[VoB2021] Perumpamaan bagi Quraisy


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-456

Topik: Pearls from Juz ‘Amma

Senin, 20 September 2021

Materi VoB Hari ke-456 Pagi | Perumpamaan bagi Quraisy

Oleh: Rendy Noor Chandra

#MondayJuzAmmaWeek65Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Kita akan melanjutkan pembahasan surah An-Nazi’at, yaitu pada ayat ke-15 yang berbunyi:

هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ

Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.

-QS. An-Naziat: 5

Hadits maknanya adalah sesuatu yang baru. Atau baru saja terjadi. Dengan kata lain, coba renungkan kisah Nabi Musa ‘Alayhissalam seolah-olah ia baru saja diceritakan kepadamu.

🦯🐍🦯🐍🦯

Ustaz Nouman akan membacakan sesuatu yang menurut Ustaz penting, terkait ayat ke-15 surah ini. Di surah An-Nazi’at ini, Allah mengatakan bahwa Allah memanggil Nabi Musa ke Lembah Thuwa. Kita tahu di surah Thaha ketika Allah memanggil beliau ‘Alayhissalam, ada percakapan yang cukup panjang antara beliau dengan Allah.

Dan setelah ia turun dari lembah tersebut, beliau kemudian berdebat panjang dengan Fir’aun. Kemudian dikisahkan bertahun-tahun setelahnya antara orang-orang Mesir dengan Musa ‘Alayhissalam. Ada 9 mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Musa. 

Setelah itu, Bani Israil menyeberangi Laut Merah.  

Tapi, itu semua tidak disebutkan di surah An-Naziat ini. Sangat singkat dan seluruh cerita sudah terangkum.

🦯🐍🦯🐍🦯

Dalam surah An-Nazi’at ini, Al-Qur’an tidak memberikan detail yang banyak terkait kisah Nabi Musa. Allah tidak menjelaskan bagaimana Nabi Musa diangkat menjadi rasul. Pun hubungan awal beliau dengan Fir’aun. Pun kapan peristiwa di Lembah Thuwa ini terjadi. Pun penjelasan detail tekait tanda-tanda besar. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah telah menunjukkan kepada beliau suatu tanda yang besar (The Great Sign).

Ada perdebatan apa yang dimaksud tanda yang besar. Apakah tangan beliau yang menjadi putih bercahaya atau tongkat beliau yang berubah menjadi ular? Atau peristiwa terbelahnya Laut Merah? Allah bisa saja dengan jelas mengatakan tanda yang besar adalah yang ini. Tapi Allah tidak memperjelas itu.

🦯🐍🦯🐍🦯

Allah membuat Fir’aun sebagai perumpaman untuk generasi yang akhir yaitu di masa Rasulullah ﷺ. Bagaimana mungkin Fir’aun dijadikan perumpamaan untuk Quraisy?

Apa yang Allah katakan sebenarnya sudah cukup memberikan gambaran kepada Quraisy bahwa jika mereka bersikap yang sama seperti sikap Fir’aun kepada Musa, maka mereka akan berakhir seperti Fir’aun. 

Seakan-akan Allah ingin berkata kepada Quraisy, “Allah mampu melakukan yang seperti itu kepada Fir’aun, lalu kalian siapa, Quraisy?”

Itulah poin yang Allah tekankan.

🦯🐍🦯🐍🦯

Alasan mengapa Allah menyebutkan hal ini adalah ketika kita mempelajari ayat-ayat ini kita hanya mengambil yang penting saja. Tentang apa yang terjadi di Lembah Thuwa, dan ketika Nabi Musa menemui Fir’aun.

Allah bukan ingin membahas detail cerita Nabi Musa di sini. Detailnya ada di ayat-ayat yang lain seperti surah Thaha atau Al-Qashash. Kalau kita terlalu banyak menggali detailnya, kita akan kehilangan esensi dari cerita tersebut. Seringkali ktia kita mempelajari Al-Qur’an, fokus kita malah ke hal-hal lain yang mungkin berhubungan bukan inti hikmahnya. Detail lain itu sifatnya sekunder. 

Yang menjadi utama adalah apa yang sedang dibahas di surah ini. Perhatikanlah orang yang sedang di-highlight. Berikan haknya. Setelah itu, baru cari hubungannya dengan ayat-ayat lain Al-Qur’an. 

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 79. An-Nazi’at / 02. An-Nazi’at (Ayah 10-20) – A Concise Commentary (25:09 – 28:36)


Materi VoB Hari ke-456 Siang | Terlipat

Oleh: Rendy Noor Chandra 

#MondayJuzAmmaWeek65Part2

Part 2

Allah mengingatkan Rasulullah  ﷺ untuk merenungkan kisah Nabi Musa ‘Alayhissalam. Sebenarnya Rasulullah ﷺ sudah pernah mendengarkan kisah Nabi Musa sebelumnya. An-Naziat sebenarnya adalah surah yang turun di periode akhir Mekkah. 

إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى

Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;

-QS. An-Naziat: 6

🌌🌌🌌

Allah juga memanggil Rasulullah ﷺ di dalam Gua Hira di bukit sekitar Mekkah. Sedangkan Nabi Musa dipanggil di Lembah Suci di Bukit Tursina. Lalu mengapa di ayat ini disebut Thuwa?

Beberapa ulama menyebutkan Thuwa adalah nama lembah suci tempat Allah berfirman langsung kepada Nabi Musa. Ulama yang lain menyebutkan thuwa berasal dari thuwa minal lail_ artinya adalah sebagian kecil dari malam. Artinya, lembah tersebut suci hanya pada malam Allah berfirman kepada Nabi Musa. Lembah tersebut suci karena Allah menyalakan api pada malam itu. 

🌌🌌🌌

Mengapa?

Karena thawa dalam bahasa Arab adalah kata kerja yang bermakna digulung atau dibentuk. Seperti tanah liat. Jadi hanya sebagian kecil dari malam di mana percakapan tersebut terjadi itulah yang dimaksud suci. Begitulah pendapat sebagian ulama yang lain.

Tapi menurut Ustaz Nouman yang paling menarik adalah makna thuwa yang disampaikan oleh Bintusy Syathi’. Bahwa makna terdekat dari _thuwa_ menurut beliau, dan tentunya Allah Yang Maha Tahu, ialah sebuah haal. 

🌌🌌🌌

Haal dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagi adverb atau dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai kata keterangan. Menurut BIntusy Syathi’, makna dari ayat keenam An-Na’at yang lebih cocok adalah,

“Ketika Allah memanggilnya di lembah suci seakan-akan jarak antara bumi dan ‘Arsy terlipat atau tergulung.”

🌌🌌🌌

Yang berada di atas ‘Arsy turun menemui manusia di bumi dan mereka bercakap-cakap satu sama lain. _Thuwa_ dimaknai sebagai kata keterangan betapa dekat bumi dan ‘Arsy tempat Allah berada, ketika Allah bercakap dengan Nabi Musa ’Alayhissalam.

Rasulullah ﷺ pun mengalami peristiwa bumi dan langit ketujuh ini didekatkan, yaitu ketika Malaikat Jibril ‘Alayhissalam memberikan beliau Al-Qur’an. 

Ia menggambarkan betapa dekatnya bumi dan langit ketujuh pada malam itu. 

Insya Allah bersambung.

🌌🌌🌌

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 79. An-Nazi’at / 02. An-Nazi’at (Ayah 10-20) – A Concise Commentary (28:36 – 31:05)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

One thought on “[VoB2021] Perumpamaan bagi Quraisy

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s