Catatan seorang K-waves
…… Cipatujah, 2 Oktober 2020
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ping. Tiba tiba di tengah perjalanan pulangku dari tempat kerja, ingin sekali membuka Direct Message (DM) Instagram. Tak ada hujan tak ada angin kaget banget pokoknya. Saya buka dan beberapa DM telah masuk di inbox.“Assalamualaikum, kamu terpilih menang giveaway buku Pernah Tenggelam. Mohon infokan: Nama, Alamat lengkap, No HP, Terimakasih dengan emoticon tangan salam.”Ternyata pesan itu datang dari seorang influencer yang sekarang sedang ada project mengajak Kwaves untuk sama-sama mempelajari Islam lebih dalam, Bang Fuadh Naim namanya.Kalian pasti kepo perasaan saya kan? Atau malah kepo sama Kang Fuadh Naim? Ya sudahlah. Intinya seneng banget apalagi bukunya juga bagus, review-nya bagus, dan beliaunya juga sangat terkenal kan. Beruntung banget, Alhamdulillah. Seumur hidup nggak pernah dapat give away, sekalinya dapat, produk yang manfaat banget pokoknya dan pastinya relate gitu dengan kehidupanku.
FYI sebelumnya mudah-mudahan tidak ada niatan mengumbar aib kepada kalian semua, tapi saya kenal K-waves sejak tahun 2003, sangat lama bukan? Karena qada yang Allah kasih, jalannya terpilih menang giveaway itulah, saya lebih banyak mencari dan mendengarkan konten-konten beliau di IG, Youtube sampai kegiatan kajian Zoom yang rutin dilakukan oleh komunitas Kang Fuadh Naim. Padahal sebelumnya saya sangat tidak suka dengan pembawaan dari beberapa dakwah yang menyinggung-nyinggung ranah K-waves (K-pop; K-drama; K-variety, dll.). Itu sangat pribadi. Biasanya memang dakwah model tersebut cukup menyinggung komunitas, seperti yang pernah dibuat oleh Kang Fuadh untuk K-Waves, memang dapat respon yang lumayan cepat dan bisa lebih cepat viral, dan itu yang pernah beliau lakukan sebelumnya di beberapa forum.Tapi pada kenyataanya tidak akan masuk ke hati pecinta K-waves, cuma masuk ke telinga kanan dan keluar lagi dan cenderung dapat penolakan kalau didakwahi. Astagfirullah banget ya..
Aku inget beberapa pesan dari Ustaz Nouman Ali Khan tentang penyakit hati bersumber dari Al-Qur’an surat Al-Hasyr.
QS. Surat Al Hasyr, 59 : 10
وَالَّذِيْنَ جَاۤءُوْ مِنْۢ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
Ustaz Nouman menekankan dalam salah satu khotbah Jumat-nya, tentang kedengkian (Ghil dalam bahasa Arab) beliau berpesan tentang dengki itu ter-install otomatis dan hanya bisa tiada ketika kita masuk ke dalam surga-Nya nanti. Ustaz Nouman sembari mencontohkan dengan peristiwa pada saat Hindun Istri Abu Sofyan yang masuk islam, semua orang tahu Hindun pada saat masih jahiliah dia pernah berbuat dosa besar dengan memakan salah satu organ Paman tercinta Rasulullah SAW yaitu Hamzah. Menurut beberapa riwayat, Rasulullah SAW sangat sedih dan cenderung tidak akan bisa memaafkan dosa Hindun, tapi Allah Maha Tahu dan segera memberikan wahyu kalau memaafkan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan mendendam dan terpuruk dengan kesedihan yang dalam.
Rasulullah SAW mengalami rasa sakit dalam kehilangan dan sampai tidak bisa melihat muka Hindun secara langsung walaupun Hindun sudah memeluk islam pada saat itu.
Dan itu relate sekali dengan apa yang saya rasakan rasa Ghill ini membuat hati selalu suudzon padahal di doa tersebut jelas-jelas bilang sesama muslim kan, Rasulullah SAW sakit hati dengan Hindun pada saat jahiliah. Sedangkan saya…? Bang Fuadh Naim seorang muslim, beliau berdakwah dan ingin mengajak kita semua anak K-waves untuk lebih aware dan juga lebih baik serta memberikan kontribusi yang baik, malah dapat prasangka dari sesama yang sama sama muslim, sama sama suka K-waves tapi ? ber-suudzon.
Dan akhirnya sekarang di hari ke-12 ramadhan ini, setelah kejadian di bulan Oktober tahun lalu itu, jadilah saya mulai naik ke permukaan, bersama sama dengan Bang Fuadh sebagai mentor, bisa dipertemukan dengan saudara seiman dan sefrekuensi. Bisa masuk ke Komunitas muslim lainnya dan bersama-sama memberikan sedikitnya rangkulan dan perhatian kepada sesama muslim khususnya perempuan di seluruh Indonesia agar bisa lebih mencintai Rabb dan Rasul-Nya.
Ternyata dalam dunia Komunitas Dakwah K-waves, keilmuan yang didapat di komunitas pun ternyata masih belum cukup, perlu banyak ilmu yang lain yang perlu dipelajari salah satu contohnya adalah Ilmu Story Telling dan psikologi manusia yang digarap sangat serius oleh Ustaz Nouman Ali Khan.
Dan saya menemukan insight luar biasa dari Series QS Yusuf, full series Ramadhan 2020 di pembahasan ayat 24 (What Can Stop Evil Desire?).
Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.
Yang paling berkesan Ustaz Nouman memberikan penjelasan tentang bagaimana perbedaan angle yang dipakai Allah dalam Al-Qur’an khususnya dalam pembahasan ini, dimana angle yang dipakai dalam beberapa kitab lain penjelasan tentang Kisah Nabi Yusuf sangat terbatas hanya sesuai dengan angle mahluk saja, sedangkan dalam Al-Qur’an Allah melihat dari kacamata Khalik sang pemilik hati dimana Allah tahu bahwa apa yang ada dalam hati keduanya bahwa mereka saling berkehendak tapi Allah kuatkan Iman Nabi Yusuf dengan sangat halus yang dinamakan dengan Burhan dimana ada hal yang bisa membuat Nabi Yusuf berpaling dari Dosa di depan matanya pada saat itu.
Dari insight ini saya berkesimpulan, kita tidak pernah tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang tua kita, saudara-saudara kita, tetangga kita, saudara semuslim dan sesama manusia kita memiliki akal dan perasaan yang berbeda satu dengan lainnya, belajar terus, perbaiki hubungan kita dengan Al-Qur’an karena sejatinya tidak ada lagi petunjuk yang lebih sempurna dari Al-Qur’an.
Bandung, 24 April 2021
Sumber : https://youtu.be/n1iE3dcoc98