[VoB2021] Memperhatikan


[VoB2021] Memperhatikan

Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-437

Topik: Pearls from Ali Imran

Rabu, 1 September 2021

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Materi VoB Hari ke-437 Pagi | Memperhatikan

Oleh: Muchamad Musyafa

#WednesdayAliImranWeek63Part1

Part 1

Pembahasan hari ini akan memasuki pembahasan ayat ke-23 dari suat Ali-Imran.

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبٗا مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ يُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ كِتَٰبِ ٱللَّهِ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٞ مِّنۡهُمۡ وَهُم مُّعۡرِضُونَ  

Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Kitab (Taurat)? Mereka diajak (berpegang) pada Kitab Allah untuk memutuskan (perkara) di antara mereka. Kemudian sebagian dari mereka berpaling seraya menolak (kebenaran). (QS. Ali Imran 3:23)

Apakah (أَ), tidak (لَمۡ), kamu memperhatikan (تَرَ).

Kata tara ini berasal dari akar kata رَأَى – يَرَى 

🤨🧐🤔

Akar kata ra’aa – رَأَى ini dalam bahasa Arab tidak hanya digunakan untuk melihat secara fisik, tetapi juga digunakan untuk proses memperhatikan, berpikir, merenungkan, atau memahami tentang sesuatu hal.

🤨🧐🤔

Ada beberapa ayat di dalam Al-Qur’an di mana Allah ﷻ menggunakan kata _tara_ ini dalam kondisi ketika nabi Muhammad ﷺ sendiri tidak melihat kejadian itu.

وَتَرَى ٱلشَّمۡسَ إِذَا طَلَعَت 

Dan kamu akan melihat matahari ketika ia terbit (QS Al-Kahfi 18:17)

Ayat ini mengambil latar belakang peristiwa Ashabul Kahfi. Di sini sungguh nabi Muhammad ﷺ tidak melihat secara fisik bahwa matahari saat itu terbit. Nabi Muhammad ﷺ belum hidup di zaman para Ashabul Kahfi.

Begitu juga di dalam surat Al-Fiil,

أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصۡحَٰبِ ٱلۡفِيلِ  

Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah? (QS. Al-Fiil 105:1)

Nabi Muhammad ﷺ juga belum lahir ketika tentara gajah mau menyerah Ka’bah.

🤨🧐🤔

Oleh karena itu gagasan bahwa رَأَى memiliki arti memperhatikan, berpikir, merenungkan, memahami, itu menjadi valid.

Dalam bahasa Indonesia pun, makna kata melihat pun bisa menjadi luas. Tidak harus melihat secara fisik, tetapi bisa juga melihat secara gagasan.

“Saya melihat peristiwa sumpah pemuda sebagai momen penting untuk mempersatukan berbagai suku di Indonesia.”

Jika ada orang yang berbicara seperti di atas, tentunya belum berarti ia melihat peristiwa sumpah pemuda secara langsung. Tetapi bisa jadi ia memahami peristiwa itu melalui perenungan di dalam alam pikirannya.

🤨🧐🤔

Walaupun begitu pendapat lain dari Imam Alusi rahimahullah dan beberapa ulama lainnya, berpendapat bahwa kata tara tersebut memiliki makna secara harfiah, yaitu melihat secara fisik.

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُواْ نَصِيبٗا مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ

Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian Kitab (Taurat)? (QS. Ali Imran 3:23)

Yang lainnya berpendapat bahwa pada ayat di atas dimaknai melihat secara fisik karena mereka melihat sebab turunnya ayat ini. Sehingga mereka menganggap konteks ayat ini adalah melihat secara fisik.

🤨🧐🤔

Lalu, pada ayat ini ada kata nashiib yang memiliki arti sejumlah tertentu dari suatu hal.

Nashiib juga digunakan sebagai kata untuk penanda jarak kilometer di jalan raya. Jadi jika di jalan raya atau di jalan tol, kita menemukan, papan bertulisan “Pom bensin 1km lagi”, atau “Jakarta 300km”, ini juga namanya nashiib. Karena ia menunjukkan sejumlah porsi/bagian tertentu yang tersisa untuk mencapai tempat tertentu. 

يُدۡعَوۡنَ إِلَىٰ كِتَٰبِ ٱللَّهِ

Mereka diajak (berpegang) pada Kitab Allah (QS. Ali Imran 3:23)

 لِيَحۡكُمَ بَيۡنَهُمۡ

untuk memutuskan (perkara) di antara mereka (QS. Ali Imran 3:23)

Kata liyahkuma di sini, bisa ditafsirkan kitab Allah ﷻ yang memutuskan perkara mereka, atau Allah ﷻ yang memutuskan perkara mereka. Tentang 2 penafsiran ini akan dibahas lebih lanjut nanti.

 ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٞ مِّنۡهُمۡ وَهُم مُّعۡرِضُونَ  

Kemudian sebagian dari mereka berpaling seraya menolak (kebenaran). (QS. Ali Imran 3:23)

InsyaAllah, berlanjut lagi setelah ini

🤨🧐🤔🤨🧐🤔

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Surahs/ Ali Imran/ 09. ‘Ali ‘Imran – Ayah 23-25 Ramadan 2018 (00.00-08.00)


Materi VoB Hari ke-437 Siang | Ketetapan Kitab Allah ﷻ

Oleh: Muchamad Musyafa

#WednesdayAliImranWeek63Part2

Part 2

⚖️📖

Secara keseluruhan, ayat ini menyampaikan tentang segolongan orang yang telah menerima sebagian dari wahyu Allah ﷻ, mereka telah menerima bagian dari kitab Allah ﷻ. Lalu mereka dipanggil untuk berpegangan pada kitab Allah ﷻ itu. 

Penafsiran pertama dari bagian ayat ini adalah, surat ini bercerita tentang kaum Yahudi. Sejak awal mereka sudah memiliki Taurat yang merupakan bagian dari kitab Allah yang ada di Lauh Mahfuz. Lalu kemudian Allah ﷻ mengajak mereka untuk mengimani Al-Qur’an yang dibawa Muhammad ﷺ. Karena Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya. 

Dengan sebagian wahyu Allah ﷻ yang mereka miliki di dalam Taurat, seharusnya itu cukup bagi mereka sebagai sebuah bukti untuk meyakini kebenaran Al-Qur’an.

⚖️📖

Penafsiran lain dari ayat ini adalah, tentang orang yang memiliki sebagian pengetahuan tentang Al-Qur’an. Mereka tinggal di tengah-tengah komunitas sahabat Rasulullah ﷺ yang mengimani Al-Qur’an. Mereka tahu betul beberapa ayat-ayat yang diwahyukan Allah ﷻ kepada Rasulullah ﷺ. 

Jadi pada penafsiran kedua ini, cakupannya lebih luas. Objeknya tidak hanya orang-orang Yahudi, tetapi semua orang yang mendapatkan pengetahuan tentang kitab Allah.

⚖️📖

Tentu saja sekuat apa pun manusia mempelajari Al-Qur’an, sesungguhnya mereka tidak akan pernah bisa benar-benar 100% memahami Al-Qur’an. Kita tidak boleh merasa bahwa kita sudah paham betul Al-Qur’an hingga kita tidak mau belajar lagi dari ulama-ulama lain. Allah ﷻ ingin menyadarkan kepada kita bahwa seharusnya kita rendah diri di hadapan Al-Qur’an karena kita akan selalu menjadi seorang murid dari Al-Qur’an. Tidak akan bisa kita mencap diri kita 100% menguasai isi Al-Qur’an.

Jadi, baik orang yahudi secara khusus, atau orang-orang masyarakat arab saat itu yang mendengar wahyu Allah ﷻ, semua dari mereka telah diajak untuk berpegang teguh pada kitab Allah. Sehingga kitab itu bisa menerapkan segala perkara mereka, atau Allah bisa menetapkan segala perkara bagi mereka. 

⚖️📖

Siapa yang menetapkan perkara? Kitab Allah ﷻ atau Allah ﷻ? Tentang hal ini perlu kita pahami benar-benar. 

Kita harus pahami betul-betul bahwa semua ketetapan yang dituliskan di dalam kitab Allah ﷻ adalah semua yang ditetapkan oleh Allah ﷻ bagi manusia. Ketetapan Allah ﷻ dan ketetapan kitab Allah ﷻ itu sama saja.

⚖️📖

Kenapa ini penting dipahami?

Karena jangan sampai kita berpikir, bahwa aturan di dalam Al-Qur’an hanyalah sekedar aturan saja. Kita menganggap bahwa Allah ﷻ lebih pemurah dari apa yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur’an. Kita berharap di akhirat nanti Allah ﷻ memaklumi dosa-dosa kita. Sehingga kita membiarkan diri kita untuk terus menerus melakukan perbuatan dosa. Kita tidak menutup mata kita dari apa yang sudah ditetapkan di dalam Al-Qur’an. Seakan-akan kita berpikir bahwa Allah ﷻ akan berubah pikiran. Apa yang Allah tetapkan dahulu, bisa jadi berubah di kemudian hari.

Tidak seperti itu,

Apa yang tertulis di dalam Al-Qur’an, itulah ketetapan dari Allah ﷻ. 

InsyaAllah, berlanjut pekan depan

⚖️📖⚖️📖⚖️

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Surahs/ Ali Imran/ 09. ‘Ali ‘Imran – Ayah 23-25 Ramadan 2018 (00.00-08.00)

⚖️📖⚖️📖⚖️


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

One thought on “[VoB2021] Memperhatikan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s