Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-440
Topik: Historical Order
Sabtu, 4 September 2021
Materi VoB Hari ke-440 Pagi | No Need to Sugar-Coat
Oleh: Wina Wellyanna
#SaturdayHistoricalOrderWeek63Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Iqra` bismi rabbik
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu,” apa sebetulnya maksud dari “baca dengan menyebut nama Tuhanmu?”
🍁🍁🍁
Kita semua pernah melakukan aktivitas membaca Al-Qur’an, tapi di ayat pertama surat Al-Alaq Allah menyuruh kita untuk membaca dengan menyebut nama-Nya.
Membaca Al-Qur’an yang sebelum memulainya kita melafalkan nama-Nya akan membantu kita untuk terus ingat pemberian-Nya, DIA yang memberi nikmat.
Hal ini juga akan berefek pada sikap kita, kalau kita membaca Al-Qur’an karena penasaran atau karena ingin belajar itu adalah hal lain, tetapi jika kita membaca karena mengingat-Nya, kita sudah menempatkan diri kita sebagai hamba-Nya.
🍁🍁🍁
Tentunya dengan menempatkan diri sebagai hamba-Nya ini akan menghasilkan sikap-sikap tertentu, bukan hanya sikap, tapi mindset atau pola pikir kita juga akan lebih terarah kepada jalan yang benar.
Al-Qur’an bukan hanya wajib dibaca, tapi *wajib dibaca dengan pola pikir yang benar* (menempatkan posisi kita adalah hamba-Nya sebelum membaca Al-Qur’an), dengan hati yang bersih, dan kerendahan hati.
Ustaz juga mengingatkan, Al-Qur’an ketika diturunkan posisinya adalah sebagai pemilik otoritas tertinggi.
🍁🍁🍁
Allah tidak pernah menyembunyikan kenyataan pahit, ketika harus memberikan ancaman Allah tidak menutupinya meski kita tidak menyukainya, tapi itulah yang harus diterima.
Tentu sebagai Master Allah bebas melakukan atau menetapkan apapun kepada slave-nya atau hamba-Nya.
Ancaman atau hukuman tidak akan disugar-coated atau di tutup-tutupi dengan kalimat-kalimat manis.
Sebagai Master Allah memiliki wewenang tersebut terhadap slave atau hamba-Nya.
🍁🍁🍁
Kenapa perlu ada pengingat seperti ini?
Karena hari-hari ini banyak yang hanya mengambil sebagian ayat disini, sebagian ayat di surat yang disana, pokoknya mengambil yang hanya membuatnya nyaman, yang tidak nyamannya ditinggalkan.
“Sepertinya ayat yang ini lebih lembut, ambil yang ini saja, ga perlu lah terlalu keras”
Pernyataan atau sikap seperti ini bukan ciri seorang hamba yang sadar dirinya memiliki Master.
Mengambil ayat-ayat yang menurutnya nyaman dan hanya ia inginkan lebih mirip seperti seorang konsumen alih-alih seorang hamba.
Insyaa Allaah kita lanjutkan ke part 2.
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (06:35 – 08:15)
Materi VoB Hari ke-440 Siang | Iqra is the Seed
🌱🌱🌱
Oleh: Wina Wellyanna
#SaturdayHistoricalOrderWeek63Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Padahal, menerima posisinya sebagai hamba adalah perjalanan yang harus ia tempuh sepanjang hidup, perjalanan jika ingin memahami Al-Qur’an.
Akan sulit untuk merenungi dan mengambil hikmah dari Al-Qur’an jika tidak menyadari posisinya.
Ustaz ingin berbagi setetes ilmunya tentang Al-Qur’an dan berharap setetes ini menetap dalam sanubari kita dan kelak akan menjadi gelombang, sebagaimana Ustaz sendiri mengalaminya.
🌱🌱🌱
Merenungi wahyu terakhir yang Allah turunkan kepada Rasulullah ﷺ harus diawali dengan kesadaran dengan membacanya atau iqra’.
Membaca Al-Qur’an adalah perintah yang paling pertama untuk kita sebelum perintah-perintah yang lain.
Shalat wajib adalah perintah, beribadah lain seperti puasa juga adalah perintah, mencari kebenaran juga perintah, semuanya perintah-perintah yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an, bahkan surat Al-Fatihah juga merupakan perintah.
Tapi iqra’ atau membaca Al-Qur’an adalah perintah yang paling pertama, Ustaz sangat meyakini ayat pertama surat al-Alaq ini adalah wahyu yang pertama turun dengan banyaknya bukti, enggak perlu diragukan ayat pertama surat al-Alaq adalah wahyu yang pertama kali diturunkan.
🌱🌱🌱
Ketika kita mencoba memahami dengan mendalam mengapa ayat pertama adalah iqra’, ternyata ada perjalanan yang mengubah diri kita, mengubah jazirah arab dalam 23 tahun, mengubah seisi bumi dalam satu atau lebih abad, dan hari ini sepertiga lebih populasi dunia adalah muslim.
Dan fakta bahwa cahaya Islam tidak hanya mengubah seorang muslim itu sendiri, tapi juga membawa perubahan pada dunia.
🌱🌱🌱
Al-Qur’an terus membawa perubahan pada dunia baik secara langsung atau melalui proses panjang.
🌱🌱🌱
Jika diibaratkan dengan pohon, benihnya adalah iqra’.
Kemudian jika direnungkan secara lebih mendalam, Al-Qur’an pun membangkitkan sisi akademis, tidak terhitung jumlah buku yang diterbitkan oleh para ahli ilmu kita, juga berapa banyak perpustakaan besar yang sudah dibangun, para akademisi yang mempelajari Al-Qur’an pun juga tidak berkurang.
Tidak ada yang menandingi Al-Qur’an sebagai sumber inspirasi untuk dipelajari dan dipahami kemudian menghasilkan begitu banyak buku.
❤️❤️❤️
Tidak ada yang menyamai kehebatannya.
Insyaa Allaah kita lanjutkan ke part 3.
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (08:10 – 10:10)
Materi VoB Hari ke-440 Sore | Tiada Keraguan Bahwa Allah Adalah Tuhan
☘️☘️☘️
Oleh: Wina Wellyanna
#SaturdayHistoricalOrderWeek63Part3
Part 3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan, esensi dari perubahan adalah pendidikan, membaca kalam Allah dengan sikap yang tepat, yaitu sebagai hamba-Nya.
Meski kita bisa menyimak ayat pertama ini dari beberapa sudut pandang, tapi tidak bisa dipungkiri, Allah memilih ayat ini untuk dibacakan pertama kali kepada Rasulullah ﷺ agar Rasulullah mengenali siapa Tuhannya, juga kepada kita tentunya.
☘️☘️☘️
Ada dua surat dalam Al-Qur’an yang merupakan pengenalan Allah sebagai Tuhan kita. Al-Fatihah dan surat Al-Alaq terutamanya ayat iqra` bismi rabbikallażī khalaq (bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan).
Ada dua hal yang bisa dicatat pada ayat pertama surat Al-Alaq.
Yang pertama, Allah tidak memberitahu nama-Nya, bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.
Nama Allah sudah lama dikenali oleh kaum di jazirah Arab sebagai Tuhan, tetapi menautkan Allah sebagai Master dan manusia sebagai slave adalah masalah besar untuk mereka.
Eh, well, itu sumber masalah terbesar sebetulnya, sepanjang dakwah Rasulullah ﷺ
☘️☘️☘️
Jika ditanya kepada kaum di Arab siapa pencipta langit dan bumi, siapa pencipta mereka, tanpa ragu mereka akan menjawab “Allah”.
Mereka sudah mengenal nama Allah sejak lama, bahkan kaum Nasrani dan kaum Yahudi di jazirah Arab memanggil Tuhan mereka dengan “Allah”.
Nama Allah di jazirah Arab bukan hal yang asing.
☘️☘️☘️
Maka, di surat al-Alaq ayat pertama, Allah tidak mengatakan “Bacalah, sebutlah dengan nama Allah” tapi mengatakan “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” dengan kata lain semua orang tahu nama Tuhan mereka adalah Allah tapi pertama kalinya mereka mengetahui bahwa Allah juga adalah Master mereka.
Sehingga mereka harus mengakui diri mereka adalah slave-nya Allah, hamba yang harus sepenuhnya taat, yang merupakan fondasi hubungan manusia dengan Tuhannya.
Sementara kata rabb memiliki pengertian Al-Malik, Al-Mun’im, Al-Qayyim, dan masih ada lagi.
☘️☘️☘️
Rabb juga berarti The One who owns something, Yang Maha Memiliki.
Rabb juga berarti The One who gives something, Yang Maha Pemberi dan tidak membutuhkan pemberian.
Insyaa Allaah kita lanjutkan minggu depan.
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Concise Commentary / 96. Al-‘Alaq / 02. Al-‘Alaq (Ayah 1-19) – A Concise Commentary (10:11 – 12:10)
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah