[VoB2021] Jurnalis yang Paling Hebat


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-305

Topik: Divine Speech

Kamis, 22 April 2021

Materi VoB Hari ke-305 Pagi | Jurnalis yang Paling Hebat

Oleh: Naima Bibianasyifa

#ThursdayDivineSpeechWeek44Part1

Part 1 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Bayangkan, tidak ada yang merekam, tidak ada kamera ataupun jurnalis yang mencatat kejadian yang ada di dalam gua kecuali Allah, saksi mata di sini hanyalah Allah. 

Dan Al-Qur’an mempunyai perspektif unik mengenai sejarah, saat kita membuka buku sejarah kita bisa melihatnya dari sudut pandang penulis atau pun peneliti.

 Di Al-Qur’an kita melihatnya dari sudut pandang sejarawannya sendiri, yaitu Allah. Kita melihat sejarah dari sudut pandang Allah bukan dari sudut pandang pakar apalagi sudut pandang manusia 🤩. 

Dan saat menulis sejarah, sejarawan hanya mengungkap detail yang menurut dia penting, semisal :

”Tentara berjumlah kurang lebih 3000 orang” 

“Perang berlangsung selama 4 tahun” dan sebagainya.

Mereka hanya menyebutkan hal-hal umum saja,  tidak akan ditemukan tulisan sejarawan yang menceritakan percakapan antara dua tentara ketika makan siang.

 “Karena nggak penting!” Bagi si sejarawan. 

“Kita gak perlu tahu bagian itu!” Menurut si sejarawan.

Lalu kita melihat Al-Qur’an, kita buka cerita tentang para pemuda ini, mereka tertidur lama, lalu bangun dan mulai mengobrol sesamanya:

Bro, kita tidur berapa lama ya?”

Kayaknya sehari deh,”

“Ah nggak, nggak

mungkin 1 hari. Matahari masih ada, palingan se-jam .”

Nanti ada lagi yang nimbrung,

“Aduh, gak penting, aku laper nih. Mending kita cari makan, yuk patungan,”

“Nanti yang pesan makan dia aja, dia tahu yang enak-enak,”

Lho kok malah nyuruh aku keluar? Kan kita lagi dikejar..”

“Tenang, nanti pas belanja makanan, santai aja. Jangan keliatan mencurigakan,  pesannya juga yang wajar.”

“Jangan tiba-tiba pesan 15 bungkus, orang pasti nengok.”

Apakah ada percakapan seperti ini dalam buku sejarah? Ini percakapan yang kita jumpai, hanya di antara teman, di dalam gua lagi. 

Kalaupun ada percakapan seperti ini, itu pasti dialog antara raja dengan penasihatnya dalam situasi publik, lalu direkam oleh pencatat. 

Betapa hebatnya Allah mendengar dan betapa hebatnya Allah melihat, kata Ustaz Nouman, kita akan mulai bisa menghargai kejadian ini, Insya Allah semua bisa melakukannya ya ☺️. 

Dan ini pun diceritakan dalam bentuk kejadian lain. Kejadian apakah itu?

Insya Allahu ta’alaa kita bersambung di siang hari.

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Divine Speech / 07. Sequencing in the Qur’an (54.01-57-50)


Materi VoB Hari ke-305 Siang | Dengarlah Dulu!

Oleh: Naima Bibianasyifa

#ThursdayDivineSpeechWeek44Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Dan kejadian ini kembali diulang saat menceritakan tentang hari kiamat.

 Di mana para “kriminal” akan terlihat tertunduk lesu, mereka yang tidak beriman akan berkata: “Rabbanaa innanaa absharnaa wa sami’naa.”

“Ya Tuhan kami, kami sudah melihat dan kami akan mendengar.”

Mereka takut melihat, itulah kenapa mereka tertunduk lesu. Tetapi tidak, kepala mereka akan ditahan untuk terus melihat neraka.

“Wa burrizatil jaahiimu liman yaraa”

“Look at it! Look at it!” (“Lihatlah! Lihatlah!) 

“Cukup aku sudah melihatnya, aku mau mendengar!😖”.

“I see, therefore I’m ready to listen. But the entire point of the message of Islam for all of the prophets was the prophets are asking you to listen.” kata Ustaz.  

(Aku ingin melihat, baru aku mau untuk mendengar. Padahal inti pesan dakwah Islam para Nabi adalah para Nabi ingin kita untuk mendengarnya.”) 

Para Nabi berkata: “Please listen to me,” (“Tolong dengarkan aku,”) 🥺

“No,no,no, if you really want to impress us, don’t impress us with your words.😏” Jawaban mereka. (“Oh tidak, jika ingin memukau kami, jangan hanya bicara saja. 😏”) 

 Dan yang beriman akan berkata: “sami’naa wa atha’naa.”

“Kami mendengar seruan dari penyeru untuk beriman dan kami taat,”

 Namun yang tidak beriman, tidak tertarik untuk mendengar, mereka hanya ingin melihat. 

“Katanya, kamu melihat malaikat, aku nggak lihat. Bisa tunjukkin?”

“Katanya kamu dapat buku dari langit, bisa tunjukkan lembarannya?”

“Kamu bisa kasih tahu Allah seperti apa?”

“Katanya akan ada azab banjir, gempa, tunjukkan dong,”

 Dan di hari kiamat, sesuai permintaan, Allah buat mereka melihat. 

Jadi poin selama di dunia adalah untuk mendengar dan nanti di akhirat untuk melihat.

 Dan saat orang sudah melihat, dia tidak akan ragu.

“In Dunya, you listen and come to your faith, and in the Afterlife, you see and then.. Nobody will disbelieve.” kata Ustaz Nouman. (“Di dunia, kau mendengar dan beriman, dan di akhirat, kau melihat dan nantinya.. Tidak akan ada yang tidak beriman.”) 

 Insya Allahu ta’alaa akan berlanjut ba’da Ashar

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Divine Speech / 07. Sequencing in the Qur’an (57.51-60.40)


Materi VoB Hari ke-305 Sore | Allah is the only Provider.

Oleh: Naima Bibianasyifa

#Thursday Divine SpeechWeek46Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

 Di dalam materi ini , Ustaz menggambarkan dua keadaan, dua orang sedang makan burger di restoran

 Kiya tanya masing-masing alasannya, 

“Aku makan karena aku lapar, ” kata A 

“Aku makan karena aku takut lapar,” Kata B. 

“Apakah mereka makan karena alasan yang sama? ” Tanya Ustaz. Tentu tidak bukan? 

Karena A makan karena merasa lapar dia sudah merasakan atau sedang merasakan lapar. 

Sedangkan B, dia makan karena takut rasa lapar, bisa jadi dia masih kenyang saat itu, tapi dia takut kelaparan. 

Orang-orang takut akan berita tentang keadaan banjir, gempa, dan badai bukan karena itu sudah terjadi melainkan karena akan terjadi.

Dan ketika seseorang melakukan sesuatu maka dia melakukannya karena suatu alasan yang sudah terjadi. 

Dan sekarang kita lanjut pada ayat, kita lihat: Ayat satu mengatakan: “Jangan bunuh anakmu karena kemiskinan.” 

 Ayat dua mengatakan: “Jangan bunuh anakmu karena takut miskin,”

Lihatlah jawabannya, untuk kalimat satu adalah: “Kami yang akan memberi rezeki kepada kau dan mereka,” 

Dan jawaban kalimat kedua: “Kami yang akan memberikan rezeki mereka dan kamu,”

Kenapa ada perubahan ini? Karena kalimat satu menggambarkan posisi kita yang sudah miskin, dan kalimat kedua menggambarkan bahwa kita takut akan kemiskinan. 

Apakah kita sudah miskin saat itu? Belum tentu. 

Allah menjawabnya dengan alasan berbeda karena kalimat satu ingin menerangkan kita bahwa kita akan tetap dicukupkan begitu pula anak-anak kita. 

Dan jawaban kalimat dua menjawab kekhawatiran kita sekaligus menjamin pada kita di saat kita takut akan kemiskinan dari mempunyai anak. 

“Untuk mempunyai anak kan harus membayar banyak hal, biaya ini dan biaya itu, nanti masih cukup gak ya untuk beli ini dan itu? “🤔

Allah seperti menjawab:  “Kamu tidak perlu khawatir, bukan kamu yang akan menjamin mereka melainkan Aku. Akulah yang akan mencukupkan mereka dan mencukupkanmu.”🤩

“And what’s even more remarkable is that these two ayahs appear on two different occasions,” Kata Ustaz. 

 Nabi saat mendapatkan 2 ayat ini bukan seperti merevisinya dan melihat lembaran-lembarannya lali membandingkannya. 

Ini hanya dilakukan sekali saja, disampaikan lewat mulut, dan ini adalah bentuk finalnya. Tidak ada lagi perubahan.

“It happens 1 time, that’s it,” Kata Ustaz. 

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Sumber : Bayyinah TV / Home / Quran / Divine Speech / 07. Sequencing in the Qur’an (60.41-70.03)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s