[VoB2021] Al-Qur’an – Qorona


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-431

Topik: Divine Speech

Kamis, 26 Agustus 2021

Materi VoB Hari ke-431 Pagi | Al-Qur’an – Qorona

Ditulis oleh: Wina Wellyanna

#ThursdayDivineSpeechWeek62Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Sebelumnya, Ustaz pernah membahas mengenai struktur atau betapa simetrisnya surat Ar-Rahman dan hubungan surat Ar-Rahman dengan surat Al-Waqi’ah.

Surat Ar-Rahman memiliki 5 bagian, surat Al-Waqiah juga memiliki 5 bagian.

Kita mulai mengurut surat Ar-Rahman bagian dari awal, sedangkan al-Waqiah kita mulai mengurutkan dari bagian akhir.

❄️❄️❄️

Bagian pertama surat Ar-Rahman mengenai keagungan Al-Qur’an, bagian terakhir surat Al-Waqi’ah mengandung keagungan Al-Qur’an juga.

Bagian kedua surat Ar-Rahman mengenai ciptaan-ciptaan Allah, bagian kedua terakhir surat Al-Waqi’ah juga mengenai ciptaan-ciptaannya Allah.

❄️❄️❄️

Bagian ketiga surat Ar-Rahman mengenai judgement day atau hari penghakiman dan neraka, bagian ketiga surat Al-Waqi’ah juga mengenai hari penghakiman dan neraka.

Bagian keempat surat Ar-Rahman mengenai tingkatan-tingkatan surga tepatnya dua tingkatan surga yang paling bawah, atau kelas ekonominya surga 🙃, di bagian kedua surat Al-Waqi’ah mengenai manusia golongan kanan, golongan kanan jelas akan masuk ke surga ‘kan?

❄️❄️❄️

Bagian kelima surat Ar-Rahman mengenai tempat elit di surga, tempat yang paling sangat amat indahnya di surga, bagian pertama surat Al-Waqi’ah, mengenai as-Sabiquun, mereka adalah kaum elite golongan kanan yang tentunya akan masuk ke surga.

Lima bagian dalam surat Ar-Rahman saling berkaitan dengan 5 bagian dalam surat Al-Waqi’ah, keduanya seperti cermin untuk satu sama lain, saling merefleksikan.

❄️❄️❄️

Surat-surat dalam Al-Qur’an memiliki keterkaitan yang mengagumkan, baik di dalam suratnya itu sendiri, atau antara surat satu dan surat lainnya.

Semakin dalam dipelajari, semakin kita akan merasa Al-Qur’an sungguh menakjubkan.

Cara pandang kita pun juga akan bisa berubah, awalnya mungkin Al-Qur’an tidak terasa seperti sebuah kitab suci, karena untuk sebagian orang, termasuk Ustaz sendiri juga mengakui, pertama kali membuka Al-Qur’an seolah-olah setiap ayat tidak saling berhubungan.

❄️❄️❄️

Mungkin saat kita sedang mempelajari satu ayatnya, atau mempelajari hikmahnya, kita enggak ngeh secara teknis hubungannya dengan ayat yang lain atau belum mengerti alur keterkaitannya dengan ayat-ayat berikutnya.

Padahal ya, Qur’an berasal dari kata Qorona yang artinya menggabungkan sesuatu dengan yang lain.

Beberapa ahli berpendapat Qoro’a bukan asal kata dari Qur’an, melainkan Qorona.     

❄️❄️❄️

Qorona yang berarti menggabungkan sesuatu dengan yang lain sama seperti bagaimana ayat-ayat di dalam Al-Qur’an saling berkaitan.

Dalam rangka mengerjakan satu proyek Al-Qur’an setiap tahunnya, Ustaz dan tim meminta doa kita agar proyek “A Comprehensive Introduction to Every Surah in The Qur’an” di tahun saat heavenly order diselenggarakan berjalan lancar, in syaa Allahu ta’ala.

Proyek ini bukan hanya membahas pokok penting dalam surat atau bagaimana latar belakang surat tersebut turun, tapi juga mencakup bagaimana surat-surat tersebut diatur, dan bagaimana satu surat saling berkaitan dengan surat lainnya, apa saja lay out surat tersebut.

❄️❄️❄️

Intinya, proyek ini membahas keindahan surat-surat di dalam Al-Qur’an dari segala sisi.

Mungkin proyek ini akan penuh dengan tantangan, tapi in syaa Allah Ustaz dan tim akan berusaha terus, semoga Allah memberikan kelancaran, biiznillah.  

Insyaa Allaah berlanjut ke part 2.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Divine Speech / 09. Order Within a Surah (24:55 – 28:35)


Materi VoB Hari ke-431 Siang | Rendah Hati vs Percaya Diri

Ditulis oleh: Wina Wellyanna

#ThursdayDivineSpeechWeek62Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kita kembali kepada surat Yusuf.

Surat Yusuf bersifat seimbang, jika satu ayat disini tentang A, maka di ayat lain ada -A, contohnya mengenai karakter yang ingin ustaz soroti, yaitu tokoh utamanya: Nabi Yusuf dan dua kepribadiannya.

Pada satu sisi, kita mengenal karakter nabi Yusuf yang rendah hati, di sisi lain kita juga mengenal kepribadian nabi Yusuf yang sangat percaya diri.

Dua kepribadian yang cukup berlawanan, rendah hati vs percaya diri.

❄️❄️❄️

Kita ambil contoh anak-anak, gaya berbicara mereka menjadi lucu kalau sedang gugup.  Ustaz mencontohkan salah seorang anaknya yang pulang ke rumah dengan baju berlepotan setelah main di lapangan.

“Kenapa bajunya berlepotan, Iman? Kamu terluka?” tanya Ustaz.

“Ummm, aku…aku, tadi aku sedang bermain, terus…ummm…ummm” putranya Ustaz menjawab sedikit gugup.  

“Terus, teman-teman pada bermain ayunan…ummm, terus…aku…aku juga tadi bermain…lagi main” makin gugup untuk melanjutkan. 

Ketika anak-anak merasa gugup, mereka cenderung mengulang-ngulang dan tidak mampu menyelesaikan kalimatnya, karena gugup dan ketakutan jadi tidak berani untuk menceritakan apa yang terjadi.

Sebagai orang tua, Ustaz harus menenangkan anaknya, “Tidak apa-apa, Iman, ceritakan tadi kenapa, Ayah enggak akan marahin, kok”.

❄️❄️❄️

Nabi Yusuf, a.s, waktu masih kanak-kanak melihat mimpi matahari, bulan dan 11 bintang bersujud kepadanya, lalu ia mendatangi ayahnya, 

“Ayah, aku sayang sekali Ayah, tapi aku sungguh-sungguh melihatnya di mimpi, beneran deh, aku melihat matahari, bulan dan 11 bintang…” lalu berhenti, tidak menyelesaikan kalimatnya.

Innī ra`aitu kata Yusuf kecil, yang menunjukkan bahwa beliau berusaha meyakinkan ayahnya pada awal kalimat “Sungguh! Beneran!” 

❄️❄️❄️

Nabi Ya’kub sampai harus menenangkan beliau, kemudian Yusuf kecil mengulangi lagi ceritanya.  Beliau sungguh seseorang yang berkarakter rendah hati, sehingga bermimpi melihat matahari, bulan dan 11 bintang sujud kepadanya bukanlah sesuatu yang bisa ia utarakan dengan bebas meski kepada ayahnya, karena menyatakan seolah ia orang yang hebat dan patut diberikan penghormatan.

Insyaa Allaah berlanjut ke part 3.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Divine Speech / 09. Order Within a Surah (28:35 – 31:11)


Materi VoB Hari ke-431 Sore | Kejahatan Anak di Brooklyn

Ditulis oleh: Wina Wellyanna

#ThursdayDivineSpeechWeek62Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Untuk seseorang yang berkarakter rendah hati tidak mungkin menceritakan mimpinya bahwa ia adalah seseorang yang pantas dihormati oleh kedua orang tua dan kakak-kakaknya.

Nabi Ya’kub juga adalah seseorang yang cerdas membaca, beliau melihat kecerdasan Yusuf kecil menginterpretasi mimpi meskipun gugup mengutarakan mimpinya.

❄️❄️❄️

Yang ingin Ustaz soroti dari kisah ini adalah, yang pertama karakter rendah hati-nya Nabi Yusuf, a.s, dan yang kedua adalah peran kita sebagai orang tua, terutama sebagai seorang Ayah, apakah anak-anak kita senyaman itu menceritakan hal yang sangat membuatnya gugup? 

Seorang Ayah yang ketika anaknya mendapati dirinya kebingungan akan suatu hal, orang pertama yang dicarinya adalah Ayahnya untuk meminta solusi?

❄️❄️❄️

Jangan-jangan kita merespon cerita anak kita dengan sikap begini

🧑: “Ayah, Ayah, aku mimpi semalam” 

👨: “Cerita saja sama Ibu” 

😅😅😅

Ayat 3-4 surat Yusuf ini mengajarkan hikmah kepada para orang tua, peran kita sebagai orang tua harus mengikuti jejak parenting Nabi Ya’kub, a.s; mendengarkan anak-anak kita dengan sepenuh hati.

❄️❄️❄️

Sebetulnya, Nabi Yusuf, a.s bisa dibilang tidak dibesarkan oleh didikan seorang Ayah, ingat kisah beliau dibuang ke sumur oleh kakak-kakaknya di usianya yang masih kecil?.

Justru masa kecilnya dijalani sebagai seorang budak tanpa figur Ayahnya. 

Di masa kini, banyak anak muda yang melakukan kejahatan, dan masyarakat menilainya karena mereka dibesarkan oleh single parent sehingga tidak memiliki figur seorang Ayah.

Kejahatan atau kenakalan mereka katanya dipicu tanpa adanya sosok Ayah di rumah, yang menjadi pembelaan ketika mereka disidang pengadilan. 

❄️❄️❄️

Seorang hakim di Brooklyn, New York menulis sebuah buku mengenai peran Ayah, hasil dari pengamatannya selama 35 tahun sebagai hakim, ia memberikan kesimpulan mengenai tingkat kejahatan di Brooklyn bahwa ketiadaan peran Ayah di rumahlah yang memicu anak-anak atau remaja pada tindak kejahatan.

Ustaz berkesimpulan sesungguhnya bukan hanya ketiadaan peran Ayah di Brooklyn saja yang memicu kenakalan remaja, tapi di seluruh dunia.

Pada Nabi Yusuf, beliau memiliki figur Ayah yang sangat mendalam di usia sebelum ia dibuang oleh saudara-saudaranya, sehigga sosok Ayah sangat melekat pada dirinya.

Insyaa Allaah berlanjut minggu depan.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Divine Speech / 09. Order Within a Surah (31:11 – 35:40)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s