[VoB2021] Kategori Ketiga dan Keempat


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-327

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 14 Mei 2021

Materi VoB Hari ke-327 Pagi | Kategori Ketiga dan Keempat

Ditulis oleh:  Heru Wibowo

#FridayAlKahfWeek47Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di bagian-bagian sebelumnya kita sudah mempelajari konteks “alhamdulillah” di Al-Qur’an kategori pertama dan kedua.

Kategori pertama adalah hamd of Allaah atau kata alhamdulillaah saat Allah memperkenalkan Diri-Nya. Ini dibahas di Part 2 minggu lalu.

Kategori kedua adalah hamd of Allaah dalam konteks jannah. Dalam konteks surga-Nya. Ini dibahas di Part 3 minggu lalu.

Kategori ketiga itu singkat, tapi juga penting, yakni ketika seseorang berada dalam keadaan aman atas apa yang akan terjadi di masa depan.

Kategori ketiga adalah ketika Allah menjamin dia, bahwa segalanya akan oke-oke saja di masa depan.

Contohnya adalah ketika Ibrahim ’alayhis salaam mengucapkan alhamdulillaahilladzii wahaba lii ‘alal kibari ismaa’iila wa ishaaqa inna rabbii lasamii’ud du’aa’.

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِی وَهَبَ لِی عَلَى ٱلۡكِبَرِ إِسۡمَـٰعِیلَ وَإِسۡحَـٰقَۚ إِنَّ رَبِّی لَسَمِیعُ ٱلدُّعَاۤءِ

(Surah Ibrahim, 14:39)

“Segala puji (dan terima kasih) bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishak. Sungguh, Rabb-ku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.”

Mengapa doa ini berasosiasi dengan masa depan? 

Soal tauhid, Ibrahim ’alayhis salaam adalah gurunya. Beliau juga peduli dengan kemanusiaan ke mana pun kaki beliau melangkah.

Saat Nabi Ibrahim berdoa tadi, beliau ’alayhis salaam sudah punya dua putra yang akan membawa, yang akan meneruskan misi itu.

Jadi beliau mengucapkan alhamdulillaah karena misi beliau ’alayhis salaam akan berlanjut. Dengan kata lain, Allah mengamankan masa depan misi beliau melalui kedua putra beliau yang sama-sama telah Allah anugerahkan kenabian.

Kemudian kategori berikutnya, kategori keempat. Kategori ini menarik. Tapi sebelum itu, Ustaz mengajak murid-murid beliau untuk meninjau ulang tiga kategori yang sudah dibahas.

Kategori pertama: Allah memperkenalkan Diri-Nya.

Kategori kedua: saat bicara tentang jannah.

Kategori ketiga: rasa aman atau jaminan akan masa depan.

Kategori keempat adalah konteks alhamdulillaah saat Allah membedakan antara yang benar dengan yang salah.

Dharaballaahu matsalan ‘abdan mamluukan laa yaqdiru ‘alaa syay-in waman razaqnaahu minnaa rizqan hasanan fahuwa yunfiqu minhu sirran wajahran hal yastawuuna alhamdulillaahi bal aktsaruhum laa ya’lamuun

ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا عَبۡدࣰا مَّمۡلُوكࣰا لَّا یَقۡدِرُ عَلَىٰ شَیۡءࣲ وَمَن رَّزَقۡنَـٰهُ مِنَّا رِزۡقًا حَسَنࣰا فَهُوَ یُنفِقُ مِنۡهُ سِرࣰّا وَجَهۡرًاۖ هَلۡ یَسۡتَوُۥنَۚ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِۚ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا یَعۡلَمُونَ

“Allah membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, lalu dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah mereka itu? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”

(QS An-Nahl, 16:75)

Contoh ini sangat-sangat indah. Ustaz mengaku bahwa beliau butuh waktu berjam-jam untuk menjelaskan ayat ini. 

Tapi dalam kesempatan ini Ustaz akan memberikan elevator pitch summary. Deskripsi ringkasnya saja, yang diharapkan bisa menjelaskan gagasan dari ayat ini.

Ayat ini adalah tentang perbandingan antara dua jenis manusia. 

Yang pertama adalah jenis manusia yang berpikir bahwa dia itu free alias merdeka padahal dia sebenarnya adalah slave atau budak dari seseorang atau sesuatu.

Yang kedua adalah jenis manusia yang menempatkan dirinya sebagai budak tapi sesungguhnya dia adalah justru manusia yang merdeka.

Yang pertama adalah ’abdan mamluukan atau a slave who is owned atau hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain yang “tidak berdaya”.

Yang kedua adalah hamba-Nya yang diberi-Nya rizqan hasanan atau a good provision atau rezeki yang baik, sehingga rezeki itu dia infakkan.

Siapakah manusia yang bisa berinfak secara bebas? Tentu saja, the free person alias manusia yang merdeka. 

Allah is saying true freedom is actually in slavery to Allah and if you’re not in slavery to Allah, you don’t even realize you’re ‘abdan mamluukan.

Allah menyatakan bahwa kebebasan sejati sebenarnya adalah penghambaan diri kepada Allah dan jika Anda tidak menjadi hamba Allah, Anda bahkan tidak menyadari bahwa Anda adalah ‘abdan mamluukan

💎💎💎💎💎

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 10. Al-Kahf Ayat 1a – A Deeper Look (16:26 – 18:59)


Materi VoB Hari ke-327 Siang | Alhamdulillah untuk Pembeda yang Benar dan yang Salah

Ditulis oleh:  Wina Wellyanna

#FridayAlKahfWeek47Part2

Part 2

بسم الله الرحمن الرحيم

Kalau bukan hamba Allah, pilihannya adalah hambanya orang lain.

Bisakah kita membandingkan dan menjalani dua hal ini dengan adil? 

Sulit, karena ini perkara benar dan salah.

Jadi ketika Dia mengatakan Alhamdulillah, kita ber-alhamdulillah karena Allah telah membedakan benar dan yang salah, mana yang sesungguhnya manusia yang diperbudak oleh sesuatu dan mana yang manusia merdeka, sebagaimana Allah katakan dalam Q.S An-Naml ayat 92-93 berikut:

Wa an atluwal-qur`ān, fa manihtadā fa innamā yahtadī linafsih, wa man ḍalla fa qul innamā ana minal-munżirīn

Dan supaya aku membacakan Al-Qur’an (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: “Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan”.

Apa perbedaannya?  Mereka yang berkomitmen untuk mencari petunjuk, dan mereka yang memilih tersesat, lalu ayat selanjutnya, Allah berfirman ucapkan Alhamdulillah,

Wa qulil-ḥamdu lillāhi sayurīkum āyātihī fa ta’rifụnahā, wa mā rabbuka bigāfilin ‘ammā ta’malụn 

Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan”.

Pertanda-Nya jelas, dari alam di sekitar kita, seperti firman Allah dalam Q.S Al-’Ankabut ayat 63

Wa la`in sa`altahum man nazzala minas-samā`i mā`an fa aḥyā bihil-arḍa mim ba’di mautihā layaqụlunnallāhu qulil-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya’qilụn  

Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”, Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”, tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).

Jika kita mau berpikir, pertanda di sekeliling kita jelas sekali, maka ucapkanlah “Alhamdulillah” karena kita termasuk yang diberi petunjuk.

Dalam Q.S Az-Zumar ayat 29, Allah menambahkan lagi:

Daraballāhu maṡalar rajulan fīhi syurakā`u mutasyākisụna wa rajulan salamal lirajulin hal yastawiyāni maṡalā, al-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya’lamụn 

Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Bayangkan, seseorang diberikan berbagai macam saran dan pilihan, alhasil pikirannya akan ikut bercabang dan akan menyulitkannya mengambil pilihan saran yang mana.

Beda halnya jika seseorang hanya diberi saran dari satu sumber yang ia percaya.

Allah menggunakan perumpamaan hamba yang mengambil petunjuk dari banyak orang, dan hamba yang mengambil petunjuk hanya dari Nabi dan Rasul-Nya.

Solusi yang sederhana bukan?  Allah akan memberi petunjuk-Nya.

Maka, ucapkan “Alhamdulillah”.

Maka kategori keempat ini adalah mengenai pembeda yang benar dan yang salah.

Kategori kelima yang akan kita bahas cukup powerful, yaitu mengalahkan musuh.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 10. Al-Kahf Ayat 1a – A Deeper Look (18:59 – 21:25)


Materi VoB Hari ke-327 Sore | Enam Konteks Alhamdulillah yang Tercakup di Surat Al-Kahfi

Ditulis oleh:  Wina Wellyanna

#FridayAlKahfWeek47Part3

Part 3

بسم الله الرحمن الرحيم

Kategori kelima, Alhamdulillah mengenai mengalahkan musuh, musuh seperti apa?

Musuh-musuh Islam, musuh Rasulullah ﷺ, musuh Allah, musuh wahyu yang diturunkan.

Fa quṭi’a dābirul-qaumillażīna ẓalamụ, wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn 

Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Q.S Al-An’am ayat 45)

Alhamdulillah karena Allah telah membuat para musuh-musuh Islam ini sampai mereka tidak berdaya.

Fa iżastawaita anta wa mam ma’aka ‘alal-fulki fa qulil-ḥamdu lillāhillażī najjānā minal-qaumiẓ-ẓālimīn 

Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim”.  (Q.S Al-Mu’minun ayat 28)

Ketika Nabi Nuh diselamatkan bersama umatnya menaiki bahtera, Allah meminta mereka mengucapkan Alhamdulillah karena telah diselamatkan dari kaum yang zhalim. 

Beberapa contoh di atas mengenai Alhamdulillah atas kemenangan orang beriman karena musuh-musuh Islam yang dikalahkan.

Kategori keenam.

Kategori terakhir, mengenai pilihan Allah atas beberapa hamba yang disukai-Nya.  

Kita tahu tidak semua hamba-Nya yang saleh diutus menjadi Nabi atau Rasul.

Wa laqad ātainā dāwụda wa sulaimāna ‘ilmā, wa qālal-ḥamdu lillāhillażī faḍḍalanā ‘alā kaṡīrim min ‘ibādihil-mu`minīn

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”.  (Q.S An-Naml ayat 15)

Apa keutamaan yang Allah berikan atas Daud dan Sulaiman?  Kenabian seperti yang kita semua tahu.  Nabi Daud, a.s dan Nabi Sulaiman, a.s keduanya mengucapkan Alhamdulillah atas keutamaan tersebut.

Qulil-ḥamdu lillāhi wa salāmun ‘alā ‘ibādihillażīnaṣṭafā, āllāhu khairun ammā yusyrikụn 

Katakanlah: “Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan Dia?”  (Q.S An-Naml ayat 59)

Lagi-lagi di Q.S An-Naml ayat 59 ini Allah menegaskan ucapkan Alhamdulillah atas Nabi-nabi yang telah dipilih dari hamba-hamba-Nya yang saleh.

Apakah tidak patut kita mengucap Alhamdulillah karena dengan adanya para Nabi, kita tidak hidup dengan menyekutukan Allah.

Wa salāmun ‘alal-mursalīn wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn

Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.  Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.  (Q.S Ash-Shaffat ayat 181-182).

Kerasulan memiliki keterkaitan dengan Alhamdulillah.

Sudah sejauh ini konteks mengenai Alhamdulillah di dalam Al-Qur’an, sekarang kita rekap

Yang pertama, Allah mengenalkan siapa diri-Nya.

Yang kedua, orang-orang yang tinggal di jannah.

Yang ketiga, rasa aman atas apa yang terjadi di masa depan.

Yang keempat, Allah mengenalkan perbedaan yang benar dan yang salah.

Yang kelima, mengalahkan musuh-musuh Islam.

Yang keenam, Allah memilih hamba-Nya sebagai Nabi atau Rasul.

Enam konteks ini bisa kita temukan di dalam satu surat; surat al-Kahfi.

Surat al-Kahfi begitu istimewa dan mengapa Ustaz Nouman harus menjelaskan panjang lebar mengenai enam konteks ini agar kita bisa menemukannya di surat Al-Kahfi.

Seperti apa contohnya di surat Al-Kahfi? 

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 10. Al-Kahf Ayat 1a – A Deeper Look (21:25 – 24:20)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s