[SSR1442] Q.S Al-Lahab


Sharing Subuh Ramadhan #17

Tanggal: 29 April 2021

Kontributor: Indra

Notulis: Alp Arslan

Surah yang berbicara tentang bagaimana Allah yang tak pernah ingkar janji. Kalau Abu Lahab ingin mematahkan sumpah Allah, bisa saja dia berpura-pura bersyahadat. Tapi bahkan, Allah tak mengilhamkan itu kepada Abu Lahab. Karena Allah ingin menyampaikan kepada kita, bahwa janjiNya selalu benar.

Musibah terbesar adalah berupa kemiskinan, bencana alam, anak yang susah diatur, penyakit yang tidak kian sembuh, tidak adanya simpanan tabungan masa depan dan lain sebagainya.

Menurut para ulama kita terdahulu ada sebuah kaedah yaitu, Wasarul mashaib al jahlul“Seburuk-buruknya musibah adalah sebuah kebodohan”.

1. Kebodohan dalam memahami konsep rizki

2. Kebodohan dalam menyikapi penyakit yang di derita

3. Kebodohan dalam memahami konsep jodoh

4. Kebodohan dalam menyikapi dosa-dsa yang banyak kita lakukan diwaku yang sebelumnya

Kaedahnya Wasarul mashaib al jahlul” dapat disimpulkan seperti ini : Semakin pendek paradigma kita dalam menyikapi suatu musibah, maka akan semakin hancur khidupan kita, semakin jauh paradigma kita dalam menyikapi suatu musibah maka kehidupan kita semakin sukses dunia akhirat. Paradigma itulah yang terbentuk dari sebuah ilmu yang tepat.

Paradigma ada levelan nya, karena dalam kita menuntut ilmu ada tingkatannya. Paradigma yang paling jauh adalah sampai pada hari ketika harta taha dan keluarga tidak jadi manfaat dalam hidup kita, yaitu pada hari akhir nanti. Itulah paradigma dan sudut pandang terjauh.

Kesimpulan “Pentingnya menuntut ilmu” :

Hal yang sangat penting adalah menuntut ilmu Agama, agar kita tidak tersesat dalam kebodohan dalam menyikapi semua masalah kehidupan kita.

SESI DISKUSI

Bagaimana menyadarkan orang terdekat bahwa musibah itu adalah kebodohan dalam ilmu hingga step by step sampai ke maqom, bagaimana step stepnya?

Setiap orang dalam menuntut ilmu larinya kan beda-beda, ada yang jalannya cepat ada yang jalannya lambat tapi mereka semua menuju dalam jalannya Allah. Misalnya ketika ada orang, katakankan kehilangan anaknya, yang masih lucu-lucunya terus meninggal, lalu dengan simplenya kita ngomong “ Ya Allah, Allah tidak akan membebani hambanya diluar batas kemampuannya, saya mengerti perasaan kamu “, tidak sesimple ngomong gitu, ada maqom tertentu ketika kita bisa ngomong seperti itu dan masuk dalam hatinya dia, yaitu adalah kalimat yang hak, bukan kalimat yang bathil. Namun ada kalimat-kalimat yang hak tapi dalam penyampaiannya dalam situasi yang tidak pas. Harus bisa menyesuaikan kondisi dan situasi yang tepat dalam menasehati. Misalnya mengajak ngobrol terlebih dahulu dengan kondisi yang mungkin telah momennya, untuk menetralisir hatinya. Disampaikan dari Ali bin Abi Thalib yaitu kalimat yang hak itu bisa berubah menjadi bathil ketika disampaikan disituasi dan kondisi yang tidak tepat atau disampaikan dengan hawa nafsu yang tidak tepat, akibatnya nanti akan terjadi sesuatu yang dia terima atau yang menancap dalam hatinya tidak sesuai dengan apa yang seharusnya ia dapatkan.

Berkaitan dengan kebodohan ilmu agama :

Surah Ash Shaff ayat 3 (QS. 61:3)

Kabura maqtan ‘indallahi an taquulu maa laa taf’aluun (Itu, sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan, ketika ahzab itu kita tidak boleh mengatakan apa yang tidak kita lakukan, apakah menunggu kita sempurna dulu sampai batasan mana kita bisa menyampaikan sambil kita juga berbenah diri.

Dalam  islam sendiri agama itu sebenarnya ada nasehat, apakah ada penguatan untuk kita terus berproses dalam belajar mengamalkan ?

Jika suatu kebenaran itu adalah kita mempunyai suau kewajiban untuk menyampaikan, mentalitasnya sudah berbeda, misalnya dengan generasi sahabat jika kita memberikan suatu penyampaian/menasehati udah gak melihat orangnya, sudah mentalitas umat islam jaman sekarang, kebenaran harus disampaikan, komunikasi menyesuaikan suatu situasi kondisi, menyampaikan syiar dengan memodifikasi, disesuaikan dengan jaman sekarang, dari cara komunikasi, model dakwah, perkataannya juga menyesuaikan.

Musibah itu definisinya itu juga kita bisa mempelajari banyak, misalnya Aa Gym pernah berkata “ Musibah itu ada sessuatu yang membuat kita jauh dari Allah, bisa berupa kesenangan dan bisa berupa kesusahan “. Adapun salah satu ustadz pernah bilang musibah yang besar atau mungkin paling besar ada dua extreme yaituorang yang hidupnya sangat-sangat mewah dan yang tertimpa musibah.Yang dapat menggoyahkan iman adalah extreme calamity dan extreme lacsery.

Contoh extreme calamety : Di Palu ketika ada gempa, rumahnya yang dari hasil tabungan bertahun-tahun hilang begitu saja, mobil juga hilang begitu saja, lalu dia pulang ke Jogja (Kota asal) tanpa membawa apapun, hanya membawa badan dan satu pakaian yang dipakai. Pemaparan diatas merupakan contoh dari extreme calamety yang bisa membuat orang bertanya-tanya, “Dimana tuhan padaat itu” ?

Sebaliknyai, ada contoh extreme lacsery yaitu kebalikannya extreme calamety yaitu hal-hal yang semuanya serba ada.

Ada sahabat yang pernah sakit mata, cenderung tidak berobat ke dokter, dia sengaja seperti itu karena untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik/menghindari maksiat dari pandangan mata. Ada hadist shahih yang riwayatkan oleh Malik:4497 yaitu “ Anak Rasulullah SA, hendaklah orang-orang muslim menjadi mulia dengan musibah yang menimpa mereka, sebagaimana musibah yang meninmpaku”. 

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Qg-m9MAAj-c

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s