بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Setiap diri yang hidup akan bertemu dengan persoalan-persoalan yang perlu keberanian untuk menentukan. Tidak jarang kita bingung dan tentu saja galau, bertanya-tanya apakah pilihan kita sudah benar atau tidak. Apakah pilihan yang kita ambil akan menyakiti diri atau bahkan menyakiti orang lain. Kenapa hal tersebut terjadi? Karena memang manusia tidak mengetahui dan ilmunya terbatas.
Hal inilah yang saya alami pada tahun 2020 yang lalu,saya dihadapkan dengan dua pilihan yang sangat sulit. Kedua pilihan ini membuat hati saya berat, sulit untuk tidur, bahkan saya sempat jatuh sakit selama beberapa hari.
Cahaya dalam hati saya mulai redup, seolah saya-lah yang paling merasa kesulitan dan munculah bibit-bibit mempertanyakan, “Kenapa ya Allah?”
Kedua pilihan tersebut terkait dengan kehidupan pribadi dan pekerjaan saya. Saat itu mungkin saya terlalu bergantung dengan logika dan keegoisan saya, sehingga bukannya hadir jalan keluar tetapi malah kepelikan yang didapat. Ditambah, saya bukan tipe orang yang mudah bercerita kepada orang lain perihal masalah yang saya hadapi.
Sampai pada suatu titik, saya berucap ya “Raaaabb………… ya Raaaaaabb, sungguh Engkaulah yang Maha Menyayangi, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui segalanya.”
Alhamdulillah, Allah Mahabaik, saya mendapati satu ayat dalam Al-Qur’an, ayat tersebut adalah surat Asy Syuara ayat 83.
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,” (QS Asy Syuara ayat 83)
Saya pun mulai mentadaburi ayat tersebut melalui tafsir dan penjelasan ustaz. Berdasarkan penjelasan Ustaz Nouman, ayat ini adalah doa, yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika Nabi Ibrahim meminta dikuatkan untuk mengambil keputusan. Nabi Ibrahim adalah nabi yang dikisahkan paling banyak menerima ujian semasa hidupnya, beliau ‘alaihi salam banyak berdoa kepada Allah meminta kekuatan dari setiap ujian yang diberikan kepadanya. Baik itu ketika peristiwa pembakaran, ketika meninggalkan istri dan anaknya, sampai pada perintah menyembelih anaknya Ismail. Itulah pilihan-pilihan sulit Nabi Ibrahim.
Itulah hikmah penting yang Allah hadirkan kepada saya. Tidaklah harapan dan kekuatan itu disandarkan pada diri sendiri apalagi orang lain. Bahwa yang senantiasa memberi kekuatan, bimbingan dan petunjuk hanyalah Allah semata. Nabi Ibrahim merespon segala ujian dari Allah dengan penerimaan dan meminta ilmu serta petunjuk agar dapat memiliki kekuatan untuk memutuskan.
Kembali pada dua pilihan yang saya alami saat itu, saya pun berusaha untuk bergantung kepada Allah dan menerima ujian tersebut dengan lapang. Saya mencari tahu ilmunya agar tidak memutuskan berdasarkan egoisme semata.
Ya, kita memang tidak dapat memilih pilihan yang tepat. Tapi Allah dapat memilihkan sesuatu yang baik dan terbaik untuk kita. Semakin dekat dan bergantung kita kepada Allah, semakin Allah mudahkan kita untuk membuat keputusan, insyaAllah.
oleh Tria Pratiwi
Sumber : https://youtu.be/LK_EG_RHe0E