Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-318
Topik: Pearls from Al Baqarah
Selasa, 11 Mei 2021
Materi VoB Hari ke-318 Pagi | Testimoni Quraisy tentang Al-Qur’an
Oleh: Indri Djangko
#TuesdayAlBaqarahWeek47Part1
Part 1
—————————–
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Sepertinya sudah sempat dibahas pada materi Divine Speech bahwa Al-Qur’an itu miracle.
Keajaibannya lebih istimewa dari keajaiban pada umumnya yang ditangkap oleh mata.
Keajaiban Al-Qur’an juga terletak pada keindahan bahasanya yang dapat ditangkap oleh telinga manusia.
Dan orang-orang Quraisy pada masa Rasulullah juga “kecanduan” mendengarkan Al-Qur’an.
Abu Sofyan membeberkan fakta ini ketika sudah menjadi muslim.
Bahkan seorang tokoh Quraisy bernama Walid bin Mughirah yang awalnya merasa bisa “mengatasi kecanduan” itu, hanya bisa terdiam setelah mendengarkan Al-Qur’an secara langsung.
Begini ceritanya.
Beberapa orang Quraisy sudah pernah mendengarkan Al-Qur’an dan mengakui bahwa Al-Qur’an jauh lebih baik dan lebih indah daripada syair-syair yang pernah mereka dengarkan.
Ketika Walid bin Mughirah mendengar testimoni orang Quraisy lainnya tentang Al-Qur’an, ia merasa tertantang untuk mendengarkan langsung.
“ Sini, sini, aku bisa mengatasinya”.
Tapi setelah ia mendengarkan Al-Qur’an dan kembali kepada kaumnya, ia speechless.
Padahal orang-orang sudah menunggu “kiat-kiat mengatasi kecanduan Al-Qur’an” dari sang Walid bin Mughirah.
Maka, inilah testimoni Walid:
“Aku bersumpah tidak ada orang di antara kalian yang mengerti sastra melebihi pengetahuanku tentangnya. Tidak ada yang lebih mengerti rima, penyusunan suku kata yang sempurna, atau ilmu-ilmu sastra lain, selain aku”.
Dengan kata lain Walid bin Mughirah berkata, “karena kalian tidak lebih tahu dari aku, dengerin ini baik-baik”.
“Aku bersumpah, yang barusan aku dengarkan (dari Al-Qur’an) berbeda dari jenis-jenis sastra yang kuketahui. Apa yang dia (Muhammad) ucapkan semuanya sangat indah. Seperti ada cahaya yang mendominasinya.”
“Puncak (dari perkataannya) seperti penuh dengan buah-buahan, sedangkan dasarnya seperti penuh dengan harta karun. Semua kata-kata itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Ia akan “melibas” perkataan lain di bawahnya”.
**
Sebagai catatan, ini bukan testimoni dari seorang muslim, ya, tapi kesannya terhadap Al-Qur’an sebegitu tingginya.
Dan orang ini bukan orang yang hanya tidak beriman saja, tetapi dia salah satu musuh Islam terkuat dan berpengaruh pada zaman itu.
**
Setelah mengagumi Al-Qur’an, Walid tersadar dengan misinya, dan melanjutkan,
“Masyarakat Makkah akan menuntut kritik tentang Al-Qur’an dari para pembesarnya. Kita perlu menemukan kritik terhadap Al-Quran ini. Kita tidak boleh membiarkan kabar kekaguman ini tersiar.”
“Katakan kepada orang-orang, ini adalah sihir. Dan orang-orang yang mendengarkannya akan terkena sihir juga”.
**
Kenapa harus kata sihir yang digunakan? Karena ketika seseorang menyuguhkan pertunjukan sihir, kita tidak bisa menjelaskannya. Tidak ada penjelasan rasional tentang hal itu.
Walid bin Mughirah memahami bahwa tidak ada penjelasan yang mampu mendukung permusuhan Quraisy kepada Rasulullah dan Al-Qur’an.
“Katakan kepada orang-orang bahwa dengan mendengarkan perkataan Muhammad, mereka akan mempercayai hal ghaib”.
By the way, percaya kepada Allah adalah sesuatu yang tidak kasat mata, dan percaya kepada sihir juga adalah sesuatu yang tidak kasat mata.
“Daripada mereka beriman kepada Allah dan Muhammad, lebih baik biarkan mereka percaya saja kepada sesuatu (yang tidak kasat mata) yang salah”.
Yang penting bagi pemuka Quraisy hanya satu. Tidak ada yang boleh beriman kepada apa yang dibawa Muhammad, bagaimanapun cara menghalanginya.
Bersambung insyaa Allaah ba’da Zhuhur.
Sumber:
– Bayyinah TV – Qur’an – Surahs – Deeper Look – Al-Baqarah – 07. Al-Baqarah (Ayah 17-20) (34:05-37:18)
Materi VoB Hari ke-318 Siang | Tuli, Bisu, Buta, Menjauh dari Fitrah
Oleh: Indri Djangko
#TuesdayAlBaqarahWeek47Part2
Part 2
————————————–
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Testimoni Walid tentang Al-Qur’an ini baru diketahui beberapa saat setelahnya, yaitu ketika Abu Sufyan sudah masuk Islam. Jadi, saat itu tidak ada pembesar Quraisy yang mempublikasikan kekagumannya kepada Al-Qur’an.
**
Hal ini digambarkan pada QS. Al-Baqarah ayat 18. Kata pertama pada ayat ini adalah shummun. Orang-orang Quraisy berusaha menolak Al-Qur’an, mereka tuli atau sengaja membuat telinga mereka tuli terhadap Al-Qur’an.
Kata kedua adalah bukmun. Mereka bisu. Bukan karena mereka tidak mampu berbicara. Tetapi karena mereka enggan untuk mengatakan kebenaran bahwa mereka juga sudah terpesona dengan Al-Qur’an, dan enggan mengakui dengan lisan bahwa ini adalah kebenaran yang datang dari Allah.
By the way, kita harus selalu ingat bahwa urutan penyebutan di dalam sebuah ayat pasti memiliki makna besar di baliknya. Dan kita perlu memahaminya.
Lalu, kata ketiga adalah ‘umyun.
Apa maknanya?
Ketika kita (benar-benar) mendengarkan ayat-ayat dari Allah, kita menjadi punya keinginan untuk mempelajarinya. Kemudian, kita memulai pelajaran itu dengan pertanyaan-pertanyaan, sebagaimana para sahabat kerap bertanya kepada Rasulullah tentang banyak hal.
Maka, dalam rangka belajar, kita bertanya. Dengan kata lain, setelah “mendengar”, kita “mengatakan” sesuatu. Lalu, akhirnya kita mendapat pencerahan dan sudut pandang baru terhadap apa saja yang kita lihat.
Tetapi ketika kita tidak belajar mendengar dan berkata, cara pandang kita terhadap sesuatu menjadi berbeda dan sesat. Sehingga menjadi buta.
‘Umyun, mereka buta.
Fahum laa yarji’uun.
Lalu orang-orang yang tuli, bisu, dan buta itu, mereka tidak akan pernah kembali. Kembali ke mana?
Orang-orang yang sudah tuli, bisu, dan buta dari petunjuk Allah tidak akan pernah kembali kepada fitrah yang sama yang sejak awal sudah Allah tanamkan kepada manusia.
Na’udzubillaahi min dzalik
Bersambung insyaa Allaah.
Sumber:
– Bayyinah TV – Qur’an – Surahs – Deeper Look – Al-Baqarah – 07. Al-Baqarah (Ayah 17-20) (37:18-39:07)
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah