[VoB2021] Satu-Satunya Kata Kerja Bentuk Lampau di Ayat Kursi


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-319

Topik: Divine Speech

Kamis, 6 Mei 2021

Materi VoB Hari ke-319 Pagi | Satu-Satunya Kata Kerja Bentuk Lampau di Ayat Kursi

Ditulis oleh: Heru Wibowo

#ThursdayDivineSpeechWeek46Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ayat Kursi selalu membuat Ustaz semangat. 

Wasi’a kursiyyuhussamaawaati wal ardh. Singgasana-Nya meliputi langit dan bumi. His throne held the sky and the earth.

Semua kata kerja di ayatul kursi adalah dalam bentuk present tense. Satu-satunya kata kerja di ayatul kursi yang berbentuk past tense hanya potongan ayat ini.

Ustaz berkomentar bahwa contoh yang akan segera dibahas ini luar biasa. Mengagumkan. Memesona.

Tapi sebelumnya Ustaz memberi contoh yang lain dulu. Untuk pendahuluan. Untuk pemanasan.

This hall holds 3,000. Gedung ini menampung 3,000. Maksudnya, menampung tiga ribu orang.

This hall held 3,000. Gedung ini menampung 3,000. Kali ini, maksudnya, menampung tiga ribu orang, tapi di masa lalu.

Mari kita bicarakan perbedaan dari dua kalimat tadi.

Ustaz memasuki gedung itu, satu bulan yang lalu, gedungnya kosong, tidak ada orangnya sama sekali, tapi sang manajer gedung bilang, ”This hall holds 3,000.” Artinya, gedung itu biasanya menampung tiga ribu orang.

Apakah gedungnya berisi tiga ribu orang pada saat sang manajer berbicara dengan Ustaz bulan yang lalu? Tidak. Gedungnya tapi punya kapasitas untuk menampung 3,000 orang.

Kapasitas dan kenyataan, itu beda. Jika bulan lalu gedungnya baru saja dibuka, berarti gedungnya belum pernah sama sekali menampung 3,000 orang. Meski punya kapasitas untuk itu.

Kita lanjutkan insyaa Allaahu ta’aalaa ba’da zhuhur.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 07. Sequencing in the Quran (59:20 – 1:02:41)


Materi VoB Hari ke-319 Siang | Implikasi Bentuk Lampau di Ayat Kursi

Ditulis oleh: Heru Wibowo

#ThursdayDivineSpeechWeek46Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tidak salah untuk mengatakan bahwa gedungnya biasanya menampung tiga ribu orang.

Tapi kalau sebulan lalu sang manajer gedung bilang ke Ustaz, “This hall held 3,000.” Apa itu artinya? 

Pernyataan dalam bentuk lampau, “Gedung ini menampung tiga ribu orang (sebulan yang lalu)” adalah pernyataan tentang fakta. Bukan tentang kapasitas atau potensi. A matter of fact. Bukan a matter of potential.

Perbedaannya besar. Buesaaar.

Jadi, sekali lagi, penggunaan present tense menunjukkan “potensi”. Dan penggunaan past tense menunjukkan fakta. 

Itu perbedaannya. Perbedaan yang pertama.

Sekarang, perbedaan yang kedua.

Jika sang manajer bilang, “This hall holds 3,000.” Gedung ini menampung 3,000 orang. Artinya, daya tampung maksimal gedung ini adalah 3,000.

Seandainya Ustaz bertanya, “Bisakah gedung ini menampung 4,000 orang?” Sang manajer akan menjawab, “Tidak bisa. Hanya 3,000 saja maksimal.”

Dengan kata lain, penggunaan present tense menunjukkan maximum capacity. Kapasitas maksimal gedung.

Tapi jika sang manajer bilang, “This hall held 3,000.” Gedung ini pernah memuat 3,000 orang.

Apakah itu berarti bahwa kapasitas maksimal gedung adalah 3,000 orang? Tidak. 

Pernyataan itu menunjukkan bahwa di event lampau itu, pesertanya 3,000 orang. Di event selanjutnya, mungkin pesertanya 4,000 atau bahkan 5,000 orang.

Dengan kata lain, penggunaan past tense tidak menunjukkan pemanfaatan kapasitas maksimalnya.

Apa implikasinya di Ayat Kursi?

Allah seakan-akan ingin mengatakan bahwa meskipun keseluruhan langit dan bumi ditampung di singgasana-Nya, itu belum mencapai kapasitas maksimalnya.

Atau, dengan kata lain, seluruh langit dan bumi itu masih sangat kecil dibandingkan dengan singgasana-Nya.

Kita lanjutkan insyaa Allaahu ta’aalaa ba’da ‘ashar.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 07. Sequencing in the Quran (1:02:41 – 1:04:51)


Materi VoB Hari ke-319 Sore | Rahmatii Wasi’at Kulla Syay-in

Ditulis oleh: Heru Wibowo

#ThursdayDivineSpeechWeek46Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Rasulullah melukiskan seberapa luas singgasana-Nya dibandingkan langit dan bumi. Beliau shallallaahu ‘alayhi wasallam memberikan perbandingannya.

Begini gambarannya.

Anda berada di dalam helikopter dan terbang di atas gurun. Anda mengambil sebuah cincin lalu melemparnya ke bawah. Ke arah gurun. 

Ukuran cincin itu, dibandingkan dengan ukuran gurunnya, adalah seperti ukuran langit dan bumi yang digabung, dibandingkan dengan ukuran singgasana-Nya.

Sebentar, sebentar.

Mari kita bicarakan dulu tentang langit.

Alam semesta yang kita kenal, itu baru langit yang pertama. Samaa-addunya. Langit yang dekat. Langit yang paling rendah (Al-Mulk, 67:5).

Padahal tujuh langit itu, masih cukup untuk menempati singgasana-Nya. Yang seluas itu pun masih hanya sekecil cincin yang tak seberapa dibandingkan gurun yang luas.

Rasulullah juga bersabda bahwa di atas singgasana-Nya itu ada ‘Arsy. Dan dibandingkan ‘Arsy, singgasana-Nya adalah seperti cincin terhadap gurun yang lapang.

Artinya apa? Alam semesta ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan singgasana-Nya. Dan singgasana-Nya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ‘Arsy.

Tapi, belum selesai sampai di sini. Allah mengatakan, “Rahmatii wasi’at kulla syai’.” Cinta dan kasih sayang-Ku, kata Allah, menempati seluruh ruang yang ada.

Ketika Allah bicara tentang rahmat-Nya, tidak dibilang seluas langit dan bumi. Rahmat Allah masih jauh lebih luas lagi dari itu.

Kalau kita bikin urutan dari yang paling kecil ke paling luas, kira-kira begini: langit dan bumi, lalu tujuh langit, lalu singgasana-Nya, lalu ‘Arsy, lalu rahmat-Nya.

Subhaanallaah.

Orang-orang yang menganggap enteng kasih sayang Allah, harus memahami rahmatii wasi’at kulla syai’.

Luar biasa! 

Luar biasa bagaimana Allah melukiskan seberapa luas cinta dan kasih sayang-Nya kepada kita.

Kita dan kebiasaan kita mengeluh, kita dan complaints yang kita serukan, tentang Allah yang kita tuduh tidak peduli, tentang Allah yang kita tuduh tidak ngerti masalah kita, tentang Allah yang melupakan kita, hanya membuktikan bahwa kita sedang pingsan.

Kita sedang pingsan untuk menyadari betapa besar, betapa tak terukur, betapa luas kasih sayang Allah itu. 

Kita lanjutkan insyaa Allaahu ta’aalaa minggu depan.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 07. Sequencing in the Quran (1:04:51 – 1:08:14) [End]


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s