Sore selepas pulang, seperti biasa aku duduk menunggu seorang teman baik di bangku itu. Sejenak aku tenggelam dalam lamunan “rasanya belakangan sulit sekali bagiku untuk mensyukuri pemberian Allah”. Aku merasa buruk, karena kesulitan untuk merasakan syukur. Tak dipungkiri karena beberapa hal sulit terjadi belakangan. Griefing, tugas tugas di pekerjaan, kondisi fisik dan psikis cukup menurun, Ibadah justru futur. Keluh dan yang terlihat hanya beban, dibenarkan oleh hati dan pikiran untuk menetap padaku dalam beberapa waktu belakangan.
Ketika kehidupan mengelilingi kita dengan banyak kebaikan, maka merasakan syukur bukanlah pekerjaan yang sulit. “It’s easy to feel grateful when life is good. But when disaster strikes, gratitude is worth the effort”, kurang lebih seperti itu yang dikatakan Robert Emmons dalam artikelnya How gratitude can left hard time.
Dalam lamun pikirku, aku teringat ayat :
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Tebersit dalam benak, “Allah memerintahkan untukku mensyukuri. Namun, saat ini sepertinya sulit bagiku menemukan celah syukur.” Lalu aku mencoba mentadaburi syukur dari surat Ibrahim ayat 6-7. Menyimak kembali bagaimana Ustaz Nouman menjelaskan.
وَاِذۡ قَالَ مُوۡسٰى لِـقَوۡمِهِ اذۡكُرُوۡا نِعۡمَةَ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ اِذۡ اَنۡجٰٮكُمۡ مِّنۡ اٰلِ فِرۡعَوۡنَ يَسُوۡمُوۡنَـكُمۡ سُوۡۤءَ الۡعَذَابِ وَ يُذَبِّحُوۡنَ اَبۡنَآءَكُمۡ وَيَسۡتَحۡيُوۡنَ نِسَآءَكُمۡ ؕ وَفِىۡ ذٰ لِكُمۡ بَلَاۤ ءٌ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ عَظِيۡمٌ

Berada di tengah gurun pasir, tanpa memiliki perbekalan apa pun tentu bukanlah hal yang mudah untuk sekadar dibayangkan. Dalam situasi sulit itu justru Nabi Musa mengingatkan kaumnya untuk bersyukur. Mereka tidak memiliki tempat tinggal, makanan, minuman, lalu bagian mana yang mesti mereka syukuri dalam kondisi demikian. Setelah itu Nabi Musa kembali mengingatkan untuk menyebut kebaikan yang telah Allah beri, mengeluarkan mereka dari setiap kekejian Firaun dan bala tentaranya. Merupakan Kebajikan Allah yang amat besar.
Dalam keadaan yang terhimpit, terlihat setiap celah adalah masalah. Ketakutan dan pikiran negatif memenuhi ruang di kepala. Sulit rasanya menghadirkan syukur, selain keluh yang tiada henti. Namun dengan lembut Allah menorehkan mau’idhoh abadi-Nya dalam Quran.
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ
Di saat harap terlihat hilang, justru di sini Allah mengingatkan dengan lembut. “Bersyukurlah”, jika engkau bersyukur maka Allah yang akan menambahkan hal-hal baik yang dibutuhkan. Stay focused pada hal-hal yang dapat membuat kita bersyukur. Jika sulit, cukup sebutkan satu saja, hal yang bisa kau syukuri.

Bersyukur merupakan amalan hati, izinkan hati untuk bisa merasakannya. Maka sebelum hati tulus merasakannya, izinkan terlebih dahulu pikiran kita baik, terhadap setiap ketetapan Allah. Sekalipun dalam kondisi yang sulit. Aku tertegun, berbisik dalam hati ”Ya Rabb, aku ngeyel persis seperti Bani Israel di kisah ini. Padahal ujiannya tidak sebesar mereka. Tapi bagaimana caraku memandang masalah sama seperti bagaimana Bani Israel memandang masalahnya.”
Quran, terima kasih sudah menjadi mau’idhoh untuk hatiku di saat sempit. Saat kesulitan hadir, Kata-Kata-Mu membuat hatiku terasa hangat, setiap hal terlihat begitu lapang untuk diterima, dan setiap urusan menjadi lebih mudah dijalani atas izin-Mu. Kebersyukuran memberi energi kebaikan. Dalam ambang batas kesanggupan, syukur memberi kekuatan. Dalam keputusasaan syukur memberi harapan. Dengan kata lain syukur membantu kita dengan lebih baik melewati setiap ujian yang Allah beri.
Esoknya sebelum Ramadan tiba, aku berziarah ke pemakaman. Kutatap nisannya setelah menabur bunga. “Terima kasih sudah menemaniku tumbuh, membersamaiku sampai hari ini”.Kilasan masa lalu seolah datang silih berganti begitu cepat dalam ingatan. Hari lalu begitu sulit, tapi Allah izinkan kita sampai di hari ini. Sekalipun hari-hari ini masih dengan kericuhannya, tapi bukankah hari lalu juga punya ritme sulitnya sendiri? Dan atas izin Allah kita sampai dihari ini, untuk belajar lebih banyak tentang hidup, tentang hikmah, juga tentang kebersyukuran ^^.
References
Emmons, R. (2013, Mei 13). How Gratitude Can Help You Through Hard Times.
Kemenag. (2021). Qur”an Kemenag. Retrieved 2021, from quran.kemenag.go.id: https://quran.kemenag.go.id/sura/14
NAK INDONESIA. (2020, Mei 13). NAKINDONESIA. Retrieved from NAKINDONESIA.COM: https://www.youtube.com/watch?v=3O8VhDgxUlI