Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-355
Topik: Pearls from Al-Kahfi
Jum’at, 11 Juni 2021
Materi VoB Hari ke-355 Pagi | Keajaiban Makna Alhamdulillah
Ditulis oleh: Naima Bibianasyifa
#FridayAlKahfWeek51Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Dari part sebelumnya, kita mengetahui bahwa kata Alhamdulillah dihubungkan dengan rasa syukur yang luar biasa. Seperti halnya sesuatu yang sangat panas, rasa syukur itu tidak bisa ditahan.
Sekarang kita akan melihat dari sisi tata bahasa, jika kita melihat kata Alhamdulillah, maka bentuk dari kata tersebut adalah Jumlah Ismiyyah , dan antar kata itu saling berkaitan.
“Alhamdu” adalah mubtada ’ dan “lillah” adalah khabar . Usta memberikan teori yang dominan dalam banyak ahli tafsir, bahwa ahli tafsir dahulu menganggap setiap kata mempunyai mubtada ’, khabar , dan muta’allibil khabar . Contohnya, secara bahasa Alhamdulillah berarti “Segala puji bagi Allah”, padahal harusnya “Segala puji…untuk Allah” “Segala puji hanyalah milik Allah” atas “Segala puji untuk Allah”, “Segala puji adalah keberadaan untuk Allah”, ada tambahannya.
Semisal kita berkata, “Dia ada dalam mobil,” Mungkin sebenarnya yang kita maksud adalah dia sedang duduk di mobil atau sedang tidur di mobil.
Seperti saat kita berterima kasih kepada seseorang yang telah mengajari kita, kita memang berterima kasih kepada dia terhadap ilmu yang diajarkan pada kita, namun kita tahu sumber segala ilmu adalah Allah.
Jadi kita dalam berterima kasih pun akan tetap tujuan utamanya untuk berterima kasih kepada Allah.
Dalam hal apapun, besar atau kecil kita akan selalu mengucap rasa syukur kepada Allah.
Karena sayangnya, banyak orang yang punya Tuhan namun tidak mengasosiasikan apa yang dia punya dalam hidup pada Tuhannya, tidak mau mengakui atau menghubungkan segala sesuatu yang dipunya kepada Tuhannya.
Dalam Islam, kita tidak lagi membahas teori keberadaan Tuhan, kita langsung mempraktikkan bahwa apapun yang terjadi pada kita, adalah sesuatu dari Allah dan sesuatu yang patut disyukuri, dengan mengucapkan kata Alhamdulillah.
Setiap kebahagiaan, kesenangan, senyum, itu semua yang kita hubungkan pada Allah. Itulah akar dari Alhamdulillah.
Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Parenting / 18. Al-Kahfi ayah (1b) Deeper Look (02.34-06.22).
Materi VoB Hari ke-355 Siang | Keajaiban Makna Alhamdulillah #2
Ditulis oleh: Naima Bibianasyifa
#FridayAlKahfWeek51Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Sekarang, kita sudah tahu bahwa Alhamdulillah menggunakan Jumlah Ismiyyah .
Sekarang, yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa menggunakan Jumlah Ismiyyah ? Kenapa tidak menggunakan Jumlah Fi’liyyah ?
Jumlah Fi’liyyah artinya kalimat kerja. Kalimat kerja akan merubah Alhamdulillah menjadi “Ahmadullah” (“Aku memuji Allah”), “Nahmadullah,”(“Kami memuji Allah”) atau menjadi suatu kalimat perintah.
Nah, dari sini sudah terlihat kekurangannya.
1. Kalimat kerja membutuhkan seorang pelaku, dalam logika ini, sesuatu hanya bisa menjadi fakta jika kita, manusia, adalah pelakunya.
Maksudnya, pujian terhadap Allah baru dianggap ada kalau manusia mengucapkan Alhamdulillah, jika tidak, maka kata Alhamdulillah tidak valid. Dan ini juga mengartikan bahwa kata “Hamd” itu tidak kekal, bahwa pujian terhadap Allah tidak kekal, karena sebagai manusia kita tidak selamanya kan ada di bumi, kita akan meninggal dan kembali kepada Allah.
2. Dengan menggunakan kalimat kerja, berarti membutuhkan seorang pelaku dan pelakunya sudah spesifik yaitu manusia. Apakah makhluk lain tidak mengucapkan Alhamdulillah? Dengan menggunakan kalimat sifat, maknanya menjadi jadi lebih universal. Semua makhluk Allah terliput.
“You’re including no one and excluding no one,” kata Ustaz.
(“Kamu tidak memasukkan siapapun dan mengeluarkan siapapun,”)
Jika menjadi suatu perintah bagi hambanya, ini berarti Allah itu butuh dengan manusia, Allah jadi butuh dipuji, Allah butuh dengan makhluk-Nya. Apakah ini bisa dibenarkan?
Inilah alasannya, dibalik suatu kata yang sederhana namun sarat makna, kata yang sering diucapkan, Alhamdulillah.
Perlu masuk menjadi suatu pemikiran dalam bagi kita..
Apakah kita pernah mengetahui maknanya dan apakah kita sudah mengamalkannya?
Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Parenting / 18. Al-Kahfi ayah (1b) Deeper Look (06.23-13.32).
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.
Jazakumullahu khairan
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah