Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-434
Topik: Heavenly Order
Ahad, 29 Agustus 2021
Materi VoB Hari ke-434 Pagi | Al-‘Aajilah
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek62Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Cara kerjanya memang bukan seperti itu. Mencari ayat lain dari Al-Qur’an supaya argumentasinya makin kuat. Berharap orang lain berubah dengan makin banyaknya ayat yang dikutip.
Hidayah itu datangnya bukan dari setumpuk argumen kita. Hidayah itu datangnya bukan dari penjelasan kita yang sangat baik, sangat masuk akal, dan sangat menyentuh. Hidayah itu datangnya dari Allah.
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهٗ ۗ ١٩
“Kemudian, sesungguhnya tugas Kami (pula)-lah (untuk) menjelaskannya.” (QS Al-Qiyamah, 75:19)
Jika hati seseorang tergerak untuk hijrah, maka yang menggerakkannya tidak lain dan tidak bukan adalah Allah ‘azza wajall. Termasuk membuat ayat-ayat Al-Qur’an menjadi jelas buatnya.
Setelah ayat ke-19 itu, Allah melanjutkan dengan ayat yang luar biasa. Ustaz menyebutkannya sebagai sebuah ironi. Karena ayat ke-20 ini tidak seperti yang diharapkan logika manusia.
كَلَّا بَلْ تُحِبُّوْنَ الْعَاجِلَةَۙ ٢٠
(QS Al-Qiyamah, 75:20)
Al-‘Aajilah artinya adalah the immediate. Seperti iklan obat sakit kepala. Sesuatu yang sifatnya segera.
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini adalah tentang orang-orang yang mencintai keuntungan yang datang dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Dan keuntungan jangka pendek itu adalah kehidupan di dunia ini. Sementara itu keuntungan jangka panjang adalah kehidupan sesudah mati.
Dengan kata lain, Allah menegaskan bahwa manusia itu mencintai kehidupan di dunia ini.
Tapi mengapa Allah tidak menyatakan di ayat ini, misalnya kallaa bal tuhibbuunaddunya? Mengapa harus menggunakan kata ‘aajilah dan bukan dunya?
Apa manfaat kata ‘aajilah dan bagaimana kata ini terhubung dengan ayat-ayat yang lain?
Ketika ada seseorang bertanya “Kapan datangnya hari kiamat?” Maka Al-Qur’an menjawab dengan yasta’jiluunaka bil-‘adzaab. (QS Al-Hajj 47, QS Al-‘Ankabut 53-54)
Pertanyaan itu seakan-akan menantang Allah untuk menyegerakan azab baginya.
Ada dua urgensi yang berkebalikan di sini. Di satu sisi, ada urgensi Rasulullah untuk menyelamatkan mereka. Di sisi yang lain, mereka malah punya urgensi supaya azabnya disegerakan.
Mereka tidak sadar bahwa hidup mereka sendiri akan segera berakhir. Dan ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan, mereka akan minta segalanya diperlambat. Mereka minta disembuhkan. Mereka sudah lupa dengan ‘aajilah.
Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / 5. Seemingly Unrelated Ayat_ Al-Qiyamah and Al-‘Ankabut (15:26 – 17:46)
Materi VoB Hari ke-434 Siang | Fa Innamaa Yujaahidu Linafsih
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek62Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Masih di ayat 19 dan 20 dari surah Al-Qiyamah. Dua ayat yang menunjukkan adanya transisi. Seakan-akan ayat 20 itu tidak nyambung dengan ayat 19.
Imam Razi memberi komentar terhadap ayat ini bahwa Allah does not like rushing of any kind. Allah tidak suka terburu-buru dalam hal apa pun. Urusan dunia maupun urusan akhirat.
Bahkan urusan dengan Al-Qur’an pun, Allah meminta Rasulullah untuk membacanya secara perlahan-lahan.
⏹️⏹️⏹️⏹️⏹️
Selanjutnya, Ustaz move on ke contoh berikutnya, yakni surah 29 atau surah Al-‘Ankabut.
Konteksnya adalah ketika torture atau penyiksaan sudah menjadi cara orang-orang kafir Quraisy berurusan dengan orang Islam saat itu.
Mereka menjadi ofensif secara fisik. Suka menyiksa orang-orang Islam secara fisik. Suka menghajar. Suka membakar. Suka bikin tubuh orang Islam luka memar.
Untuk merespons perilaku suka menyiksa dari kafir Quraisy itu, turunlah surah ini.
Surah ini adalah tentang bagaimana Allah membantu orang-orang Islam menghadapi situasi krisis di periode akhir Makkah.
Beberapa ulama berpendapat bahwa Al-‘Ankabut dan Al-Muthaffifin adalah dua surah terakhir yang turun di Makkah.
الۤمّۤ ۗ ١ أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُّتْرَكُوْٓا أَنْ يَّقُوْلُوْٓا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ ٢
“Alif Lām Mīm. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, ‘Kami telah beriman,’ sedangkan mereka tidak diuji?” (QS Al-‘Ankabut, 29:1-2)
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ ٣
“Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta.” (QS Al-‘Ankabut, 29:3)
أَمْ حَسِبَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّءَاتِ أَنْ يَّسْبِقُوْنَا ۗسَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ ٤
“Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? (Alangkah) buruk apa yang mereka tetapkan itu!” (QS Al-‘Ankabut, 29:4)
Menarik, ya. Di satu sisi, Allah bilang ke orang-orang yang beriman, “Kamu pikir kamu tidak akan diuji?”
Di sisi yang lain, Allah juga bilang ke kafir Quraisy, “Mereka pikir mereka bisa lolos (getting away) setelah apa yang mereka lakukan?”
مَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ اللّٰهِ فَاِنَّ أَجَلَ اللّٰهِ لَأٰتٍ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ٥
“Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah, sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah pasti datang. Dia Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-‘Ankabut, 29:5)
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗإِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ٦
“Siapa yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk berbuat kebajikan), sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri (karena manfaatnya kembali kepada dirinya). Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakaya (tidak memerlukan suatu apa pun) dari alam semesta.” (QS Al-‘Ankabut, 29:6)
Para sahabat sudah berkorban banyak untuk Islam. Kita tahu bahwa pengorbanan kita di zaman ini tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan para sahabat.
Tapi di ayat ini seakan-akan Allah menyatakan kepada para sahabat, “Jangan pernah berpikir bahwa kalian telah punya kontribusi untuk Islam. Aku tidak butuh pengorbanan kalian. Aku tidak butuh kalian.”
“Perjuangan dan pengorbanan kalian adalah untuk kalian sendiri. Kalian tidak membawa manfaat apa-apa untukku. Manfaatnya kembali untuk kalian sendiri.”
Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / 5. Seemingly Unrelated Ayat_ Al-Qiyamah and Al-‘Ankabut (17:46 – 21:50)
Materi VoB Hari ke-434 Sore | Walaya’lamannallaahulladziina Aamanuu Walaya’lamannal Munaafiqiin
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek62Part3
Part 3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
What a reality check!
Betapa Al-‘Ankabut ayat 6 telah menjadi pengingat yang luar biasa buat kita. Bahwa semua amal kebaikan yang kita lakukan, kita melakukannya bukan untuk Allah. Kita melakukannya untuk diri kita sendiri.
Ustaz menyebut ayat 6 ini sebagai tough love. Cinta yang “keras”. Lalu, ayat selanjutnya, Al-‘Ankabut ayat 7, Allah menyebutnya sebagai soft love. Cinta yang “lunak”.
وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّأٰتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَحْسَنَ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh pasti akan Kami hapus dosa-dosanya, dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang terbaik dari apa yang selama ini mereka kerjakan.” (QS Al-‘Ankabut, 29:7)
Siksaan fisik (physical torture) maupun siksaan psikologis (psychological torture) yang selama ini mereka alami, tidak akan sia-sia. Allah akan memberi mereka pahala yang terbaik.
Siksaan psikologis yang dialami sahabat kadang berasal dari keluarga sendiri. Ustaz mencontohkan seorang ibu dari sahabat yang bilang, “If you don’t leave Islam, I’ll stop eating.”
Bayangkan jika Anda yang berada di situasi itu. Anda sudah jatuh cinta sama Islam. Anda baru saja memeluk Islam. Tapi orang yang Anda cintai … yang Anda pernah berada di rahimnya … beliau akan berhenti makan jika Anda tidak meninggalkan Islam!
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۗوَإِنْ جَاهَدٰكَ لِتُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۗإِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ٨
“Kami telah mewasiatkan (kepada) manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.” (QS Al-‘Ankabut, 29:8)
Apa yang terjadi saat para sahabat tadi tidak mau meninggalkan Islam? Mereka harus berpisah dari ibunda mereka. Meski mereka, sebagai anak yang pernah dikandung, akan tetap menyayangi ibunda mereka.
Dan ayat berikutnya adalah sebuah kabar gembira karena para sahabat itu akan mendapatkan keluarga yang baru. Yakni keluarga atau golongan orang-orang yang saleh.
وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِى الصّٰلِحِيْنَ ٩
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh pasti akan Kami masukkan mereka dalam (golongan) orang-orang saleh.” (QS Al-‘Ankabut, 29:9)
Luar biasa sekali bagaimana ayat-ayat ini terhubung!
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ ءَامَنَّا بِاللّٰهِ فَإِذَآ أُوْذِيَ فِى اللّٰهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللّٰهِ ۗوَلَىِٕنْ جَاۤءَ نَصْرٌ مِّنْ رَّبِّكَ لَيَقُوْلُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْۗ أَوَلَيْسَ اللّٰهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِيْ صُدُوْرِ الْعٰلَمِيْنَ ١٠
“Di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah,” tetapi apabila dia disakiti karena (dia beriman kepada) Allah, dia menganggap cobaan manusia itu seperti siksaan Allah. Akan tetapi, jika datang pertolongan dari Tuhanmu, pasti mereka akan berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu.” Bukankah Allah paling mengetahui apa yang ada di dalam dada semua manusia?” (QS Al-‘Ankabut, 29:10)
“Dulu waktu aku belum Islam, hidupku oke-oke saja. Tapi begitu aku memeluk Islam, hidupku rasanya jadi acak-acakan. Rasanya Allah tidak ingin aku masuk Islam.”
“Sejak aku makin mendalami Islam, hidupku jadi tidak karuan. Sepertinya Allah tidak ingin melihat aku menjadi lebih islami.”
“Ketika aku berhenti salat, ketika aku minum alkohol lagi, segalanya menjadi lebih baik. Hidup menjadi normal kembali.”
Hati-hati terhadap pikiran-pikiran seperti itu. Pengetahuan Allah meliputi apa yang kita pikirkan, dan apa yang ada di dada kita.
Awalaysallaahu bi-a’lama bimaa fii shuduuril ‘aalamiin. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada di dalam dada semua manusia?
Lebih tegas lagi, Allah menegaskan di ayat selanjutnya.
وَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ ١١
“Allah pasti mengetahui orang-orang yang beriman dan Dia pasti mengetahui orang-orang yang munafik.” (QS Al-‘Ankabut, 29:11)
Insyaa Allaah kita lanjutkan pekan depan.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / 5. Seemingly Unrelated Ayat_ Al-Qiyamah and Al-‘Ankabut (21:50 – 25:01)
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah