[VoB2021] 4 Ayat 1 Kalimat


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-432

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 27 Agustus 2021

Materi VoB Hari ke-432 Pagi | 4 Ayat 1 Kalimat

Oleh: Vivin Ardiani

#FridayAlKahfiWeek62Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Kita telah belajar bahwa pada surah Al-Kahfi pada ayat pertama, ada urutan kata yang Allah tukar letaknya. Kata yang “normal”nya terlebih dahulu disebutkan, ternyata justru berada di akhir ayat. Kata yang secara “normal” akan ada di akhir ayat, ternyata justru muncul di awal ayat. 

Seharusnya sekuens ayat pertama yang “normal” bagi kita adalah

Alhamdulilahi, segala puji dan terima kasih bagi Allah. Alladzi anzala, yang telah menurunkan. Al-kitaba qayyiman, kitab-Nya yang lurus. ‘Alaa ‘abdihi, kepada hamba-Nya. Walam yaj’al lahu ‘iwaja, dan Dia tidak menjadikannya bengkok.

Tetapi Allah mengubah urutan kata. Bagian pertama urutan kata yang berbeda yaitu عَلَىٰ عَبْدِهِ dan ٱلْكِتَٰبَ sudah dibahas pada pekan lalu. Yang akan kita bahas kemudian adalah kata وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَاۜ  dan قَيِّمًا pada ayat kedua.

Menariknya, kata قَيِّمًا bukan bagian dari ayat pertama, tapi قَيِّمًا adalah kata yang berstatus nasb karena berakhiran -an. Nasb tidak akan bisa muncul tanpa sebab. Ada kata sebelumnya yang mempengaruhi suatu kata menjadi nasb. Dalam hal ini قَيِّمًا berstatus nasb karena kata ٱلْكِتَٰبَ dan أَنزَلَ.

Jadi secara tata bahasa (grammar), ayat pertama surah al-Kahfi masih terhubung dengan ayat berikutnya. 


Bahwa satu ayat belum tentu merupakan sebuah kalimat. Satu kalimat akan memiliki aturan tata bahasa yang utuh. Sehingga ketika kita akan memulai membuat satu kalimat baru, kita akan membuatnya dengan tata bahasa baru.

Ayat kedua surah al-Kahfi meskipun menjadi ayat yang berbeda, tapi masih dalam satu kerangka tata bahasa dengan ayat pertama. Ayat pertama bahkan sampai ayat keempat adalah bagian dari kalimat pertama pada ayat pertama. Apa hikmahnya?

 Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 12. Al-Kahf (Ayah 1d) – A Deeper Look (00:01 – 00:04)


Materi VoB Hari ke-432 Siang | Saling Terkait

Oleh: Vivin Ardiani

#FridayAlKahfiWeek62Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Ayat pertama hingga keempat surah Al-Kahfi adalah satu kalimat. Menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak memisahkan ayat-ayat sebagai sebuah gagasan yang independen.

Bahwa sebenarnya dari empat ayat itu tujuannya masih berupa satu gagasan. 

Allah mengajarkan bahwa kita tidak bisa hanya mempelajari satu ayat. Untuk mempelajari satu ayat kita harus terhubung dengan ayat-ayat yang lain karena saling terkait.

Misalnya kita hanya ingin belajar tafsir ayat kedua QS Al-Kahfi saja. Sesungguhnya, itu adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan. Secara linguistik tidak mungkin bisa dilakukan. Kita tidak bisa mempelajari suatu ayat dengan memenggalnya dari ayat lain yang masih dalam satu konteks tata bahasa. Atau, bisa, tetapi akan menjadi kesimpulan yang ganjil dan sama sekali tidak terhubung dengan konteks ayat. 

QS Al-Kahfi 1-4 adalah contoh konsep bahwa secara tata bahasa keempat ayat tersebut saling terpadu dan tidak dapat dipisah. 

Bahkan meskipun secara tata bahasa bisa dipisah, tetapi sebenarnya ayat tersebut masih terhubung. Misalnya ayat tentang pinjaman, QS Al Baqarah 282. Satu halaman penuh itu terdiri dari beberapa kalimat tetapi hanya satu ayat dengan tema yang sama. Ayat kursi juga terdiri dari sembilan kalimat, tetapi hanya satu ayat dan maknanya saling terkait.

Jangan sampai kita memisahkan suatu ayat dari konteksnya. Seperti yang disebut dalam QS Al-Hijr 91:

“(yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur’an itu terbagi-bagi.”

Yaitu mereka yang mengambil satu kalimat dalam Al-Qur’an kemudian mengambil yang lain, memisahkannya dari kalimat lain. Padahal selama masih pada satu tema, ayat-ayat tersebut seharusnya tidak terpisahkan.

Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 12. Al-Kahf (Ayah 1d) – A Deeper Look (00:04 – 00:06)


Materi VoB Hari ke-432 Sore | Nasakh dalam Al-Qur’an

Oleh: Vivin Ardiani

#FridayAlKahfiWeek62Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Contoh lainnya ketika Al-Qur’an berbicara tentang nasakh, pembatalan atas sesuatu yang tidak lagi berlaku. 

“Ayat yang Kami batalkan atau Kami hilangkan dari ingatan, pasti Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu?” (QS Al-Baqarah: 106).

Bagaimana konteks ayat ini? Kalau kita hanya mencuplik satu ayat ini, sama saja kita tidak respek dari mana ayat ini berasal. Konteks ayat ini yaitu berbicara tentang Yahudi yang mengambil Taurat dan membuat perubahan. Mereka mengubah kata-kata Allah.

Ketika disampaikan kepada mereka Al-Qur’an, mereka menolak. “Untuk apa kami membutuhkan kitab baru? Kami sudah punya. No, thanks. Kami tidak butuh.”

Pun ketika dikatakan kepada mereka untuk mengikuti Rasulullah ﷺ, mereka menjawab,

“Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami.” (QS Al-Baqarah 91)

Padahal mereka sudah tahu ada nasakh. Al-Qur’an telah menyempurnakan Taurat. Beberapa mengonfirmasi, yang lainnya tentu jauh lebih baik. 

Maka dengan melihat suatu ayat dari konteks turunnya ayat, akan membantu kita untuk memahami dan lebih menghargai Al-Qur’an.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 12. Al-Kahf (Ayah 1d) – A Deeper Look (00:06 – 00:08)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s