[VoB2021] Wajannaatin Alfaafaa


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-295

Topik: Pearls from Juz ‘Amma

Hari, tanggal: Senin, 12 April 2021

Materi VoB Hari ke-295 Pagi | Wajannaatin Alfaafaa

Oleh: Heru Wibowo

#MondayJuzAmmaWeek43Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Allah membuat segala sesuatunya berpasangan. Kita semua sekarang hidup di dunia. Maka “pasangan” dari kalimat tadi adalah: kita semua akan hidup di akhirat.

Di akhirat nanti kita semua akan bersaksi. Bersaksi bahwa kita semua pernah hidup di dunia selama “satu hari”. Hanya satu hari.

Bahkan mungkin kurang dari itu. Mungkin hanya sebagian hari. 

Saat kita bertemu Allah, itu juga disebutnya satu hari. Jadi, tepat berpasangan: satu hari saat masih di bumi, dan satu hari saat bertemu Allah.

Ada beberapa pasangan lagi yang Allah sebutkan di Al-Qur’an. Allah sebutkan itu dalam dua ayat-Nya.

Linukhrija bihii habban wa nabaataa. Lalu Allah menambahkan wa jannaatin alfaafaa. (QS An-Naba’, 78:15-16)

Allah memisahkan kedua ayat ini. Padahal secara tata bahasa, kedua ayat ini sebenarnya merupakan satu pernyataan tunggal.

Kalau bacanya sih boleh disambung ya. Syekh Abdurrahman As-Sudais juga pernah membaca kedua ayat ini jadi satu, dari linukhrija hingga alfaafaa

Meski boleh dibaca disambung seperti itu, tetap saja dua ayat. 

Ayat lima belas adalah tentang air yang seeds producing, yang menghasilkan benih. Ayat enam belas adalah tentang kebun-kebun yang rindang.

Mari kita mundur satu langkah ke belakang supaya bisa melakukan apresiasi terhadap sesuatu yang bisa saja luput dari perhatian kita.

Di ayat lima belas ada habb dan nabaat yang keduanya adalah necessities. Keduanya adalah kebutuhan.

Seeds that produce crop. Benih yang menghasilkan tanaman. Tanpanya, hewan tidak bisa makan. 

Tanpanya, tanaman tidak tumbuh dan manusia tidak akan bisa makan sayuran, roti, dan apa pun yang dihasilkan darinya. Manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Life will suck. Kehidupan akan menjadi payah.

Kita disadarkan kembali pada pentingnya air hujan, yang dengan air itu Allah menumbuhkan biji-bijian dan tanam-tanaman.

Jadi bagian pertama, atau apa yang ada di ayat lima belas adalah necessities. Kebutuhan hidup. 

Kebun-kebun yang terlihat asri. Yang lebat, yang rindang dan sedap dipandang mata. Dedaunan yang indah. Dan matahari yang sinarnya menyeruak memasuki dedaunan itu. 

Apakah kebun-kebun itu adalah necessity, kebutuhan? Bukankah itu adalah added beauty, bukankah ada keindahan yang ditambahkan ke dalamnya?

Subhaanallaah.

When Allah puts pairs together, He doesn’t just put them together for a purpose, He also puts them together to make something beautiful.

Ketika Allah menyatukan pasangan, Dia tidak hanya menggabungkannya untuk suatu tujuan, Dia juga menggabungkannya untuk membuatnya menjadi sesuatu yang lebih indah.

Subhaanallaah.

Ada dua hal yang berasal dari pasangan: pertama, terpenuhinya tujuan dan kedua, terjadinya hal-hal yang indah. Dua-duanya penting. Benar-benar penting.

Oh ya, jika Ustaz tidak memberitahu kita bahwa kata jannaatin alfaafaa melukiskan bumi dan kita tidak paham bahasa Arab Al-Qur’an, apakah kita akan berpikir bahwa kata jannaat adalah kebun di bumi?

Apa yang akan kita pikirkan tentang kata jannaat? Kemungkinannya, kita akan berpikir bahwa yang dimaksud dengan jannaat adalah surga.

Tapi ada alasannya mengapa Allah menggunakan kata jannaat di sini. Kebun-kebun di bumi ini, tujuannya adalah untuk mengingatkan kita. Supaya kita tidak hanya sukses di kehidupan selanjutnya, tapi supaya kita bisa mendapatkan kebun-kebun yang jauh lebih indah dan cantik.

Subhaanallaah.

Kebun-kebun di bumi ini hanya sebuah preview. Sebuah trailer. Sebuah cuplikan. 

Kalau kita bisa merasakan keindahan kebun yang ada di Kebun Raya Bogor. Atau 

Orchid Park Indonesia Permai di Jakarta Timur. Atau TMII. Itu hanya secuil keindahan yang Allah nampakkan kepada kita di bumi ini.

Bisakah kita bayangkan keindahan kebun-kebun surga yang indah dan cantik tiada tara?

Subhaanallaah.

Insya Allah kita lanjutkan ba’da zhuhur.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 02. An-Naba (Ayah 14-37) – A Concise Commentary (23:00 – 25:21)


Materi VoB Hari ke-295 Siang | Secuil Gambaran Jannah di Dunia

Oleh: Heru Wibowo

#MondayJuzAmmaWeek43Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

”I don’t get tired saying this.” 

Wah, ada apa nih? Ustaz sampai bilang bahwa beliau tidak akan pernah lelah untuk mengatakannya: apa yang akan beliau katakan?

Kata-kata ini perlu diinternalisasikan oleh setiap muslim. Perlu dihayati. Dengan penuh penghayatan.

Kata-kata ini sepertinya terlalu “dasar” tapi kadang pemahaman kita tentangnya masih kurang memadai.

Apa yang memotivasi kita? Jannah? Lalu jannah yang seperti apa?

Allah sedikit menyingkap rahasia itu: sungai-sungai, pepohonan. 

Ada juga flesh of birds. Ini adalah salah satu favorit Ustaz. Walahmi thayrin mimmaa yasy-tahuun. (QS Al-Waqi’ah, 56:21) Daging burung apa pun yang mereka inginkan.

Itu adalah “kabar gembira” buat Ustaz. Karena tersedia chicken di jannah 😃😃.

Lalu Allah juga menyebutkan amazing drinks. Minuman yang luar biasa. Tidak hanya itu, tapi ada juga pramusaji-pramusaji yang melayani kita.

Pelayanan first class. Kita seperti dimanjakan di sana. Dan kita tidak sendirian. Pramusaji-pramusaji itu juga melayani teman-teman kita.

”Hey, you made it, too!” Akan ada yang menyambut gembira sahabatnya semasa di dunia, saat sama-sama ketemu. 

“Mari, mari ke sini. Alhamdulillah, ayo kita sama-sama menikmati minuman ini.” Itu yang akan terjadi di jannah.

🙏🙏

Allah juga menyebutkan tentang air yang mengalir, air terjun, pasangan yang cantik yang sedap dipandang mata.

Jika kita sama sekali tidak pernah melihat hal-hal yang seperti itu selama di dunia. Tidak pernah melihat air terjun. Tidak pernah melihat sungai. Tidak pernah mengenal madu dan susu. Tidak pernah mengenal suami atau istri. Tidak pernah mengenal pramusaji. Tidak pernah mengenal minuman-minuman yang lezat.

Jika kita tidak punya pengalaman sama sekali tentang kelezatan dan keindahan hal-hal di atas. Lalu kita diberitahu bahwa di surga nanti Allah akan menyediakan “versi yang jauh lebih baik” dari hal-hal yang disebutkan tadi.

Akan seperti apa reaksi kita?

“Itu apa sih?”

“Buat apa?”

“Kenapa aku harus excited soal itu?”

“Aku tidak paham apa yang sedang kamu bicarakan.”

Satu-satunya alasan yang membuat kita bersemangat untuk mengejar jannah adalah karena kita sudah melihat preview dari semua hal itu, di mana? 

Di sini. Di dunia ini.

Jika kita tidak pernah melihat preview itu, apa jadinya?

Seorang anak muda sedang berjalan di sebuah kampus. Lalu ada wanita cantik yang lewat dan menyapa anak muda itu.

Anak muda itu hanya bisa tertunduk malu. Tersipu-sipu sambil berdoa dalam hati, “Ya Allah, berikan aku yang seperti ini di jannah. Beri aku yang seperti ini di jannah, ya Allah.”

😃😃

Anak muda tadi melihat sebuah preview lalu bergegas mengucapkan astaghfirullaah sambil berdoa supaya Allah memberinya yang seperti itu di jannah.

😃😃

Insya Allah kita lanjutkan ba’da ‘ashar.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 02. An-Naba (Ayah 14-37) – A Concise Commentary (25:21 – 27:12)


Materi VoB Hari ke-295 Sore | Kita Tidak Diciptakan untuk Masuk Neraka

Oleh: Heru Wibowo

#MondayJuzAmmaWeek43Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ada orang-orang yang ingin tahu tentang alkohol.

“Saya tahu alkohol itu haram. Saya juga tidak pernah minum alkohol. Bahkan saya tidak tertarik sama sekali ketika ditawari minum. Tapi saya ingin tahu. Entah kapan, di surga nanti. Bagaimana sih rasanya alkohol?”

Mungkin sebagian kita ada yang berpikir, “Bukannya alkohol itu haram ya?”

Di dunia, iya.

Ini adalah semacam delay gratification. Siang hari di bulan Ramadan, Anda boleh makan? Tidak. Kalau setelah azan maghrib berkumandang, boleh makan? Boleh.

Jadi ketika alkohol diharamkan di dunia dan dibolehkan oleh Allah di akhirat, apakah itu bermasalah? 

Di Indonesia, menjual alkohol saja tidak bisa sembarangan. Penjualnya harus mengantongi izin SITU-MB. Surat Izin Tempat Usaha Penjualan Minuman Beralkohol.

Di akhirat, tidak perlu ada lisensi. Tidak perlu ada izin. Penghuni surga langsung bisa meminumnya. Dan tentunya, Allah akan memberikan yang kualitasnya terbaik.

Dan hebatnya, ketika kita minum alkohol di akhirat, kita tidak akan mabuk.

Ustaz tersenyum dan mencoba menirukan orang yang sedang mabuk, yang tiba-tiba ikut terlibat dalam diskusi yang sedang dibahas, ”What’s the point?” 

“Buat apa?” tanya Ustaz sambil pura-pura mabuk.

😃😃

Maksudnya, di dunia, orang minum alkohol supaya mabuk dan melupakan semua permasalahannya di dunia.

Sedangkan di akhirat, para penghuni surga sudah tidak punya masalah lagi. Tidak punya masalah sama sekali. Jadi, buat apa minum alkohol kalau sudah tidak punya masalah sama sekali?

😃😃

Di surga, para penghuninya minum alkohol untuk menikmatinya. Bukan supaya mabuk. Bukan supaya bisa melupakan semua masalahnya. 

Manusia-manusia yang punya banyak masalah di dunia, yang tidak terbimbing oleh Al-Qur’an, bisa jadi bentuk pelarian mereka adalah alkohol dan narkoba. Mereka lakukan itu supaya masalah mereka “hilang seketika”. 

Padahal yang mereka lakukan adalah: they wanna leave reality. Mereka ingin kabur dari kenyataan.

Atau mereka menjadi kecanduan video games. Setidaknya mereka bisa “berprestasi” dan punya “skor yang tinggi” di video games. Padahal mereka sebenarnya punya kesempatan prestasi di dunia yang seharusnya. 

Harusnya menyelesaikan kuliah tapi malah membiarkan diri “menyelesaikan” challenges di game yang digemarinya.

Yang sedang cari kerja juga begitu. Bukannya berusaha meningkatkan skills dan memperbaiki diri supaya dirinya lebih marketable di dunia kerja, tapi malah hanyut mengejar skor tertinggi dalam game tertentu.

Orang-orang yang escape from reality. Ingin lari dari permasalahan. Ingin menghindar dari realitas.

Di jannah, sudah tidak ada lagi orang-orang seperti itu.

Para penghuni surga minum alkohol bukan untuk mabuk-mabukan.

Indah sekali surah An-Naba’ ini. Kita belajar soal transisi. Kita belajar bahwa ciptaan Allah itu berpasang-pasangan. Ada kehidupan di dunia, berarti ada kehidupan di akhirat.

Kita juga belajar bahwa sleep will remind us that naturally resurrection will happen. Tidur akan mengingatkan kita bahwa hari kebangkitan secara alami akan terjadi.

Dan Ustaz merasa perlu untuk mengingatkan kita semua bahwa Allah tidak menciptakan kehidupan ini dan hari kebangkitan, supaya kita masuk neraka.

Allah menciptakan kehidupan ini dan hari kebangkitan, untuk apa? Supaya kita semua bisa “mudik” ke surga. For Heaven.

Tujuannya adalah supaya manusia itu bisa masuk surga. Bukan untuk melemparkan manusia ke neraka.

Maa yaf’alullaaha bi’adzaabikum. (QS An-Nisa’, 4:147) What’s in it for Allah, apa yang akan Allah dapatkan dengan menjatuhkan azab kepada manusia?

Illaa man rahima rabbuka walidzaalika khalaqahum. (QS Yusuf, 11:119) Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah, dan itulah mengapa Allah menciptakan mereka. Supaya Allah bisa menunjukkan kasih sayang-Nya.

Jadi, jelas. Allah tidak menciptakan mereka supaya mereka semuanya dilemparkan ke dalam neraka. Itu bukanlah tujuan penciptaan. 

Insya Allah kita lanjutkan minggu depan.

💎💎💎💎💎

Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / 02. An-Naba (Ayah 14-37) – A Concise Commentary (27:12 – 29:03)


Penutup

Semoga Allah terangkan, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲

Mohon do’akan kami agar bisa istiqomah untuk berbagi mutiara-mutiara-Nya. 🙏

Jazakumullahu khairan 😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s