[VoB2021] Kota, Surah, dan yang Saling Terhubung di Dalamnya


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-340

Topik: Divine Speech

Kamis, 27 Mei 2021

Materi VoB Hari ke-340 Pagi | Kota, Surah dan yang Saling Terhubung di Dalamnya

Ditulis oleh: Oleh: Heru Wibowo

#ThursdayDivineSpeechWeek49Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kita sekarang akan bicara soal suurah. Apa sih sebenarnya suurah (سُورَةُ) itu? 

Kata suurah berasal dari kata saurah (سَورَة) yang artinya “penglihatan yang sangat tajam” (really sharp eyesight).

Jika Anda berdiri di atas sebuah tempat yang tinggi, misalnya di atas gunung, Anda bisa melihat pemandangan seluruh kota. Itulah saurah.

Di zaman dahulu, dinding kota dibangun sangat tinggi supaya seluruh isi kota terhindar dari serangan musuh.

Dinding itu disebut suur (سُور). Dinding itu sangat tinggi. Sehingga dari ketinggian dinding itu Anda bisa melihat seluruh isi kota.

Oh ya, sebelumnya kita pernah membahas bahwa ada yang menyebut suurah dengan istilah bab (chapter). Istilah itu sama sekali tidak tepat.

Kata tasawwara (تَسَوَّرَ) juga berarti memanjat atau naik tangga (to climb up) sehingga mencapai puncak tangga atau dinding. Maknanya masih selaras dengan konteks ketinggian dan pandangan yang luas ke seluruh isi kota.

Dinding yang tinggi itu membatasi seluruh isi kota. 

Lalu apa yang terjadi di dalam dinding itu? Tentu saja aktivitas dari seluruh isi kota. Dan tentu saja, di dalam pembatas dinding kota yang tinggi itu, ada berbagai macam gedung atau tempat.

Ada pasar. Ada rumah. Ada kantor-kantor untuk bisnis. Ada kantor-kantor untuk pemerintah Ada jalan besar, sedang, dan kecil. Ada manusia. Ada hewan-hewan peliharaan.

Ada pemandangan yang menyeluruh dari kota itu. Karena wilayahnya yang luas, maka istilah cityscape lebih tepat menamainya dibandingkan landscape.

Apakah kota sama dengan jalan? Tidak.

Apakah kota sama dengan rumah? Tidak.

Apakah kota sama dengan manusia? Tidak.

Ada kebinekaan di dalam sebuah kota.

Ada beragam aktivitas yang terjadi di dalam sebuah kota.

Jika Anda berada di sebuah tempat yang tinggi dan dapat melihat seluruh isi kota, apa yang Anda rasakan?

Kota itu, atau seluruh isi kota itu, terlihat indah.

Ada keindahan yang Anda rasakan, yang Anda lihat, saat memandang seluruh isi kota.

Kata suurah punya implikasi bahwa kita Anda memanjat atau mendaki sebuah tempat tinggi lalu melihat keseluruhan surah itu, Anda bisa menatap keindahan di dalamnya.

Anda melihat keseluruhan surah Al-Baqarah. Terlihat indah.

Anda melihat keseluruhan surah Ali ‘Imran. Terlihat indah.

Memang ada banyak hal yang terjadi di dalam sebuah kota, sebagaimana banyak ayat yang terdapat dalam sebuah surah.

Tapi semua aktivitas di dalam kota itu berjalan sedemikian rupa sehingga semuanya menjadikan kota itu menjadi hidup, menjadi indah, dan dinamis; begitu juga dengan berbagai ayat yang terdapat di dalam sebuah surah.

Dari ketinggian itu, kota terlihat indah.

Dari ketinggian itu, surah juga terlihat indah.

Dalam sebuah kota, semua aktivitasnya saling terhubung (interconnected). Seperti sebuah tubuh manusia.

Ada rumah atau gedung yang perlu dibangun. Ada pekerja kontraktor yang siap membangun gedung tersebut. 

Orang-orang yang ada di rumah bekerja di gedung-gedung pemerintah. Pemerintah memungut pajak. Uang dari pajak digunakan untuk membangun atau memberikan layanan untuk rakyat. Demikian seterusnya.

Semuanya saling terhubung satu sama lain. 

Gagasannya adalah ini: bahwa surah punya banyak ayat atau banyak hal di dalamnya. Tapi semuanya itu saling terhubung.

Kita lanjutkan insyaa Allaahu ta’aalaa ba’da zhuhur.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 08. The Quran is in Perfect Order (12:04 – 15:17)


Materi VoB Hari ke-340 Siang | Pandangan Syekh Akram tentang Surah

Ditulis oleh: Heru Wibowo

#ThursdayDivineSpeechWeek49Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Apa pendapat Syekh Dr. Akram Nadwi, salah satu guru Ustaz Nouman Ali Khan, tentang surah? 

Menurut Syekh, surah itu seperti beliau sedang berdiri di tepi tebing. Dari ketinggian itu Syekh melihat keindahan yang ada di bawahnya. Ada pepohonan, sungai-sungai, air terjun, burung-burung yang beterbangan, awan, dan segala hal yang lain yang semuanya enak dipandang.

Syekh menambahkan bahwa akan terasa membosankan jika yang dilihat di bawahnya hanya pohon saja. Tidak ada sungai, tidak ada awan, tidak ada air, tidak ada yang lainnya.

Adanya hal-hal yang berbeda, elemen-elemen yang berbeda, berpadu dalam harmoni, membuat segalanya tampak indah.

“Itulah surah,” Syekh menutup penjelasannya.

Mendengar penjelasan itu, Ustaz Nouman ternganga. “Wow!” Tanpa ragu, Ustaz Nouman menegaskan, “I agree.” Beliau setuju dengan paparan Syekh itu.

Penjelasan Syekh adalah penjelasan yang mengagumkan yang mengindikasikan dengan baik apa surah itu sebenarnya.

Sementara itu dulu diskusi tentang surah. Selanjutnya kita akan membahas bagaimana Al-Qur’an itu disusun.

Kita mungkin sudah mengetahui bahwa Al-Qur’an terdiri dari 114 surah, sebagian makkiyyah dan sebagian lainnya madaniyyah.

Sekitar dua per tiga dari Al-Qur’an adalah makkiyyah, atau turun di Makkah, sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.

Al-Qur’an tidak disusun in chronological order. Tidak disusun menurut urutan waktu. 

Ayat yang turun pertama kali adalah iqra’ bismi rabbikal ladzii khalaq. Tapi ayat ini tidak terdapat di awal Al-Qur’an. Ayat ini terdapat di juz paling akhir: juz 30.

Salah satu ayat yang termasuk terakhir turun adalah ayat tentang riba. Tapi ayat ini justru ada di surah Al-Baqarah, surah dengan nomor urut 2 di Al-Qur’an.

Jadi, jelas bahwa Al-Qur’an tidak disusun secara kronologis. Tidak disusun menurut urutan waktu. 

Kita lanjutkan insyaa Allaahu ta’aalaa ba’da ‘ashar.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 08. The Quran is in Perfect Order (15:17 – 18:39)


Materi VoB Hari ke-340 Sore | The Order is Actually Divine

Ditulis oleh: Heru Wibowo

#ThursdayDivineSpeechWeek49Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di Part 2, terbukti sudah, bahwa Al-Qur’an tidak disusun secara kronologis. Tidak disusun menurut urutan waktu. 

Kalau begitu, mungkinkah Al-Qur’an disusun berdasarkan subjek atau tema atau pokok pembicaraan?

Tidak juga.

Mari kita coba kembali ke Part 1 saat kita membuat analogi surah dengan sebuah kota.

Saat Anda mengunjungi atau melewati kota-kota tertentu. Apakah antara satu kota dengan kota yang lain ada kesamaannya?

Apakah ada elemen-elemen yang sama, antara kota yang satu dengan kota yang lain? Mungkin kesamaan pemandangan, arsitektur, lingkungan, atau kesamaan yang lainnya?

Demikian juga dengan surah yang satu dengan surah yang lain.

Setiap surah memiliki “kepribadian” sendiri, tapi punya kesamaan dalam hal-hal tertentu dengan surah-surah yang lain.

Kota itu bermacam-macam. Ada kota besar, ada kota kecil.

Surah juga begitu. Ada surah yang panjang, ada surah yang pendek.

Al-Qur’an tidak disusun berdasarkan subjek atau tema atau pokok pembicaraan. Surah Al-Baqarah adalah surah yang panjang dan terdiri dari beberapa topik yang berbeda. Surah Al-Baqarah tidak membahas tentang sapi betina saja.

Kalau begitu, mungkinkah Al-Qur’an disusun berdasarkan ukuran surahnya?

Tidak juga.

Surah Al-Fatihah ada di urutan pertama. Surah Al-Baqarah ada di urutan kedua. Padahal surah Al-Baqarah adalah surah yang terpanjang. Dari dua surah ini saja sudah jelas bahwa Al-Qur’an tidak disusun berdasarkan panjang pendeknya surah.

Jadi Al-Qur’an tidak tersusun berdasarkan urutan waktu kronologinya. Tidak juga berdasarkan urutan subjek atau pokok bahasan. Tidak pula berdasarkan urutan ukuran panjang pendeknya surah. 

Orang-orang Barat yang membaca Al-Qur’an dan menemukan ketiadaan urutan waktu, subjek, dan ukuran tadi, mereka menyimpulkan bahwa Al-Qur’an tidak punya keteraturan.

Dan mereka menulis komentar tentang hal itu. Bahwa the Qur’an is a chaotic text. Bahwa Al-Qur’an adalah naskah yang semrawut. Bahwa Al-Qur’an ada teks yang kacau.

Mereka yang mengatakan itu, bukan kita, na’uudzu billaahi min dzaalik.

Dan yang cukup mengejutkan adalah, ada ulama Islam yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah sebuah kompilasi yang didasarkan pada kesepakatan para sahabat.

Jadi para sahabat berkumpul, mereka berdiskusi dan akhirnya menyepakati bahwa Al-Fatihah ditaruh di posisi paling awal, lalu Al-Baqarah, lalu Ali ‘Imran, lalu An-Nisa’, lalu Al-Ma’idah, dan seterusnya.

Itu pendapat ulama tadi. Bahwa urutan-urutan itu adalah konsensus atau kesepakatan kata atau permufakatan bersama dari para sahabat.

Berarti, menurut ulama tadi, urutan Al-Qur’an itu bukan dari Allah, bukan bagian dari apa yang Allah wahyukan kepada Nabi shallallaahu ‘alayhi wasallam.

Berarti, menurut ulama tadi, urutan Al-Qur’an dari surah pertama hingga surah nomor 114 itu adalah hasil usaha manusia.

Ada ketidaksepakatan para ulama dalam hal ini. 

Ada yang berpendapat bahwa urutan Al-Qur’an itu adalah dari Allah, atau Allah yang tentukan. Yang lain berpendapat bahwa urutan Al-Qur’an itu adalah hasil kesepakatan para sahabat.

Meski Ustaz Nouman punya bukti-bukti yang cukup kuat sehingga beliau yakin dan condong kepada salah satu pendapat, tapi beliau mengizinkan kita untuk tidak setuju dengan pendapat beliau.

Berdasarkan apa yang Ustaz Nouman pelajari dan teliti, beliau lebih condong kepada pendapat bahwa urutan Al-Qur’an adalah seperti itu karena kehendak Allah subhaanahu wa ta’aalaa.

The order is actually divine,” kata Ustaz penuh keyakinan. Urutan Al-Qur’an itu bersifat ilahiah.

Lalu apa buktinya?

Apa atau bagaimana penelitiannya sehingga Ustaz bisa begitu yakin bahwa urutan Al-Qur’an adalah Allah sendiri yang tentukan? Bahwa Allah yang menghendaki urutannya seperti itu?

Kita lanjutkan insyaa Allaahu ta’aalaa minggu depan.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 08. The Quran is in Perfect Order (18:39 – 21:50)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s