Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-392
Topik: Heavenly Order
Ahad, 18 Juli 2021
Materi VoB Hari ke-392 Pagi | One Sentence is One Idea
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek56Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Hari ini rencananya kita akan mulai membahas studi-studi kasus. Membedahnya satu demi satu.
Tapi sebelum itu Ustaz ingin mengawali dengan komentar pendahuluan. Yang penting untuk kita pahami.
Saat kita membaca Al-Qur’an, sangat jelas bahwa ada ayat-ayat yang seakan-akan tidak berhubungan satu sama lain.
Topik pembicaraannya melompat dari topik yang tadinya kita harapkan, ke topik yang tidak kita harapkan sama sekali.
Yang seperti itu terjadi di Al-Qur’an. Dan kita akan melihat beberapa kasus yang seperti itu.
Mengapa ayat-ayat Al-Qur’an bisa seperti itu? Ada apa sebenarnya di balik itu?
Ustaz menjelaskan bahwa hal seperti itu adalah bagian dari kebijaksanaan Allah. Dan Allah sendiri menyatakan, wayu’allimukum maa lam takuunuu ta’lamuun.
وَيُعَلِّمُكُمْ مَّا لَمْ تَكُوْنُوْا تَعْلَمُوْنَۗ ١٥١
He teaches you what you could not possibly have known yourselves. Dia mengajari kalian apa yang belum kalian sendiri ketahui. (QS Al-Baqarah, 2:151)
Maksud dari ayat ini, termasuk bagian di dalamnya adalah apa yang sedang kita bahas: dua hal yang kita pikir tidak berhubungan.
Hanya Allah yang tahu bahwa keduanya itu berhubungan. Hanya Allah yang bisa menarik sebuah tautan di antara keduanya. Dan dari situ Allah mengajarkan kebijaksanaan kepada kita.
Kita tidak bisa menemukan hubungan itu sendiri. Hanya Allah yang bisa mengajarkannya.
Pernahkah kita mengikuti perkuliahan di mana profesornya berkata, “Saya akan menjelaskan beberapa hal, tapi Anda semua tidak akan paham hubungan antara satu hal dengan hal yang lain sampai saya selesai menjelaskan semuanya. Tetaplah mengikuti sesi ini dengan seksama sampai dua jam ke depan.”
Selama satu jam pertama, kita menyimak sambil berpikir “apa ini maksudnya”. Tapi ketika kita bersabar dan bertahan hingga 2 jam penuh, akhirnya kita bernapas lega. “Oh, itu to maksudnya …”
Pernahkah teman-teman mengalami kejadian seperti itu?
Jika kita saja bisa percaya pada sang profesor, bahwa akhirnya kita memahami poin-poin perkuliahannya, dan hubungan antara beberapa poin yang dijelaskan, setelah kita menyimak dengan seksama selama 2 jam penuh … maka kita seharusnya lebih percaya kepada Allah yang mengajarkan ayat-ayat-Nya yang sekilas tampak tak berhubungan.
Saat Al-Qur’an berpindah dari topik yang satu ke topik yang lain, Allah sedang mendorong kita untuk berpikir. Untuk merenung.
“Ayat-ayat-Ku memang dibuat seperti itu. Tapi itu ada tujuannya. Aku ingin melihat hikmah yang bisa kamu temukan di ayat-ayat itu.”
Ada juga ayat-ayat Al-Qur’an yang kita tahu persis saling berhubungan satu sama lain. Seperti misalnya ayat-ayat awal dari Al-Fatihah.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣ مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanirrahiim. Maaliki yawmiddiin.
Ada berapa ayat? Tiga ayat.
Apakah tiga ayat itu berarti tiga kalimat?
Tidak. Grammatically it’s one sentence. Secara tata bahasa, ketiga ayat itu sebenarnya adalah satu kalimat.
One sentence is one idea. Satu kalimat mengandung satu gagasan. Artinya, tiga ayat itu berisi satu gagasan. Yang juga berarti, ketiga ayat itu tidak bisa dipisahkan.
Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 04_ Seemingly Unrelated Ayat_ ‘Abasa and At-Talaq (00:00 – 02:41)
Materi VoB Hari ke-392 Siang | Ayat-Ayat yang Tak Terpisahkan
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek56Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Allah sendiri memberi banyak contoh di Al-Qur’an. Contoh yang memberitahu kita bahwa ayat-ayat tertentu itu inseparable. Tidak bisa dipisahkan.
Contohnya adalah ayat fawaylul lil mushalliin. (QS Al-Ma’un, 107:4)
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ ٤
“Maka celakalah orang yang salat.” Ini adalah sebuah ayat. Apakah ayat ini berdiri sendiri? Satu ayat ini?
Mengerikan sekali kalau satu ayat ini berdiri sendiri. Seorang imam membaca satu ayat ini saat salat maghrib. Dia membaca surah Al-Ma’un, mulai ayat pertama.
أَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ ١ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ ٢ وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ ٣ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ ٤
Allaahu Akbar.
Hanya sampai ayat keempat, lalu ruku’.
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim
3. dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin.
4. dan yang paling celaka adalah orang-orang yang salat.
😇😇😇😇😇
Kita belajar untuk paham bahwa ayat keempat itu terhubung dengan apa? Dengan ayat berikutnya.
Kita tidak boleh berhenti di ayat keempat itu. Kita harus meneruskan membaca ayat berikutnya.
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ ٥
(yaitu) yang lalai terhadap salatnya, yakni lalai akan waktu dan tujuan salat serta malas mengerjakannya. (QS Al-Ma’un, 107:5)
Yang benar-benar celaka, dijelaskan di ayat selanjutnya. Yakni yang salatnya bukan untuk Allah. Tapi untuk pamer. Untuk show-off. Itulah the worst of the worst. Yang terburuk dari yang terburuk.
People who have artificial religion are the worst of the worst. Orang-orang yang beragama untuk pencitraan adalah yang terburuk dari yang terburuk.
Itu hanya beberapa contoh. Desain Al-Qur’an adalah seperti itu. Bahwa sebuah ayat tidak bisa kita isolasi. Tidak bisa kita karantina.
Mirip dengan itu, di Al-Baqarah kita jumpai la’allakum tatafakkaruun.
لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ ٢١٩
(QS Al-Baqarah, 2:219)
Bagaimana penjelasannya?
Insyaa Allaah kita lanjutkan di part berikutnya.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 04_ Seemingly Unrelated Ayat_ ‘Abasa and At-Talaq (02:41 – 04:18)
Materi VoB Hari ke-392 Sore | Al-Muqtasimiin
Oleh: Heru Wibowo
#SundayHeavenlyOrderWeek56Part3
Part 3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Kata-kata la’allakum tatafakkaruun ada di surah Al-Baqarah ayat 219. Dan ada satu lagi la’allakum tatafakkaruun di Al-Baqarah 266.
Apa arti la’allakum tatafakkaruun?
So you can think deeply. “Supaya kalian dapat merenungkannya.” Atau, “Supaya kalian dapat memikirkannya dalam-dalam.”
Apa yang bisa kita renungkan?
Di Al-Baqarah 219, ayat selanjutnya adalah fiddunyaa wal-aakhirah. Kita bisa merenungkan kehidupan di dunia ini, dan kehidupan di akhirat nanti.
Syekh Abdurrahman As-Sudais saat membaca akhir ayat 219 tadi, tidak berhenti di tatafakkaruun. Langsung dilanjutkan, menyeberang ke ayat 220 … tatafakkaruuna fiddunya wal-aakhirah.
“Supaya kalian dapat memikirkan (akhir ayat 219) tentang dunia dan akhirat (awal ayat 220).
Jadi, ayat 219 itu tidak berdiri sendiri. Nyambung dengan ayat 220. Fakta-fakta seperti ini seharusnya membuka mata kita, bahwa ada konektivitas antara ayat-ayat Al-Qur’an itu.
Ustaz malah menyebutkannya already screaming at us. Tidak hanya membuka mata, tapi memekakkan telinga kita, karena “jeritan” dari fakta tersebut.
Di tulisan sebelumnya, sudah kita pelajari contoh-contoh yang lain. Jadi fakta-fakta tersebut begitu nyata.
Ayat-ayat Al-Qur’an itu begitu mengalir sempurna. Jadi kita harus melihatnya sebagai satu rangkaian yang tak terpisahkan.
Di surah Al-Hijr, ada sebuah kata yang unik yakni al-muqtasimiin. Kata ini hanya ada di surah Al-Hijr, 15:90. Kata ini tidak ditemukan di ayat yang lain maupun di surah yang lain di Al-Qur’an.
كَمَآ اَنْزَلْنَا عَلَى الْمُقْتَسِمِيْنَۙ ٩٠
Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami (juga) telah menurunkan (azab) kepada al-muqtasimiin.
Al-muqtasimiin artinya the people who divide up. Orang-orang yang suka memilah-milah Kitab Allah.
Tapi sebenarnya ada beberapa pendapat tentang makna al-muqtasimiin. Siapa sih sebenarnya mereka, al-muqtasimiin ini?
Ada pendapat yang menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sudah take an oath, sudah mengambil sumpah, bahwa mereka tidak akan masuk Islam.
Ada pendapat yang lain: al-muqtasimiin adalah orang-orang yang terlanjut memeluk agama yang salah dan tidak ingin pindah-pindah lagi.
Ada lagi yang berpendapat bahwa al-muqtasimiin itu pilih-pilih ayat. Yang sesuai dengan Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, dibilang oke. Yang tidak sesuai, diabaikan.
Yang lain lagi bilang, “Aku suka sama surah ini. Keseluruhannya. Kecuali bagian yang ini dan yang ini. Itulah al-muqtasimiin.”
Masih banyak lagi sebenarnya, mungkin sekitar ada 16 pendapat totalnya, tentang siapa al-muqtasimiin itu sebenarnya.
Tapi sekarang coba kita simak ayat sesudahnya. Ayat sesudah kata al-muqtasimiin. Surah Al-Hijr, 15:91.
الَّذِيْنَ جَعَلُوا الْقُرْاٰنَ عِضِيْنَ ٩١
Yaitu orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur’an itu terbagi-bagi. Kaum Yahudi dan Nasrani suka memilah-milah Al-Qur’an. Ada bagian yang mereka percayai dan ada pula bagian yang mereka ingkari.
Mereka mengambil bagian tertentu dari Al-Qur’an yang cocok dengan mereka, dan membuang yang lainnya.
Mereka tidak mau menerima keseluruhan pesan Al-Qur’an. Mereka mengambil pesan yang mereka suka, dan membuang yang tidak mereka suka.
Jadi, sekali lagi, kita menyaksikan di sini bahwa Al-Hijr ayat 90 tidak bisa dipisahkan dari Al-Hijr ayat 91.
Konektivitas itu begitu nyata.
Insyaa Allaah kita lanjutkan minggu depan.
💎💎💎💎💎
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Courses / Heavenly Order / Heavenly Order – Lesson 04_ Seemingly Unrelated Ayat_ ‘Abasa and At-Talaq (04:18 – 06:43)
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah