Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-329
Topik: Heavenly Order
Ahad, 16 Mei 2021
Materi VoB Hari ke-329 Pagi | Ketiadaan Koherensi dalam Surat Abasa
Oleh: Nurfitri Anbarsanti
#SundayHeavenlyOrderWeek47Part1
Part 1
———————————
بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam Al-Qur’an, ada kasus-kasus ketiadaan koherensi atau kasus-kasus di mana tidak ada keterhubungan antara ayat satu dengan ayat lainnya.
Kasus ketidak adaan koherensi ada pada surat Abasa, surat nomor 80, di ayat 24 sampai ayat 32. Di sana, terdapat seperti loncatan-loncatan topik.
Untuk lebih memahami ayat-ayat tersebut, Ust. Nouman akan memberikan translasi yang akan dengan bahasa yang lebih mudah untuk seluruh surat Abasa (kebetulan juga surat Abasa merupakan surat yang pendek). Ust. Nouman akan memberikan semacam highlight pada bagian-bagian yang nampak loncat di surat Abasa ini.
عَبَسَ وَتَوَلّٰىٓۙ
“Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,” (QS Abasa 80:1)
اَنْ جَاۤءَهُ الْاَعْمٰىۗ
“karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).” (QS Abasa 80:2)
وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰىٓۙ
“Dan tahukah engkau barangkali dia ingin menyucikan dirinya (untuk menjadi lebih baik),” (QS Abasa 80:3)
اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰىۗ
”atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?” (QS Abasa 80:4)
اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰىۙ
”Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (merasa tidak butuh apapun),” (QS Abasa 80:5)
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Jadi, ada seseorang yang buta, yaitu Abdullah bin Ummi Maktum, datang kepada Nabi Muhammad ﷺ, dan Nabi ﷺ agak sedikit terganggu karena seseorang yang buta tersebut menginterupsi pembicaraan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ dengan pemimpin-pemimpin Quraisy (orang-orang VIP). Sehingga ayat selanjutnya berbicara tentang ke-VIP-an tersebut.
فَاَنْتَ لَهٗ تَصَدّٰىۗ
”maka engkau (Muhammad) memberi perhatian (dan lebih cenderung) kepadanya,” (QS Abasa 80:6)
وَمَا عَلَيْكَ اَلَّا يَزَّكّٰىۗ
”padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).” (QS Abasa 80:7)
وَاَمَّا مَنْ جَاۤءَكَ يَسْعٰىۙ
”Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (atau bahkan berlari),” (QS Abasa 80:8)
وَهُوَ يَخْشٰىۙ
“sedang dia takut (kepada Allah)” (QS Abasa 80:9)
فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ
”engkau malah mengabaikannya (melupakannya, tidak menghargainya, merasa terganggu dengannya).” (QS Abasa 80:10)
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Cukup menarik bahwa seseorang yang “mengganggu” itu adalah buta, tapi cukup mampu untuk “berlari” mengejar Nabi Muhammad ﷺ yang menunjukkan bahwa seorang buta tersebut sangat desperate terhadap manfaat yang dia harap dia dapatkan dari Nabi Muhammad ﷺ.
كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ
”Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,” (QS Abasa 80:11)
فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗ ۘ
”maka barangsiapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya (dan dipermudah untuk mengingatnya),” (QS Abasa 80:12)
————————-
Bersambung insya Allah di Part 2
Sumber: Bayyinah TV – Home – Quran – Courses – Heavenly Order – Lesson 02_ Textual Arguments (33:30-35:30)
〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Materi VoB Hari ke-329 Siang | Kedudukan Al-Qur’an Jauh Lebih Mulia dari Kedudukan Para Pejabat dan Petinggi
Oleh: Nurfitri Anbarsanti
#SundayHeavenlyOrderWeek47Part2
Part 2
———————————
بسم الله الرحمن الرحيم
كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌ ۚ
”Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan,”
فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗ ۘ
”maka barangsiapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya (dan dipermudah untuk mengingatnya),”
فِيْ صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍۙ
”di dalam kitab-kitab yang dimuliakan (di sisi Allah),”
مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢ ۙ
”yang ditinggikan (dan) disucikan,”
بِاَيْدِيْ سَفَرَةٍۙ
”di tangan para utusan (malaikat),”
كِرَامٍۢ بَرَرَةٍۗ
”yang mulia lagi berbakti.” (QS Abasa 80:11-16)
Bagian ini mengatakan bahwa, kenapa kita harus se-desperate itu atau seberharap itu untuk membuat orang-orang VIP, atau para pembesar dan pejabat terkesan? Padahal Al-Quran itu jauh lebih tinggi dan lebih mulia dari orang-orang VIP itu.
Al-Qur’an datang dari langit yang ketujuh, sehingga harusnya orang-orang VIP tersebutlah yang seharusnya merasa terhormat karena telah dibacakan Al-Qur’an di hadapan mereka.
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
قُتِلَ الْاِنْسَانُ مَآ اَكْفَرَهٗۗ
”Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia!” (QS Abasa 80:17)
Ayat ini berkomentar atas siapa?
Ya, berkomentar atas pimpinan-pimpinan Quraisy yang menatap Nabi Muhammad ﷺ dengan tatapan “tidak butuh”. Kok bisa-bisanya merasa tidak butuh pada pesan-pesan ini?
مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ
”Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya?”
مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ
”Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya (melalui berbagai tahapan).”
ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهٗۙ
“Kemudian jalannya Dia mudahkan, (jalan keluar bayi dari perut seorang ibu)” (QS Abasa 80:18-20)
Allah ﷻ benar-benar menyindir pemimpin-pemimpin Quraisy, dan juga orang-orang yang merasa tidak butuh dengan Al-Qur’an melalui ayat-ayat ini (semoga kita tidak termasuk di antaranya).
Padahal, Allah ﷻ mengatakan tentang bagaimana mereka “dimulai” (diciptakan). Mereka diciptakan dari sperma, dan padahal, Allah ada di sana, berperan besar ketika mereka keluar berdarah-darah dari perut ibu mereka. Lalu, kok bisa mereka sesombong itu?
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
ثُمَّ اَمَاتَهٗ فَاَقْبَرَهٗۙ
”kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya,” (QS Abasa 80:21)
Di sini, digunakan kata kerja lampau karena ayat ini menunjukkan keyakinan bahwa Allah pasti, kapan pun itu, mematikan manusia dan menempatkannya di alam kubur.
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
ثُمَّ اِذَا شَاۤءَ اَنْشَرَهٗۗ
”kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.” (QS Abasa 80:22)
كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ اَمَرَهٗۗ
”Sekali-kali jangan (begitu)! Dia itu belum melaksanakan apa yang Dia (Allah) perintahkan kepadanya.” (QS Abasa 80:23)
Kebanyakan manusia bahkan belum memenuhi prerequisite yang Allah syaratkan kepada mereka, kebanyakan manusia masih membangkang dan tidak taat.
Dari ayat-ayat di atas, seluruhnya nampak koheren dan berhubungan kan ya? Sekarang, kita dengar ayat selanjutnya.
Bagian ini adalah bagian yang didebat oleh para orientalis karena tidak terhubung dengan ayat-ayat sebelumnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan adanya kesalahan di dalam Al-Qur’an.
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ
”Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.” (QS Abasa 80:24)
اَنَّا صَبَبْنَا الْمَاۤءَ صَبًّاۙ
”Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),” (QS Abasa 80:25)
————————-
Bersambung insya Allah di Part 3
Sumber: Bayyinah TV – Home – Quran – Courses – Heavenly Order – Lesson 02_ Textual Arguments (35:30-37:33)
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
Materi VoB Hari ke-329 Sore | Kenapa Tiba-Tiba Bicara tentang Makanan di Tengah Surat?
Oleh: Nurfitri Anbarsanti
#SundayHeavenlyOrderWeek47Part3
Part 3
———————————
بسم الله الرحمن الرحيم
Berikut ini adalah bagian dari surat Abasa yang nampak tidak berhubungan dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu dimulai dari surat Abasa ayat ke 24 sampai ayat ke 32:
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ
”Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.”
اَنَّا صَبَبْنَا الْمَاۤءَ صَبًّاۙ
”Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit),”
ثُمَّ شَقَقْنَا الْاَرْضَ شَقًّاۙ
”kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya,”
فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّاۙ
”lalu di sana Kami tumbuhkan biji-bijian,”
وَّعِنَبًا وَّقَضْبًاۙ
”dan anggur dan sayur-sayuran,”
وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًاۙ
”dan zaitun dan pohon kurma,”
وَّحَدَاۤئِقَ غُلْبًا
”dan kebun-kebun (yang sangat) rindang,”
وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا
”dan (segala jenis) buah-buahan serta rerumputan.”
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ
”(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.”
Semua ayat di atas (surat Abasa ayat ke 24-32) berbicara tentang makanan, yang posisinya di tengah surat Abasa. Apakah kamu suka memperhatikan makananmu? Darimana asal muasal makananmu?
➡️➡️➡️🍋🍊🍞🍤🍯➡️➡️➡️
Kalau misalkan kita berpura-pura tidak ada ayat-ayat tentang makanan ini di tengah surat Abasa, lalu kita langsung loncat dari ayat ke 23 ke ayat ke 33:
فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُ ۖ
”Maka apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),”
Maka ayat ke 33 ini akan tampak lebih relevan dan koheren dengan ayat ke 23, yang menyatakan bahwa kebanyakan manusia tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.
Jika tidak ada ayat-ayat tentang makanan ini, maka surat Abasa ini terlihat lebih bersambung dan koheren antara satu ayat dengan ayat yang lainnya.
➡️➡️➡️🍋🍊🍞🍤🍯➡️➡️➡️
Berikut ini lanjutan surat Abasa, yaitu ayat ke 33 sampai ke 42:
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ
“pada hari itu manusia lari dari saudaranya,”
وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ
“dan dari ibu dan bapaknya,”
وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ
“dan dari istri dan anak-anaknya.”
لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ
“Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.”
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ
“Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri,”
ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ ۚ
“tertawa dan gembira ria,”
وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ
“dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram),”
تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ ۗ
“tertutup oleh kegelapan (sesuatu yang hitam akan meliputi, seperti bekas terbakar atau sejenisnya)”
اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ
“Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka.”
➡️➡️➡️🍋🍊🍞🍤🍯➡️➡️➡️
Mari kita sorot hal yang penting di sini. Apa sih yang “dilakukan” oleh ayat-ayat tentang makanan di tengah surat Abasa ini?
Sekilas, nampak tidak jelas. Tapi, mari kita simak penjelasan berikut.
Allah ﷻ mengkritik orang-orang elite, yang pada awalnya Allah mengatakan kepada mereka, “Kok kalian bisa begitu tidak bersyukur?”, yang eksplisit difirmankan di ayat ke 17.
Lalu, Allah memerintahkan untuk merenungkan tentang asal muasal makanan. Bukankah ini pernyataan implisit bahwa Allah ﷻ ingin kita untuk lebih bersyukur?
Hal kedua yang difirmankan Allah adalah, “Apakah kalian pernah berpikir kalian diciptakan dari mana? Dari mana asal muasal kalian?”, yang eksplisit difirmankan di ayat ke 18.
Bisakah kita sedikit saja merenung dari mana asal muasal diri kita sendiri? Jika memang hal ini terlalu sulit untuk dipikirkan, maka bisakah setidaknya kita memikirkan dari mana asal muasal makanan kita? Datang dari mana semua makanan kita?
Di ayat 19, difirmankan bahwa penciptaan dimulai dari sejenis cairan. Dari sudut pandang makanan, berbagai makanan juga diciptakan dari curahan air hujan dari langit (di ayat 25).
Penciptaan diri kita ternyata tidak jauh berbeda dengan penciptaan makanan kita. Keduanya sama-sama berasal dari air atau cairan.
————————-
Bersambung insya Allah di minggu depan.
Sumber: Bayyinah TV – Home – Quran – Courses – Heavenly Order – Lesson 02_ Textual Arguments (37:33-40:32)
➡️➡️➡️🍋🍊🍞🍤🍯➡️➡️➡️
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah