بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-297
Topik: Pearls frim Ali Imran
Rabu, 14 April 2021
Materi VoB Hari ke-297 Pagi | Satu Hilang, Keadaan Hanya Kenangan
Oleh: Wina Wellyanna
#WednesdayAliImranWeek43Part1
Part 1
بسم الله الرحمن الرحيم
Q.S Ali-Imran ayat 18:
Syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-‘ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-‘azīzul-ḥakīm.
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ayat 18 memiliki 3 (tiga) konsep yang akan kita bahas satu per satu.
1. Konsep Pertama
Qist, memiliki arti adil.
Al-‘Azīz artinya seseorang yang memiliki otoritas dan dihormati.
Al-Hakīm adalah seseorang yang bijak dalam menilai atau bijak dalam menghukumi sesuatu.
⚖️⚔️📖
Apa hubungan dari 3 poin diatas?
Adil harus beriringan dengan otoritas, sulit menegakkan keadilan tanpa memiliki otoritas.
Bisa saja kita berteriak-teriak tentang keadilan dan pandai dalam menilai sesuatu, tapi jika tidak memiliki wewenang, tidak akan mungkin bisa menegakkan keadilan.
⚖️📖
Pun andai seseorang memiliki otoritas tapi tidak bijak dalam menilai atau dalam menghukumi sesuatu, apakah keadilan bisa ditegakkan?
⚖️⚔️
Memiliki otoritas tidak cukup, ia juga harus bijak agar adil.
’Azīz, hakīm dan qist ketiganya saling berkaitan.
Allah Maha Pemilik Otoritas (Al-‘Azīz), Allah Maha Bijak dalam menilai dan menghukumi sesuatu (Al-Hakīm), itu sebabnya Allah Maha menegakkan keadilan (qā`imam bil-qisṭ).
Allah Maha Bijaksana, keputusan-Nya tidak lepas dari kebijaksanan-Nya.
Allah Pembuat keputusan terbaik, pengamatan-Nya meliputi segala aspek.
Pun Allah memiliki otoritas untuk mengeksekusi.
Bisa saja seorang manusia melakukan hal yang sama, dalam hal ini ia adalah seorang yang berilmu, ia mampu mempertimbangkan dari segala aspek, memutuskan dan mengeksekusi, tapi bisa jadi ia tidak memiliki izzah atau otoritas sehingga keputusannya tidak ditaati oleh siapapun.
Alkisah, ada dua orang yang sedang bersengketa, A dan B.
A mendatangi C seorang ahli ilmu (ḥakīm) untuk meminta pendapatnya, si ahli ilmu lalu memberikan pendapat dan keputusannya.
Kemudian A mendatangi B dan memberi tahu keputusan dari C, lantas apakah B akan mematuhi perkataan C?
Karena C bukan bagian dari badan yang memiliki otoritas atau wewenang, keputusannya tidak bisa memaksa kedua belah pihak untuk patuh.
Memiliki ilmu atau kebijaksanaan, tapi tidak memilki izzah.
Salah satu dari 3 kriteria di atas hilang, penegakan keadilan tidak akan tercapai.
⚖️⚔️📖
Allah adalah al-‘azīzul-ḥakīm oleh karenanya Ia yang paling memilki keadilan.
Qist, Al-Azīzul, Al-Hakīm.
Kemudian apa konsep yang kedua?
In syaa Allah akan dilanjutkan ba’da Zhuhur
Sumber:
Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (44:16 – 47:16)
[14/4 21.14] +62 896-5204-1207: ⚖️⚜️
Materi VoB Hari ke-297 Siang | Keadilan dan Besi
Oleh: Wina Wellyanna
#WednesdayAliImranWeek43Part2
Part 2
بسم الله الرحمن الرحيم
2. Konsep Kedua
Ustaz ingin kita mengetahui urutan dan mengapa ada ayat 18 di surat Ali-’Imran.
Dalam Qur’an surat Al-Hadid ayat 25, Allah berfirman:
Laqad arsalnā rusulanā bil-bayyināti wa anzalnā ma’ahumul-kitāba wal-mīzāna liyaqụman-nāsu bil-qisṭ,
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.”
Wal mīzāna liyaqụman-nāsu bil-qisṭ
Allah menurunkan Al-Qur’an, dan Al-Qur’an merupakan kitab yang berisi keadilan, sehingga kita manusia berlaku adil.
Lebih jauh lagi, wahyu diturunkan kepada seluruh umat manusia agar tercipta keadilan.
Tema adil hampir ada di surat-surat yang diturunkan sebelumnya.
Orang-orang terdahulu yang pernah diberi kitab telah berlaku tidak adil terhadap kitab Allah.
Mereka mengubah isi kitab agar selaras dengan kemauan mereka. Sungguh perbuatan yang tidak adil.
Dari segi politik, pemuka agama membantu penguasa saat itu dengan mengubah isi kitab untuk mempertahankan kekuasaannya.
Ketidakadilan dengan tujuan dunia tapi membawa agama.
Firman Allah diubah untuk tujuan duniawi. Astaghfirullah.
Pemuka agama Bani Israil pun juga melakukan yang sama, mengubah isi kitab, mengganti yang tidak menarik untuk mereka dan mengubahnya menjadi kemauan mereka sendiri.
Allah azza wa jalla bersaksi akan membuat perhitungan dengan pelaku yang mengubah firman Allah.
Mereka yang telah berbuat tidak adil dengan membawa nama Allah.
Allah sendiri yang bersaksi isi kitab itu bukan dari Allah.
Hal ini terjadi pada kitab yang diturunkan kepada Bani Israil dan kaum Nasrani.
Apakah ketidakadilan juga terjadi di Makkah yang dilakukan oleh kaum Quraisy padahal mereka adalah penjaga Baitullah? Iya, kaum Quraisy melakukan ketidakadilan itu juga.
Dan Allah dengan jelas menunjukkan kesalahan mereka.
Ketika seseorang berkata:
“Saya meminta keadilan!”
Mereka sedang dalam posisi bersiap untuk berjuang atau bertarung.
Mereka yang sedang berteriak meminta keadilan paham sekali kalau akan ada perlawanan dari pihak yang berbuat tidak adil.
Allah mempertegas hal ini, dengan mengatakan Allah akan bersama keadilan, berada di sisi orang-orang yang berbuat adil dan ingin berjuang untuk menegakkan keadilan dari ayat-ayat Allah yang diubah.
Hal ini bisa menimbulkan konflik fisik, itu sebabnya di surat Al-Hadid di atas kalimat selanjutnya adalah
“Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia.”
Bersambung in syaa Allah.
Sumber:
Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (47:16 – 49:40)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah