[VoB2021] Writing is the Qur’an


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-418

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 13 Agustus 2021

Materi VoB Hari ke-418 Pagi | Writing is the Qur’an

Oleh: Heru Wibowo

#TuesdayAlBaqarahWeek60Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Kitab adalah satu-satunya kata yang tersedia dalam perbendaharaan kata bahasa Arab yang mengandung makna hiperbola.

Artinya, tidak ada sebenar-benarnya tulisan yang pernah ditulis kecuali Kitab Al-Qur’an.

“Tulisan” adalah sebuah gagasan yang tak terbatas. Tulisan bisa apa saja. Ilmiah maupun bukan. Resmi atau tidak resmi. Bahasa ala profesor di kampus maupun bahasa “jalanan” di pasar tradisional.

Dalam hal ini, Kitab adalah sebuah bentuk “personifikasi” dari tulisan. Sesungguhnya, tidak ada yang bisa benar-benar disebut sebagai tulisan kecuali Kitab.

Kitab itu cukup untuk “merangkum” semua jenis tulisan yang pernah ada. Writing is the Qur’an. Tulisan adalah Al-Qur’an.

Ada sebuah iklan produk obat nyamuk yang mengeklaim bahwa tidak ada yang lebih bagus darinya. Tapi, “Yang lebih mahal … banyak …,” begitu katanya.

Seandainya tidak ada masalah untuk memasang iklan dalam urusan ini, bisa saja dibikin skenarionya.

“Tulisan? Itu bukan tulisan … ! Yang ini juga bukan tulisan … ! Nah, kalau yang ini … (sambil tersenyum dan mendekap Kitab Suci Al-Qur’an) … ini baru tulisan …”

Seakan-akan tidak pernah ada yang namanya tulisan, apa pun bentuk dan jenisnya, tanpa Kitab Al-Qur’an.

Lalu seorang manusia, yang illiterate, yang tidak bisa membaca dan menulis, telah diberi akses kepada sebuah Kitab yang merupakan sebuah tulisan yang tidak ada bandingannya. Tulisan Ilahi.

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ أَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ 

Segala puji dan terima kasih bagi Allah yang telah menurunkan Kitab itu (QS Al-Kahfi, 18:1).

Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan Kitab di ayat ini adalah Kitab Suci Al-Qur’an.

Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 12. Al-Kahf (Ayah 1c) – A Deeper Look (22:13 – 24:14)


Materi VoB Hari ke-418 Siang | Tiga Makna Kitab

Oleh: Heru Wibowo

#FridayAlKahfiWeek60Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Kata kitaab itu sendiri, di Al-Qur’an, mengandung sejumlah makna. Bergantung konteksnya, kata Imam Razi.

1️⃣

Makna pertama: sesuatu yang diwajibkan.

يٰٓأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِى الْقَتْلٰىۗ 

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu (melaksanakan) qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh.” (QS Al-Baqarah, 2:178)

يٰٓأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah, 2:183)

Qishaash (pembalasan yang setimpal dalam pelaksanaan hukum Islam) dan shiyaam atau fasting (berpuasa) diwajibkan atas orang-orang yang beriman.

إِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا ١٠٣

“Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.” (QS An-Nisa’, 4:103)

Selain qishaash dan shiyaam di Al-Baqarah, shalaat yang disebutkan di An-Nisa’ ini adalah juga sesuatu yang diwajibkan.

2️⃣

Makna kedua: bukti.

فَأْتُوْا بِكِتٰبِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ١٥٧

“(Kalau begitu,) bawalah ‘kitab’-mu jika kamu orang-orang yang benar.” (QS Ash-Shaffat, 37:157)

Yang dimaksud di ayat ini adalah, “Bawalah bukti yang tak terbantahkan (irrefutable evidence) yang kamu miliki.”

Jadi ada dua makna kitaab yang sudah kita pelajari. Yang pertama adalah sesuatu yang diwajibkan. Dan yang kedua adalah bukti.

3️⃣

Makna ketiga: deadline.

Yang dimaksud dengan deadline di sini tentu saja adalah tenggat waktu atau batas waktu.

وَمَآ أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا وَلَهَا كِتَابٌ مَّعْلُوْمٌ ٤

“Kami tidak membinasakan suatu negeri, kecuali sudah ada ketentuan yang ditetapkan baginya.” (QS Al-Hijr, 15:4)

Di sini, makna kitaab adalah deadline. Tenggat waktu atau batas waktu. Yakni batas waktu yang ditetapkan untuk negeri tersebut.

Artinya, penduduk negeri itu punya jatah waktu tinggal di negeri itu untuk sekian lama. Sampai kitaab atau deadline atau tenggat waktu yang Allah tetapkan.

Kembali ke surah Al-Kahfi ayat pertama.

Apakah kitaab dalam ayat pertama Al-Kahfi itu ada hubungannya dengan deadline atau tenggat waktu? 

Ada. Karena Allah mengirim utusan-Nya dengan deadline juga. Dan karena tanda terbesar dari datangnya hari Kiamat adalah diutusnya Nabi terakhir dan diturunkannya wahyu yang terakhir pula.

Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 12. Al-Kahf (Ayah 1c) – A Deeper Look (24:14 – 26:15)


Materi VoB Hari ke-418 Sore | Makna Keempat dan Kelima

Oleh: Heru Wibowo

#FridayAlKahfiWeek60Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Jadi, dengan diutusnya Rasulullah shallallaahu ‘alayhi wasallam, dengan diturunkannya Kitab Suci Al-Qur’an, the clock started ticking. Artinya, deadline itu makin dekat.

إِنَّهُمْ يَرَوْنَهٗ بَعِيْدًاۙ ٦

“Sesungguhnya mereka memandangnya (siksaan itu) jauh (mustahil terjadi)” (QS Al-Ma’arij, 70:6)

They see it far, we see it here. Mereka memandang bahwa saatnya masih jauh. Sementara itu, orang yang beriman, memandang bahwa saatnya sudah dekat.

4️⃣

Makna keempat: pembebasan bersyarat.

Makna keempat adalah ketika pemilik dari seorang hamba (the owner of a slave) menyatakan, “Jika kamu melakukan ini, ini, dan ini, kamu akan menikmati kebebasan.”

وَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ إِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا 

“Dan (apabila) hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian (kebebasan) dengan mereka jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka. (QS An-Nur, 24:33)

Ayat ini adalah tentang hamba sahaya yang ingin kitaab atau freedom maka tuannya membuat perjanjian kepada mereka untuk mereka ikuti supaya mereka mendapat kebebasan.

Ide dasar dari An-Nur 33 ini adalah, following the Book of Allah is freeing you, not enslaving you. Mengikuti Kitab Allah akan membebaskan kita, bukan memperbudak kita.

Manusia biasanya punya delusi, pikiran atau pandangan yang tidak berdasar atau tidak rasional, tentang kebebasan (freedom).

Padahal sebenarnya the only real freedom is through the Book of Allah. Satu-satunya kebebasan sejati adalah kebebasan yang dipelajari dan hikmahnya bersumber dari Kitab Allah.

5️⃣

Makna kelima: ketika kita menggabungkan beberapa hal menjadi satu.

Seperti milisi. Seperti orang yang menjadi prajurit karena memenuhi tugas negara, menjalankan wajib militer.

Bayangkan ikatan antar sesama prajurit pembela negara yang sulit untuk dipisahkan. Mereka adalah tim yang biasa bekerja sama. Mereka menjadi sangat hebat ketika melakukan penyerangan sebagai satu tim yang terpadu.

Imam Razi yang menyatakan itu. Bahwa Kitab disebut Kitab karena its words come together like a militia and tears apart doubts.

Kitab disebut Kitab karena kata-kata di dalamnya terangkai menjadi satu seperti kesatuan milisi yang mengoyak-ngoyakkan keraguan.

Ustaz masih merasa takjub dengan makna Kitab yang satu ini. Padahal Beliau saat itu sedang menerangkan. Maksudnya, saat itu Ustaz bukan sedang mempelajari materi yang Beliau sampaikan untuk pertama kalinya.

Tak terbayangkan bagaimana rasa takjub Beliau saat Beliau mempelajari definisi dari Imam Razi ini untuk pertama kalinya.

Or maybe because all of the sciences, all that you need to know has been fused together in this one Book.

Atau bisa jadi karena semua ilmu pengetahuan, semua yang perlu kita ketahui, telah digabungkan secara bersama menjadi satu dalam Kitab ini. Mungkin karena itulah Allah menyebutnya Kitab, begitu kata Imam Razi.

Itulah beberapa makna Kitab menurut para ulama. Tapi Ustaz merasa, pembahasan tentang makna Kitab cukup sampai di sini.

Karena masih banyak yang harus dijelaskan. Dan sampai sekarang pun kita masih membahas ayat pertama dari surah Al-Kahfi. Masih belum beranjak dari situ.

Selanjutnya, Ustaz akan membahas sequencing. Ada kata-kata yang urutannya “tidak sesuai dengan yang diharapkan manusia”. Seakan-akan urutannya terbalik.

Padahal ada hikmah yang luar biasa di balik urutan kata yang Allah tetapkan itu. Allah Maha Mengetahui sedangkan kita tidak mengetahuinya.

Bagaimana persisnya ilmu tentang perubahan urutan kata yang mengandung hikmah itu?

Insyaa Allaah kita lanjutkan pekan depan.

💎💎💎💎💎

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 12. Al-Kahf (Ayah 1c) – A Deeper Look (26:15 – 29:01)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.

Jazakumullahu khairan

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s