Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-373
Topik: Pearls from Al Baqarah
Selasa, 29 Juni 2021
Materi VoB Hari ke-373 | Komunikasi yang Utuh
Oleh: Indri Djangko
#TuesdayAlBaqarahWeek54
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
U’buduu rabbakum
Mengenai penjelasan QS al-Baqarah:21, Ustaz Nouman ingin membagikan sebuah informasi yang sebenarnya sudah lama Beliau tunda penyampaiannya.
Mungkin karena khawatir pembahasannya menjadi tercampur-campur dan tidak fokus.
Tetapi di bagian ini, Ustaz sudah tidak bisa lagi menunda penjelasan yang insyaAllaah mudah untuk dimengerti.
Ini tentang urutan secara literer.
QS al-Baqarah adalah surat kedua di dalam Al-Qur’an. Sebelumnya ada surat pertama yaitu QS al-Fatihah.
Di ayat ke-21 ini kali kedua kita menemukan kata ‘ibaada. Kata ‘ibaada pertama kita temukan di QS al-Fatihah pada ayat iyyaka na’budu.
💌💌💌
Kita mengetahui bahwa sebuah percakapan atau pesan dikatakan komunikasi jika pesan itu berbalas.
Di dalam komunikasi setidaknya harus ada dua pihak. Ada penyampai pesan. Ada respons yang diterima oleh penyampai pesan. Sehingga kedua pihak sama sama menjadi penyampai dan penerima pesan.
Nah, ada satu rangkaian komunikasi dan koneksi yang sempurna antara kedua ayat ‘ibaada ini.
1. Tentang identitas Allah sebagai Rabb
Di QS. al-Fatihah, ayat ‘ibaada menggunakan kata ganti ‘kami’ yang mewakili manusia berkomunikasi kepada Allah.
Dan sebelumnya Allah menggunakan kata rabbal ‘aalamiin, yang berarti Rabb Semesta Alam. Untuk semuanya, semua makhluk, semua manusia, semua bangsa.
Di QS. al-Baqarah: 21, Allah menggunakan kata naas, yang berarti manusia, siapapun ia. Setiap manusia, dari bangsa manapun, yang diciptakan dan berada dalam naungan Rabb Semesta Alam.
2. Tentang subjek yang berbicara
Di QS. al-Fatihah, kita melakukan deklarasi untuk hanya menyembah kepada Allah saja, iyyaka na’budu.
Di QS. al-Baqarah, Allah membalas deklarasi kita dengan meminta kita untuk menyembah-Nya.
—-
Koneksi dua ayat ‘ibaada ini bukan hanya terkait kedua ayat tersebut saja, tetapi ada koneksi yang mengalir melalui ayat-ayat di antara keduanya.
Ketika kita mendeklarasikan penghambaan kita kepada Allah di QS. al-Fatihah, setelahnya disebutkan tiga kelompok manusia, yaitu kelompok yang diberi nikmat oleh Allah, kelompok yang menerima murka, dan kelompok yang tersesat.
Ketika kita beralih ke awal QS. al-Baqarah, kelompok manusia yang manakah yang disebut?
Ternyata sekali lagi, ketiga kelompok inilah yang disebut.
Pertama, huda lil muttaqiin. Orang-orang bertakwa yang Allah berikan petunjuk, adalah orang-orang yang pada QS. al-Fatihah mendapat nikmat dari Allah.
Kedua, kelompok orang-orang yang sangat dimurkai Allah. Sampai-sampai Allah mengunci hati dan pendengaran mereka, serta menutup penglihatannya.
Ketiga, kelompok yang masih tersesat. Mereka mencoba mencari petunjuk, kemudian menemukan sedikit cahaya, lalu cahaya itu hilang dan mereka akhirnya tetap tersesat.
Tiga kelompok yang disebutkan di dalam QS. al-Fatihah dielaborasi lebih jauh pada QS. al-Baqarah.
Menariknya, pada QS. al-Fatihah, Allah memulai dengan penyembahan, lalu menyebut tiga kelompok ini.
Kemudian, di QS. al-Baqarah, Allah menyebut tiga kelompok ini, barulah Allah menyimpulkan dengan perintah untuk menyembah-Nya.
Di awal, kita manusia yang berbicara kepada Allah, dan pada akhirnya Allah membalas pesan kita, dan menjadikannya satu rangkaian komunikasi yang utuh.
Bersambung insyaAllah di pekan depan
Sumber: Bayyinah TV > Surahs > Deeper Look > 08. Al-Baqarah (Ayah 21-23) – A Deeper Look (0:19:45 – 0:22:45)
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah