[VoB2021] Orang Berilmu dan Konsekuensi Ketidakpatuhan


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-395

Topik: Pearls from Ali Imran

Rabu, 21 Juli 2021

Materi VoB Hari ke-395 Pagi | Orang Berilmu dan Konsekuensi Ketidakpatuhan

Oleh: Icha Farihah

#WednesdayAliImranWeek57Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Secara historis, bagi orang-orang kafir, terkadang Allah tidak memberikan hukuman di dunia. Mereka melihat konsekuensi atas perbuatannya hanya di akhirat kelak.

Akan tetapi, ketika orang-orang berilmu melakukan perbuatan yang kafir terhadap ayat Allah, maka hukuman atau konsekuensinya dapat terlihat di dunia.

Ayat yang menyatakan hal tersebut tidak hanya di surat Ali ‘Imran ayat 19 saja, ada beberapa ayat yang mengatakan demikian. Salah satunya di surat Asy-Syura:

وَمَا تَفَرَّقُوٓاْ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُ بَغۡيَۢا بَيۡنَهُمۡۚ وَلَوۡلَا كَلِمَةٞ سَبَقَتۡ مِن رَّبِّكَ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى لَّقُضِيَ بَيۡنَهُمۡۚ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُورِثُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ لَفِي شَكّٖ مِّنۡهُ مُرِيبٖ

Dan mereka (Ahli kitab) tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi), karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman atas mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur`ān) itu. (QS Asy-Syura, 42: 14)

Di ayat ini, Allah memberi tahu salah satu hukuman kepada orang-orang berilmu yang telah diberi kitab, tapi tetap melakukan perbuatan buruk. 

Hukuman itu adalah generasi setelahnya akan menjadi ragu.

Generasi muda akan melihat dan mencontoh apa yang dilihat dari generasi sebelumnya. Kalau yang mereka lihat adalah pertengkaran dan perselisihan antar sesama, maka mereka pun akan menirunya. 

Mereka akan mempertanyakan dan meragukan tentang agama yang katanya penuh rasa cinta, kedamaian, kepatuhan, keadilan, dan keselarasan. Ketika mereka melihat realitas yang tidak sesuai, mereka akan menjauh dan tidak akan mengikuti ajaran-ajaran yang diperintahkah oleh agama.

Bersambung.

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Surah/ 08. ‘Ali ‘Imran Ayah 19 (22)-22 Ramadhan 2018 (29.25-30.29)


Materi VoB Hari ke-395 Siang | Orang Berilmu dan Konsekuensi Ketidakpatuhan

Oleh: Icha Farihah

#WednesdayAliImranWeek57Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Di dalam surat Ali ‘Imran ayat ke-19, Allah mengatakan,

.. وَمَن يَكۡفُرۡ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ

“…Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS Ali ‘Imran, 3:19)

Meskipun bersifat universal, jika kita mengambil dari konteks sejarah, ayat ini sebenarnya menggambarkan keadaan pada masa Nabi Isa ‘alayhis salam.

Jika orang-orang Nasrani mendengarnya, maka mereka akan berpikir tentang kisah Yesus dan para rabi.

Pada saat itu, Allah mengajarkan Taurat kepada Nabi Isa ‘alayhis salam melebihi para rabi sehingga ketika Nabi Isa ‘alayhis salam mengutip dan menjelaskan Taurat, ia akan menjelaskan dengan detail dan akurat melebihi para rabi. 

Hal itu cukup membuat para rabi kesal. Bagaimana mungkin seorang yang tidak punya ijazah lulus dari sekolah-sekolah rabi bisa mengerti jauh lebih banyak dibandingkan mereka. 

Mereka merasa terlecehkan,

“Kenapa orang itu mencoba mengoreksi tafsiran kita terhadap Taurat?”

“Bagaimana dia merasa hebat dan mencoba menantang kita?”

Di sini, Allah mengatakan bahwa barang siapa menyangkal atau ingkar terhadap ayat Allah maka sebenarnya ia sama saja dengan para rabi yang menyangkal kebenaran Nabi Isa ‘alayhis salam. Bahkan sangat aneh ketika para rabi menyangkalnya, karena bagaimanapun juga apa yang disampaikan Nabi Isa bukanlah sesuatu yang baru, ia hanya mengutip kembali Taurat dengan pemahaman yang lebih.

Bersambung.

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Surah/ 08. ‘Ali ‘Imran Ayah 19 (22)-22 Ramadhan 2018 (30.29-31.29)


Materi VoB Hari ke-395 Sore | Sikap Terhadap Pendapat yang Lebih Kuat

Oleh: Icha Farihah

#WednesdayAliImranWeek57Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Beberapa dari kita mungkin belajar tentang suatu hal, termasuk tentang agama. Kita mempelajari teori ini dan itu hingga akhirnya semua itu menjadi kuat di dalam diri kita. 

Kita telah menjalani rutinitas keagamaan yang sama dan telah mendarah daging di dalam diri kita selama bertahun-tahun, tetapi tiba-tiba ada seseorang yang membagikan pandangan dan pendapat yang berbeda dari yang kita pelajari, ketahui, dan yakini. Pendapatnya itu ternyata jauh lebih benar dan kuat daripada yang selama ini kita yakini.

Kita mungkin merasa terusik karena itu menggoyahkan apa yang sudah menjadi keyakinan kita. 

Pada titik itu, ada beberapa dari kita yang memilih untuk meruntuhkan pendapat yang berbeda tersebut. Mereka mencari dan mengada-ada  kesalahan-kesalahan tertentu supaya mereka tetap berpegang teguh pada pendapat awal. Sadar atau tidak, mereka menyukai ada di zona nyaman.

“Ayat apa ya yang bisa menggoyahkan pendapat orang itu supaya aku bisa tetap menjalankan kehidupan Islam yang seperti biasanya?”

Itulah bentuk kafir yang dimaksud dari ayat ini.

Padahal sikap yang semestinya diterapkan ketika ada pendapat lain yang lebih kuat adalah merendahkan hati dan menambahkan keimanan di dalam diri.

… وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ

“…Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS Al-Anfal, 8: 2)

Seharusnya yang bisa dikatakan adalah,

“Saya salah, kamu benar, ini yang Allah sampaikan, tidak apa-apa. Saya patuh kepada Allah.”

Inilah makna sesungguhnya dari tunduk melawan diri sendiri. 

Jadi, dari konteks sejarah, ayat ini merujuk pada kehidupan Nabi Isa ‘alayhis salam dan para rabi.

Bersambung.

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Surah/ 08. ‘Ali ‘Imran Ayah 19 (22)-22 Ramadhan 2018 (31:29-33:00)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s