[VoB2021] Madaniyah yang Makiyah?


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-366

Topik: Pearls from Al Baqarah

Selasa, 22 Juni 2021

Materi VoB Hari ke-366 Pagi | Madaniyah yang Makiyah?

Oleh: Wina Wellyanna

#TuesdayAlBaqarahWeek53Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Yā ayyuhan-nāsu’budụ rabbakumullażī khalaqakum wallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn.

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (Q.S Al-Baqarah ayat 21).

🌌🌌🌌

Ayat ini memiliki makna sangat mendalam untuk beberapa alasan.

Alasan pertama, peralihan penyampaian dari orang ketiga ke orang kedua.

Contohnya, pada ayat 3 (allażīna yu`minụna bil-gaibi) Allah menggunakan orang ketiga (mereka): mereka yang beriman kepada yang ghaib, mereka yang beriman kepada yang tak terlihat oleh mata.

Juga di ayat selanjutnya, addressing atau penyampaian adalah kepada orang ketiga, baik dalam linguistik atau retorik.

💧💧💧

Penyebutan orang ketiga berarti ada jarak yang cukup jauh dengan yang berbicara.

Di pembahasan ustaz sebelumnya, jarak yang cukup jauh antara Yang Berbicara dan mereka cukup kentara.

Si mereka, tersesat di tengah gurun dan tidak ada yang bisa mendengar si mereka, atau ketika si mereka ada di ujung tebing dan di tengah hujan deras terisolasi.

🏜🏜🏜

Dari gambaran ini jelas, adanya orang ketiga yang terisolasi, kemudian di ayat 21 Allah beralih kepada kita melalui Rasul-Nya agar hanya menyembah-Nya.

Malahan bukan hanya kepada kita, tapi kepada seluruh umat manusia: yā ayyuhan-nāsu

Ini salah satu momen yang mendalam dan menyentuh untuk manusia, karena Allah berbicara langsung kepada kita. 

Penciptamu berbicara langsung kepadamu, bagaimana rasanya?  

Imam Fakhruddin al-Razi dalam tafsirnya terpesona pada ayat ini, Allah meminta orang-orang yang sudah beriman ditambah lagi kekuatan imannya, sama halnya Allah meminta kepada seluruh umat manusia agar menyembah Allah semata, menghambakan dirinya untuk Allah semata.

Jadi buku ini, Al-Qur’an, bukan hanya untuk non-muslim.

Al-Qur’an merupakan seruan kepada seluruh umat manusia.

🕌🕋

Mungkin ada dari kita yang menganggap surat-surat makiyah ditujukan kepada non-muslim, sementara surat madaniyah ditujukan untuk kaum muslim.

Padahal, dalam surat Al-Baqarah yang merupakan surat madaniyah dari awal kita belum mendengar penyampaian Allah kepada orang beriman, justru yang disebut Allah adalah yā ayyuhan-nāsu (wahai manusia)

1️⃣ 2️⃣ 3️⃣

Ada tiga hal yang ingin ustaz sampaikan tentang kata nās yang dimaksud dalam ayat ini. 

Apa saja?  In syaa Allah berlanjut ke part 2

Sumber: Bayyinah TV > Surahs > Deeper Look > 08. Al-Baqarah (Ayah 21-23) – A Deeper Look (0:11:45 – 0:14:45)


Materi VoB Hari ke-366 Siang | Pelupa dan Bisa Dilihat

Oleh: Wina Wellyanna

#TuesdayAlBaqarahWeek53Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

1️⃣

Ibnu Abbas, r.a, berpendapat kata nās, yang merupakan bentuk jamak dari insaan, berasal dari akar kata نسیان  yang berarti pelupa.

Secara definisi, nās yang berarti pelupa.

Allah pernah mengambil janji manusia sebelum manusia turun ke bumi, tapi manusia lupa akan janji itu.  

Maka, ini salah satu definisi dari nās yaitu lupa.

Lupa pernah berjanji, lupa memiliki Tuan dan ia adalah hamba dari Tuan, lupa memiliki tugas dan tanggung jawab.

2️⃣

Ini pengertian nās yang pertama.

Pengertian nās yang kedua, berasal dari anasa atau inasa, yaitu kemampuan untuk dilihat atau dipahami.

Falladzi yu’nas artinya yang bisa dilihat, disini perbedaan manusia dan jin.

Jin berasal dari kata Janna yang artinya sesuatu yang tertutupi, seperti Jannah yang artinya surga, tempat di mana debu atau kotoran tertutup, tidak bisa dilihat.

Mengapa disebut jin?  Karena ia tidak terlihat oleh mata.

Dan ada lagi satu kata yang berasal dari jannah, yaitu janin yang artinya tertutup oleh rahim.

3️⃣

Pengertian ketiga, yang paling umum dan paling populer, yaitu nās yang berasal dari kata uns.

Uns merupakan lawan kata dari wahsy.

Wahsy artinya wildness atau kebuasan, tidak memiliki kasih sayang. 

Manusia memiliki adab sebelum ia makan, tidak seperti seekor serigala yang tidak mungkin menggunakan lap untuk membersihkan sisa makanannya. 

Meski, kadang kita melihat manusia bisa lebih tidak beradab dibanding hewan.

Tsumma rodadnaahu asfala saafiliin “kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,” (QS. At-Tin Ayat 5 )

Hewan tidak pernah membunuh karena kesenangan, mereka membunuh karena lapar atau terancam, dan ketika terancam hewan akan pergi menjauh, ketika perut mereka kenyang mereka pergi menjauh.

Hewan tidak membunuh karena membenci.

Hewan tidak membunuh tanpa sebab.

⬇️⬇️⬇️

Jadi ketika manusia melakukan perbuatan keji yang tidak dilakukan hewan, mereka lebih rendah daripada hewan.

Maka, di ayat lain, Allah membandingkan manusia dengan hewan ternak, bahkan lebih buruk daripada hewan.   

Bersambung in syaa Allah.

Sumber: Bayyinah TV > Surahs > Deeper Look > 08. Al-Baqarah (Ayah 21-23) – A Deeper Look (0:14:45 – 0:17:20)


Materi VoB Hari ke-366 Sore | Sepuluh Tingkatan Cinta

Oleh: Wina Wellyanna

#TuesdayAlBaqarahWeek53Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

🧕🧔🧓 👴👶 👧🧑

Arti paling populer dari nās: makhluk yang memiliki kasih sayang.

Mahluk yang murah hati, penyayang, tidak seperti makhluk lain.

Maka lazimnya manusia tidak hanya menyayangi dirinya sendiri atau keluarganya saja, manusia juga memiliki kemampuan menyayangi tetangganya, orang asing, bahkan kepada hewan dan tumbuhan, sekelilingnya.

🥰🥰🥰

Karena kita makhluk yang memiliki kasih sayang maka ketika melihat batu di tengah jalan inginnya menyingkirkan batu itu agar tidak mengganggu pejalan lain.

🌜🌛

Manusia ada karena ia memiliki rasa kemanusiaan, karena ia peduli dengan orang lain.

Kehilangan rasa kemanusiaan berarti ia bukan lagi insan.

Allah memilih menggunakan nās dalam ayat 21 memiliki tujuan khusus.

Allah memanggil manusia dengan sebutannya sebagai makhluk yang penyayang.

❤️❤️❤️

Kasih sayang, ini hubungan pertama manusia dengan Tuhannya.

Manusia sebagai makhluk yang penyayang menginginkan cinta, cinta Tuhannya.

Laa ilaaha illallaahu 

Ilah berasal dari aliha.

Aliha sendiri artinya jatuh cinta dan terobsesi. 

Aliha juga berarti bersandar pada seseorang.

1️⃣ 2️⃣ 3️⃣ 4️⃣ 5️⃣ 6️⃣ 7️⃣ 8️⃣ 9️⃣ 🔟

Orang Arab membagi cinta menjadi 10 tingkat, ustaz akan menjelaskan tingkatan ini jika kelak membahas ayat kursi.

9 dari 10 ini tingkatannya ilah.

Pada tingkat 1-9 ini, kita akan merasa penuh karena cinta mengisi kita, merasa “ kenyang”  karena cinta.  

🔟 ⬆️

Cinta tingkat kesepuluh adalah cinta yang membunuh.  Cinta dalam bentuk paling ekstrem, dan ini cinta yang kita rasakan untuk Allah.

Kita mampu sampai di level tertinggi ini karena kita adalah makhluk yang memiliki kasih sayang.

🌼🌼🌼

Hubungan kita dengan Allah, berakar dari kemampuan kita untuk memberikan kasih sayang, keinginan untuk mencari cinta.  

Bukan hubungan otoriter atau hubungan atasan-bawahan, tapi hubungan karena manusia membutuhkan cinta dan kasih sayang-Nya, disinilah arti kata ‘ibada.

Bersambung minggu depan In syaa Allah.

Sumber: Bayyinah TV > Surahs > Deeper Look > 08. Al-Baqarah (Ayah 21-23) – A Deeper Look (0:17:20 – 0:19:45)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s