[VoB2021] Tiga Bagian Surat ‘Abasa


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-399

Topik: Heavenly Order

Ahad, 25 Juli 2021

Materi VoB Hari ke-399 Pagi | Tiga Bagian Surat ‘Abasa

Oleh: Wina Wellyanna

#SundayHeavenlyOrderWeek57Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Contoh lain lagi ada dalam surat ‘Abasa, ada kesan ayat 24 sampai 32 tidak terkait dengan ayat-ayat sebelumnya, sekarang coba kita simak surat ‘Abasa ayat 1-23 dengan terjemahan berikut:

 عَبَسَ وَتَوَلَّىٰٓ

1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,

أَن جَآءَهُ ٱلْأَعْمَىٰ

2. karena telah datang seorang buta kepadanya.

 وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُۥ يَزَّكَّىٰٓ

3. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),

 أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ

4. atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?

 أَمَّا مَنِ ٱسْتَغْنَىٰ

5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,

 فَأَنتَ لَهُۥ تَصَدَّىٰ

6. maka kamu melayaninya.

 وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ

7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman).

 وَأَمَّا مَن جَآءَكَ يَسْعَىٰ

8. Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),

 وَهُوَ يَخْشَىٰ

9. sedang ia takut kepada (Allah),

 فَأَنتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ

10. maka kamu mengabaikannya.

 كَلَّآ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ

11. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan,

 فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥ

12. maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,

 فِى صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍ

13. di dalam kitab-kitab yang dimuliakan,

 مَّرْفُوعَةٍ مُّطَهَّرَةٍۭ

14. yang ditinggikan lagi disucikan,

 بِأَيْدِى سَفَرَةٍ

15. di tangan para penulis (malaikat),

 كِرَامٍۭ بَرَرَةٍ

16. yang mulia lagi berbakti.

 قُتِلَ ٱلْإِنسَٰنُ مَآ أَكْفَرَهُۥ

17. Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?

 مِنْ أَىِّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ

18. Dari apakah Allah menciptakannya?

 مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥ

19. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.

 ثُمَّ ٱلسَّبِيلَ يَسَّرَهُۥ

20. Kemudian Dia memudahkan jalannya.

 ثُمَّ أَمَاتَهُۥ فَأَقْبَرَهُۥ

21. kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,

 ثُمَّ إِذَا شَآءَ أَنشَرَهُۥ

22. kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.

 كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ أَمَرَهُۥ

23. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya,

🌠🌠🌠

Ayat 1 sampai 23 bisa terlihat keterkaitannya, sekarang kita menuju ayat 24 yang menurut kalangan orientalis tidak nyambung, bahkan ada yang menganggap sebagai salah satu kesalahan di surat ‘Abasa. 

فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ إِلَىٰ طَعَامِهِۦٓ

24. maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

 أَنَّا صَبَبْنَا ٱلْمَآءَ صَبًّا

25. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),

 ثُمَّ شَقَقْنَا ٱلْأَرْضَ شَقًّا

26. kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,

 فَأَنۢبَتْنَا فِيهَا حَبًّا

27. lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,

 وَعِنَبًا وَقَضْبًا

28. anggur dan sayur-sayuran,

 وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا

29. zaitun dan kurma,

 وَحَدَآئِقَ غُلْبًا

30. kebun-kebun (yang) lebat,

 وَفَٰكِهَةً وَأَبًّا

31. dan buah-buahan serta rumput-rumputan,

 مَّتَٰعًا لَّكُمْ وَلِأَنْعَٰمِكُمْ

32. untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

🌠🌠🌠

Ayat 24 sampai 32 yang merupakan pertengahan surat membahas mengenai makanan, kita bisa menyimpulkan Allah mengingatkan kita: 

“Apakah kamu tidak melihat darimana asal makananmu?”

Baik, sekarang kita anggap ayat ini tidak ada, surat ‘Abasa ayat 22 yang terkesan menggantung: 

“kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.”

Seolah Allah belum memberi closingan atas ayat 22, ayat 33 ternyata membahas keadaan di hari kiamat.

🌠🌠🌠

فَإِذَا جَآءَتِ ٱلصَّآخَّةُ

33. Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),

 يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ

34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,

 وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ

35. dari ibu dan bapaknya,

 وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ

36. dari istri dan anak-anaknya.

 لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.

 وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ

38. Banyak muka pada hari itu berseri-seri,

 ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ

39. tertawa dan bergembira ria,

 وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ

40. dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,

 تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ

41. dan ditutup lagi oleh kegelapan.

 أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَفَرَةُ ٱلْفَجَرَةُ

42. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.

🌠🌠🌠

Jadi, bagian kedua surat ‘Abasa yang membahas makanan, apa korelasinya di antara bagian pertama dan kedua? 

In syaa Allah disambung ke part 2.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 04_ Seemingly Unrelated Ayat_ ‘Abasa and At-Talaq (06:43 – 12:45)


Materi VoB Hari ke-399 Siang | Kemiripan Proses Penciptaan Manusia dan Makanannya

Oleh: Wina Wellyanna

#SundayHeavenlyOrderWeek57Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

Jelas bagian kedua mengenai makanan memberi kesan sulit dipahami tujuan keberadaannya.

Pada bagian pertama, Allah mengkritik kaum elite Quraisy yang tidak bersyukur.

✨✨✨

qutilal-insānu mā akfarah

“Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya?” (Q.S ‘Abasa ayat 17)

Dan bagian kedua, Allah menyuruh kita merenungkan dari mana asal makanan kita, bisa diartikan Allah meminta kita untuk bersyukur.

min ayyi syai`in khalaqah

“Dari apakah Allah menciptakannya?” (Q.S ‘Abasa ayat 18)

Ayat di atas meminta kita merenungkan asal muasal kita.  

Setidaknya meski tidak memahami asal mula diri kita, kita bisa menadaburi asal muasal makanan kita, dari mana ia berasal.

✨✨✨

min nuṭfah

Dari setetes mani, (Q.S ‘Abasa ayat 19)

Meski belum memahami kita berasal min nuṭfah, setidaknya kita merenungkan makanan kita yang annā ṣababnal-mā`a ṣabbā.

“Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),”  (Q.S ‘Abasa ayat 25)

Semua berasal dari setetes cairan.

Proses penciptaan kita tidak jauh berbeda dari penciptaan makanan yang kita makan.

Jika kita tidak bisa menadaburi penciptaan kita, setidaknya kita menadaburi makanan kita.

✨✨✨

khalaqahụ fa qaddarah

“Allah menciptakannya lalu menentukannya.”  (Q.S ‘Abasa ayat 19)

fa ambatnā fīhā ḥabbā 

“lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,”  (Q.S ‘Abasa ayat 27)

✨✨✨

Ketika kita masih berbentuk janin di dalam rahim ibu kita, begitu juga makanan yang masih berupa biji di dalam rahim-nya bumi.

Sebagaimana seorang Ibu yang melahirkan kita ke dunia, makanan juga “lahir” dari bumi ‘kan? 

ṡumma syaqaqnal-arḍa syaqqā

“kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,” (Q.S ‘Abasa ayat 26)

Jadi, apakah bagian kedua ini ada kaitannya dengan bagian pertama?.

Mind blowing ya.

Bersambung in syaa Allah ke part 3  

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 04_ Seemingly Unrelated Ayat_ ‘Abasa and At-Talaq (12:45 – 14:34)


Materi VoB Hari ke-399 Sore | At-Thalaq

Oleh: Wina Wellyanna

#SundayHeavenlyOrderWeek57Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 

ṡumma amātahụ fa aqbarah

“kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,” (Q.S ‘Abasa ayat 21)

Sebagaimana buah-buahan atau sayuran yang kita ambil setelah matang, lalu kelak mereka mati, kita akan menanamnya lagi dengan biji-bijian lain fa aqbarah (memasukkkannya ke dalam kubur).

ṡumma iżā syā`a ansyarah 

“kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.”  (Q.S ‘Abasa ayat 22)

Semua ayat  mengenai orang-orang yang tidak bersyukur di surat ‘Abasa, Allah membuatkan pengibaratan dengan makanan.

Mungkin tidak pernah terlintas dalam pikiran kita proses penciptaan makanan sama dengan proses penciptaan kita, tapi setelah melihat korelasinya jadi terpikir ‘kan? 

🤩🤩🤩

Ini yang Allah maksud dengan surat Al-Baqarah ayat 151:

wa yu’allimukum mā lam takụnụ ta’lamụn

“mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”

Allah memberi sesuatu untuk kita pikirkan dan tadaburi agar kita memahami sesuatu yang sebelumnya tidak pernah terlintas sekalipun dalam benak kita.

Jadi, tadi itu studi kasus yang pertama. 

Ketika ada yang memberikan opini “bagian kedua harusnya dihilangkan saja”, tentu saja kita bisa menjawab “Enggak dong, justru bagian kedua yang sangat bergizi”.

😋😋😋

Sekarang kita studi kasus surat At-Thalaq, surat ke 65 dalam Al-Qur’an, surat yang membahas perceraian.

Surat yang terdiri dari 12 ayat saja, tapi setiap ayatnya cukup panjang jadi Ustaz tidak akan membacakan satu per satu ayatnya.  

Akan tetapi intinya, ayat 1 sampai ayat ke-7 membahas mengenai perceraian.

“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.”  (Q.S At-Thalaq ayat 1)

🖌🖌🖌

Jadi, bagaimana setelah masa iddah selesai?  Setelah ikatan rumah tangga sudah putus? 

Allah menjelaskan di akhir ayat 1, “Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.”

Pada akhirnya, Ustaz membacakan satu per satu ayatnya. 😁😁😁

“Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (Q.S At-Thalaq ayat 2).

🖌🖌🖌

Penjelasan di ayat selanjutnya (ayat 3-7), apabila sudah melalui 3 bulan masa haid, jika ingin rujuk atau melepaskannya, lakukan dengan baik, kemudian jika diketahui ternyata dalam masa 3 bulan ini ia sedang mengandung, harus melakukan apa.  

Menunggu sampai hari bersalinnya dan tentu saja memberi nafkah sang anak, dan tidak boleh membuat mereka dalam keadaan sulit.

Kemudian di ayat 8 sampai ayat 12 Allah berfirman yang seolah tidak ada hubungannya dengan perceraian.

Apakah benar tidak ada hubungannya? 

Bersambung in syaa Allah minggu depan. 

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 04_ Seemingly Unrelated Ayat_ ‘Abasa and At-Talaq (14:34 – 18:25)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s