Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-455
Topik: Heavenly Order
Ahad, 19 September 2021
Materi VoB Hari ke-455 Pagi | Koherensi Linier dalam Al-Qur’an
leh: Muchamad Musyafa
#SundayHeavenlyOrderWeek65Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
〰️〰️🫐
Hari ini kita akan membahas koherensi bagian-bagian di dalam Al-Qur’an. Kecocokan, perpaduan di dalam Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an, kita tidak mengenal namanya paragraf. Kata-kata di Al-Qur’an dikelompokkan per-ayat. Lalu per-ayat dikelompokkan lagi menjadi surat-surat.
Namun jika kita baca dan perhatikan, sebenarnya di dalam 1 surat memiliki beberapa bagian. Misalnya, di dalam suatu surat, ada bagian khusus untuk menceritakan kisah nabi Musa. Lalu di bagian lainnya (masih di dalam satu surat yang sama) membahas tentang hari akhirat, dan kemudian ada bagian lain yang membahas topik lain lagi.
Akan banyak kita temukan sebuah surat mengalir dengan perubahan-perubahan topik pembahasan seperti ini.
〰️〰️🫐
Wal’adiyati dhobha, falmuriyati qadha, falmughirati shubha, faatsarna bihi naq’a, fawasathna bihi jam’a
Jika kita perhatikan penggalan surat Al-‘Adiyat di atas, mulai ayat pertama diikuti dengan ayat kedua sampai dengan ayat kelima. Keempat ayat yang mengikuti ini diawali dengan fa, fa, dan fa lagi. Kemudian, kemudian dan kemudian. Ini menunjukkan sebuah rangkaian, atau urutan. Rangkaian ini menjadi sebuah bagian yang memiliki suatu pembahasan tertentu.
🫐〰️〰️〰️〰️〰️🫐
Akan ada dua studi pembahasan yang akan disampaikan terkait susunan bagian-bagian di dalam Al-Qur’an.
Yang pertama adalah studi bagaimana sebuah pembahasan di dalam bagian dalam Al-Qur’an itu berkembang. Bagaimana sebuah pembahasan dimulai hingga diakhiri dengan sebuah kesimpulan. Tentang ini, sebenarnya beberapa sudah pernah dibahas di tulisan-tulisan sebelumnya, bagaimana ayat-ayat yang tampak tidak terkait, tetapi sebenarnya saling terkait. Dari pembahasan sebelumnya itu, kita akan tahu bagaimana sebuah pembahasan berkembang di dalam bagian-bagian Al-Qur’an.
Yang kedua, yang sebenarnya lebih sulit. adalah studi yang membahas bagaimana menjelaskan gambaran struktur dari sebuah bagian Al-Qur’an itu. Bagaimana struktur bagian Al-Qur’an itu terlihat simetris, bagaimana pola-pola di dalam bagian Al-Qur’an itu terbentuk.
🫐〰️〰️〰️〰️〰️🫐
Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Courses/ Heavenly Order/Heavenly Order – Lesson 07_Linear Coherence of a Passage_Al-Baqarah,Ali’Imran, An-Naba, An-Nahl (00.00-03:38)
🫐〰️〰️〰️〰️〰️🫐
Materi VoB Hari ke-455 Siang | Tidak beriman pada Taurat dan Al-Qur’an
Oleh: Muchamad Musyafa
#SundayHeavenlyOrderWeek65Part2
Part 2
〰️〰️🐾
Melanjutkan pembahasan terkait koherensi sebelumnya, kita akan coba membahasnya melalui satu bagian dari surat Al-Baqarah. Yang akan kita bahas adalah ayat 91-93
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ ءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an),”
قَالُواْ نُؤۡمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا
mereka menjawab, “Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.”
Jadi saat itu mereka ingin mengatakan bahwa mereka sudah beriman atas apa yang diturunkan pada mereka, yaitu Taurat. Mereka merasa tidak perlu lagi beriman kepada Al-Qur’an karena mereka sudah memiliki Taurat.
〰️〰️🐾
وَيَكۡفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُ
Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya,
Padahal nyatanya mereka memang tidak ingin beriman pada apa yang diturunkan setelah itu, yaitu Al-Qur’an.
وَهُوَ ٱلۡحَقُّ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَهُمۡ
padahal (Al-Qur’an) itu adalah yang hak yang membenarkan apa yang ada pada mereka
Coba kita perhatikan bahasanya di sini, bahwa Al-Qur’an adaah hak/kebenaran yang membenarkan apa yang ada pada mereka, yaitu Taurat.
Al-Qur’an tidak menyebut bahwa Taurat adalah sebuah kitab yang mereka percayai. Al-Qur’an hanya menyebut Taurat sebagai kitab yang hanya ada pada mereka. Jadi secara tidak langsung, Allah ﷻ ingin menyampaikan juga bahwa sebenarnya orang-orang kafir itu juga tidak mempercayai Taurat.
Ya, Allah ﷻ mengakui bahwa ada Taurat di tengah-tengah mereka, tapi mereka hanya memilikinya saja. Mereka tidak beriman pada isi dari Taurat itu.
〰️〰️🐾
قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Katakanlah (Muhammad), “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?”
Jadi orang bani Israil dahulu telah membunuh nabi-nabi Allah. Lalu mereka menjustifikasi tindakan mereka menggunakan kitab Taurat. Dalam kitab yang telah mereka ubah itu, mereka menggambarkan para nabi-nabi itu sebagai orang yang memiliki sesuatu yang hina atau keji dalam kenabian mereka. Sehingga mereka (orang Israil) merasa wajar jika mereka tidak mematuhi lagi nabi-nabi mereka.
Tindakan pembunuhan para nabi oleh orang bani Israil ini bahkan disampaikan lebih jelas di dalam ayat ke-61 di Al-Baqarah,
Mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar)
Artinya, bahwa mereka (orang bani Israil) ini membunuh tanpa alasan yang dibenarkan. Kita tahu bahwa membunuh orang itu sendiri adalah sebuah perbuatan yang buruk. Semua orang tahu itu. Tapi di sini Allah ﷻ bahkan sampai menambahkan “tanpa hak/ tanpa alasan yang benar”.
Jadi orang-orang bani Israil ini sudah kelewatan. Sudah membunuh itu salah, bahkan alasan yang mereka gunakan untuk membunuh nabi mereka itu juga mengada-ada.
🐾〰️〰️〰️〰️〰️🐾
Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Courses/ Heavenly Order/Heavenly Order – Lesson 07_Linear Coherence of a Passage_Al-Baqarah,Ali’Imran, An-Naba, An-Nahl (03:38-05:58)
🐾〰️〰️〰️〰️〰️🐾
Materi VoB Hari ke-455 Sore | Argumen yang Meremukkan
Oleh: Muchamad Musyafa
#SundayHeavenlyOrderWeek65Part3
Part 3
〰️〰️🪨
وَلَقَدۡ جَآءَكُم مُّوسَىٰ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ
Dan sungguh, Musa telah datang kepadamu dengan bukti-bukti kebenaran,
ثُمَّ ٱتَّخَذۡتُمُ ٱلۡعِجۡلَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَنتُمۡ ظَٰلِمُونَ
kemudian kamu mengambil (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)nya, dan kamu (menjadi) orang-orang zalim.
وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَٰقَكُمۡ وَرَفَعۡنَا فَوۡقَكُمُ ٱلطُّورَ
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji kamu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu
خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٖ وَٱسۡمَعُواْۖ
(seraya berfirman), “Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!”
قَالُواْ سَمِعۡنَا وَعَصَيۡنَا
Mereka menjawab, “Kami mendengarkan tetapi kami tidak menaati.”
وَأُشۡرِبُواْ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡعِجۡلَ بِكُفۡرِهِمۡۚ
Dan diresapkanlah ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi karena kekafiran mereka.
قُلۡ بِئۡسَمَا يَأۡمُرُكُم بِهِۦٓ إِيمَٰنُكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
Katakanlah, “Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu kepadamu jika kamu orang-orang beriman!”
〰️〰️🪨
Sekarang mari kita lihat bagaimana di ayat 91 s/d 93 ini mengembangkan argumennya terhadap orang-orang kafir atau orang-orang bani Israil pada waktu dulu.
Isu yang dihadirkan pertama adalah, ketika sebuah kaum menerima wahyu selain Al-Qur’an.
Mereka merasa tidak perlu lagi mengimani Al-Qur’an. Padahal alasan mereka tidak dapat diterima, karena mereka sendiri sebenarnya juga tidak mengimani Taurat yang dulu diturunkan pada mereka. Mereka malah mengubah-ubahnya dengan tangan-tangan mereka.
〰️〰️🪨
Jika mereka percaya pada Taurat, seharusnya mereka melihat bahwa Al-Qur’an itu membenarkan ajaran Taurat.
Jika mereka beriman pada Taurat, bagaimana bisa mereka membunuh nabi-nabi Allah yang mengajarkan Taurat kepada mereka?
Jadi Allah ﷻ benar-benar ingin membuktikan bahwa mereka ini tidak mempercayai Taurat sama sekali.
〰️〰️🪨
Nabi-nabi yang diturunkan kepada bani Israil, mereka tidak menyampaikan ajaran baru. Mereka hanya mengajarkan ajaran Taurat. Ajaran yang sama dengan yang disampaikan oleh nabi Musa ‘Alayhissalam.
Jadi ketika seorang nabi muncul mengajarkan Taurat, maka orang bani Israil membunuhnya. Lalu ketika muncul lagi seorang nabi menyampaikan ajaran yang sama (Taurat), maka orang bani Israil membunuhnya juga. Begitu seterusnya.
Karena ajaran Taurat yang disampaikan itu, maka orang bani Israil membunuh nabi-nabi Allah.
〰️〰️🪨
Lebih lanjut lagi jika ditarik ke belakang, mereka sendiri tidak menghargai seorang nabi Musa. Nabi yang seharusnya mereka hormati karena ia adalah nabi yang telah membebaskan bani Israil dari cengkeraman Fir’aun.
Maka Allah ﷻ melanjutkan argumennya dengan bercerita tentang perlakuan mereka terhadap nabi Musa.
Sebentar saja Musa pergi dari mereka, mereka sudah menyembah patung sapi.
Lalu Allah ﷻ mencoba mengambil janji pada orang bani Israil.
“Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!”
Mereka orang bani Israil itu menjawab.
“Kami mendengarkan tetapi kami tidak menaati.”
〰️〰️🪨
Membayangkan peristiwa ini, pasti sungguh menjengkelkan. Bagaimana bisa orang bani Israil itu menjawab seperti itu kepada Tuhan mereka.
Maka jika kita lihat lagi jawaban keturunan bani Israil yang mereka sampaikan kepada nabi Muhammad ﷺ.
نُؤۡمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا
“Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.”
Maka sesungguhnya hati mereka mengatakan,
سَمِعۡنَا وَعَصَيۡنَا
Mereka menjawab, “Kami mendengarkan tetapi kami tidak menaati.”
Terhadap bentuk keimanan orang bani Israil itu Allah ﷻ berfirman:
“Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu kepadamu jika kamu orang-orang beriman!”
〰️〰️🪨
Dari penjelasan di atas, bisa kita lihat bagaimana jawaban orang kafir di ayat 91 yang awalnya terlihat pintar, lalu diremukkan oleh argumen-argumen yang menyertai di ayat-ayat selanjutnya.
Satu per satu argumen itu menyerang jawaban orang kafir itu. Argumen itu berkembang sepanjang ayat demi ayat. Hingga akhirnya menghancurkan alasan orang kafir itu dengan telak.
🪨〰️〰️〰️〰️〰️🪨
Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Courses/ Heavenly Order/Heavenly Order – Lesson 07_Linear Coherence of a Passage_Al-Baqarah,Ali’Imran, An-Naba, An-Nahl (05:58-10:50)
🪨〰️〰️〰️〰️〰️🪨
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah