Sharing Subuh Ramadan #5
Waktu: 17 April 2021
Kontributor: Indah Wati Dewi
Notulis: Sylvani Dewita

Surat al-insyirah
Ini termasuk surat makkiyah diturunkan kepada nabi Muhammad saw sebelum beliau hijrah ke Madinah. Surat ini bermakna melapangkan dada. Surat ini memiliki keterkaitan dengan surat ad duha karena sama sama membahasa nikmat2 yang Allah berikan kepada nabi Muhammad saw berupa penghibur dari beban dakwah, penghibur saat beliau mengalami cobaan yang sangat berat apalagi sampai di boikot dan kehilangan istri dan paman yang selalu mendukung dan mendampingi beliau. Allah kemudian menguatkan rasulullah dengan surat ini.
Al-insyirah ayat 1
Disini Allah telah menjadikan dada nabi lapang dengan sikap beliau yaitu sabar, optimis dan semangat. Itu adalah kuasa Allah swt. Jika kita refleksikan dalam kehidupan kita maka kelapangan dada ini adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang dai atau penyeru. Kita semua tentunya adalah penyeru. Bagaimana doa nabi musa dalam surat at-taha yaitu Ya Allah lapangkanlah dadaku. Kita bisa lihat bahwa hal yang pertama diminta nabi musa adalah kelapangan dada. Baru beliau meminta untuk dimudahkan dalam mengucapkan perkataan. Seorang yang dada nya lapang itu maka ia dapat berfikir dengan jernih dan berbicara dengan lancar.
Dalam tafsir ibnu katsir kelapangan dada ini dimaknai dengan maknawi yaitu kekuatan dalam menghadapi cobaan, kesabaraan dan akhlak mulia lainnya. Lapang dada secara lahir yaitu Ketika malaikat Jibril membelah dada nabi Muhammad saw saat masih kecil untuk membersihkan hati beliau dan Ketika isra miraj.
Al-insyirah ayat 2
Dalam ayat ini ada kata wizra yang dimaknai dengan arti dosa. Dalam alquran banyak kita lihat bagaimana cara Allah menegur nabi karena memang nabi juga manusia biasa. Mereka juga melakukan kesalahan namun kemudian bertaubat.
Al-insyirah ayat 3
Ayat ini dalam pemaparannya telah menggunakan pemisalan dari prinsip mekanika beban dimana punggung merupakan daerah yang mendapatkan tenaga yang disebut stres. Secara umum orang2 yang shaleh tsb jika mereka terjerumus ke dalam kesalahan maka mereka akan merasa berat, merasa gelisah, dada nya terasa sempit dan sangat menyesalinya.
Al-insyirah ayat 4
Keistimewaan rasulullah adalah disebutkannya nama beliau dalam setiap kumandang adzan, dalam khutbah2, dalam pembahasan hadis, dalam tasyahud shalat.
Al-insyirah ayat 5 dan 6
Bersama kesulitan ada kemudahan. Ada penguat yang Allah berikan pada kedua ayat ini. Allah membuka ayat ini dengan kata sesungguh yang memberikan penekanan pada kalimat selanjutnya. Ini juga digunakan untuk menghilangkan keraguan. Ketika dalam menghadapi kesulitan, hal yang pertama kita lakukan adalah hilangkan keraguan dalam menghadapi masalah tersebut.
Allah mengulangi kalimat pada ayat ke 5 pada ayat ke 6 dengan maksud untuk benar-benar menekankan isi ayat tersebut. Lapangkanlah dulu dada, hilangkanlah keraguan maka kita akan yakin dalam menghadapi masalah kita bahwa setelah masalah tersebut akan ada kemudahan yang menyertainya.
Dapat disimpulkan bahwa Allah telah menyebabkan kata kesulitan 1 kali dan kata kemudahan sebanyak 2x dalam ayat 5 dan 6 ini.
Allah menggunakan kata yang bermakna Bersama menunjukkan bahwasanya kemudahan tersebut akan segera datang setelah kesulitan.
Sikap kita saat menghadapi kesulitan
- Menyibukkan diri bukan hanya merenung dan meratapi masalah kita.
- Lakukan sesuatu untuk Allah dan bantu orang lain.
- Kesulitan terbesar dan kemudahan pertama itu berada di dalam diri kita.
Al-insyirah ayat 7.
Ada 2 pendapat tentang tafsir ayat ini yaitu
- Jika engkau telah selesai dengan urusan akhiratmu, maka fokuslah dan seriuslah untuk ibadah selanjutnya.
- Maka apabila englau telah selesai dengan urusan duniamu, maka tetaplah semangat dan konsentrasi untuk urusan akhirat. Orang yang serius dengan dunia nya harus juga serius Ketika beribadah kepada Allah.
Al-insyirah ayat 8
Berdasarkan kaidah Bahasa arab dan Bahasa indonesia biasanya susunan dalam tata Bahasa nya objek selalu diakhirkan. Namun pada ayat ini objek dalam kalimatnya didahulukan sehingga kalimat ini mengandung makna pembatasan yaitu hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
Dalam kalimat ini Allah menggunakan kata rabbi yaitu sifat rububiyah Allah. Karena dalam masalah berharap, kita butuh terhadap makna rububiyah Allah. Dialah yang memberik rezeki dan kemudahan. Kita tidak berharap kecuali kepada penguasa alam semesta, kepada Dzat yang membolak balik hati manusia.