pun yang semisal Al-Qur’an.

Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

💎💎💎💎💎

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 2. Al-Baqarah / 09. Al-Baqarah (Ayah 23-25) – A Deeper Look (31:08 – 36:12)


Materi VoB Hari ke-457 Siang | Manusia dan Batu

Oleh: Heru Wibowo

#TuesdayAlBaqarahWeek66Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Al-Qur’an itu punya begitu banyak dimensi yang unmatchable. Al-Qur’an itu tidak tertandingi dalam berbagai dimensi.

Walan taf’aluu itu seperti sekakmat dalam permainan catur. Mereka tidak akan mampu membuat yang semisal Al-Qur’an sama sekali di masa yang akan datang sekalipun.

Yang juga luar biasa dari ayat ini adalah bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wasallam tidak mengancam mereka dengan senjata maupun tentara. 

Apa yang Rasulullah gunakan untuk membombardir mereka? Hanya kata-kata.

Allah membuat Rasulullah menang dalam pertempuran melawan mereka dengan kata-kata.

Kata-kata di ayat ini lebih berat mereka rasakan, lebih sulit mereka hadapi, dibandingkan dengan mengangkat senjata dan maju ke medan pertempuran fisik.

Subhaanallaah. Itulah kekuatan kalaamullaah.

Fattaqunnaar. “Maka takutlah kalian akan api neraka.” 

Waquuduhannaasu wal-hijaarah. “Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”

Manusia di sini adalah semua manusia yang menyangkal mukjizat Al-Qur’an dari Allah.

Batu di sini, ada yang berpendapat, adalah batu yang mereka sembah. Atau patung dari batu yang menjadi sesembahan mereka.

Ada juga yang berpendapat bahwa hati mereka nantinya akan mengeras hingga menjadi batu.

Ada juga yang berpendapat bahwa batu adalah bahan yang titik lelehnya paling tinggi, sehingga untuk melelehkannya akan butuh temperatur yang tinggi.

Contoh: alumunium meleleh pada suhu 660 derajat, besi meleleh pada suhu 1.538 derajat, batu rubi meleleh pada suhu 2.050 derajat.

Intinya, temperatur di neraka adalah temperatur yang sangat sangat tinggi, yang super mengerikan.

U’iddat lil-kaafiriin. Sudah dipersiapkan untuk mereka yang mengingkari ayat-ayat-Nya.

Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

💎💎💎💎💎

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 2. Al-Baqarah / 09. Al-Baqarah (Ayah 23-25) – A Deeper Look (36:12 – 40:17)


Materi VoB Hari ke-457 Sore | Harapan dan Kelembutan

Oleh: Heru Wibowo

#TuesdayAlBaqarahWeek66Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Mereka mengingkari mukjizat ayat-ayat Allah, yakni Al-Qur’an, setelah kepada mereka disampaikan ayat-ayat tersebut.

Mereka menganggap Al-Qur’an bukan kebenaran. Maka tempat yang cocok untuk mereka adalah neraka.

Sampai dengan ayat 24, mood kita begitu “gelap”. Ada cerita tentang orang kafir, orang munafik, dan orang yang menantang Al-Qur’an.

Suasana hati kita berubah ketika kita memasuki ayat 25 dari surah Al-Baqarah.

وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗوَلَهُمْ فِيْهَآ أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّهُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

Wabasysyirilladziina aamanuu wa’amilushshaalihaat. “Kamu, kamu secara pribadi, Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wasallam, sampaikanlah kabar gembira kepada mereka yang beriman dan beramal saleh.”

Ayat ini mengandung pelajaran yang luar biasa. Saat kita bersama dengan umat, dengan orang-orang yang beriman, yang seharusnya kita sampaikan adalah tabsyir, yakni penyampaian kabar gembira.

Setiap kali ada kesempatan untuk bersama-sama dengan orang-orang yang beriman, yang seharusnya kita lakukan adalah wabasysyirilladziina aamanuu, bukan wa-andzirilladziina aamanuu.

Kesempatan yang mungkin agak jarang terjadi itu seharusnya kita manfaatkan untuk menyampaikan kabar gembira, bukan malah memperingatkan.

Memang, tidak dipungkiri, mengingatkan itu perlu, tapi Ustaz menjelaskan konteks dari apa yang Beliau maksud, sebagai berikut.

Ada orang-orang yang tidak atau kurang belajar agama, tapi alhamdulillah berjuang untuk salat Jumat di masjid. Sayangnya, khotbah yang mereka dengar cenderung menghantam mereka. Tidak membuat mereka gembira.

Lalu ada orang-orang yang astaghfirullaah …innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun… mereka bahkan tidak pernah salat Jumat dan sekalinya Anda melihat mereka adalah saat salat id.

Fakta bahwa mereka masih salat id berarti mereka masih beriman. Jangan sampai khotbahnya menghantam mereka, karena bisa jadi tahun berikutnya mereka malah tidak salat id lagi.

Saat-saat seperti itu adalah saat-saat untuk memberikan harapan, untuk menyampaikan kabar gembira.

Mengapa?

Karena mereka datang ke salat id dengan kesadaran dan perasaan bersalah. Makanya mereka perlu diberi harapan dengan kata-kata yang penuh kelembutan.

Insyaa Allaah kita lanjutkan pekan depan.

💎💎💎💎💎

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 2. Al-Baqarah / 09. Al-Baqarah (Ayah 23-25) – A Deeper Look (40:17 – 43:22)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s