[VoB2021] Ulama di dalam Sangkar


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-292

Topik: Pearls from Al-Kahfi

Jum’at, 09 April 2021

Materi VoB Hari ke-292 Pagi | Ulama di dalam Sangkar

Ditulis oleh: Muchamad Musyafa

#FridayAlKahfWeek42Part1

Part 1

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Pada pekan sebelumnya diceritakan bahwa beberapa tahun lalu para ulama di beberapa negara Islam mencoba membuat dinding pemisah yang tinggi. Dengan dinding pemisah itu mereka berusaha mengurung diri mereka dalam sangkar untuk memisahkan diri mereka dari budaya Barat. Lalu mereka mencoba menegakkan tradisi-tradisi Islam di dalam sangkar yang mereka buat itu. Mereka berbicara dengan bahasa Arab, mereka makan di lantai menggunakan tangan, dan beberapa tradisi Islam lainnya mereka lakukan.

Namun apa yang terjadi ketika mereka keluar dari sangkar itu? Mereka melihat bahwa dunia di luar mereka telah berubah banyak. Budaya Barat sudah begitu mendominasi di dunia luar.

Mereka berpikir bahwa jika pintu sangkar mereka buka, maka tradisi Islam tidak akan bertahan lama. Sehingga mereka kembali ke sangkar mereka dan menutup kembali pintunya rapat-rapat.

Apa akibatnya?

Akibatnya, saat ini berjuta-juta umat Islam merasa kesulitan mendapatkan pengetahuan tentang Islam. Nilai-nilai Islam terasa asing bagi mereka. Itu terjadi karena para ulama telah terlalu lama mengurung diri di dalam sangkar yang sulit ditembus itu.

Para ulama membuat pengajian-pengajian di kelompok mereka sendiri. Mereka hanya berkumpul dengan jamaah-jamaah mereka saja. Mereka jarang sekali berbaur dengan kelompok muslim yang masih awam pengetahuannya tentang Islam. Mereka terlalu takut jika kehilangan jati diri mereka.

Hingga akhirnya orang-orang Islam yang awam itu makin terpapar dengan pendidikan Barat, gaya tradisi mereka makin “kebarat-baratan”. Mereka menganggap alam fisik ini lebih penting dari pada tuhan. Mereka menganggap tubuh fisik lebih penting dari jiwa. Mereka menganggap kehidupan di dunia sekarang lebih penting dari akhirat. Cara berpikir seperti inilah yang pada akhirnya tertanam di benak mereka.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 09. Al Kahf and Dajjal Part 2 (21:22 – 23:13)


Materi VoB Hari ke-292 Siang | Kekekalan Materi

Ditulis oleh:  Muchamad Musyafa

#FridayAlKahfWeek42Part2

Part 2

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Ustaz Nouman mencoba memberikan contoh pengalamannya saat ia masih di negara kampung halamannya, Pakistan. Ustaz mengingat bahwa ia pernah mempelajari hukum Newton ketika ia ada di bangku kelas 8. Saat itu dia mengetahui bahwa di dalam hukum Newton, dikatakan bahwa : Materi tidak dapat diciptakan, tidak juga dapat dihancurkan.

Hm, mungkin jika kita ingat-ingat, kita pasti juga mempelajari hukum Newton ini ketika kita belajar di SMA kelas X.

Nah, cerita menariknya setelah kelas Fisika tentang hukum Newton itu selesai, ustaz masuk ke dalam kelas pelajaran agama Islam. Saat itu gurunya membahas tentang surat Al-Ikhlas. Lam yalid, walam yulad, walam yakullahu kufuwan ahad.  Dialah yang tidak melahirkan dan juga tidak dilahirkan. Dengan kata lain, di situ ustaz mempelajari bahwa Allah ﷻ  tidak diciptakan, Ia kekal dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

Sungguh suatu pengalaman yang sangat luar biasa bukan?

Sebelumnya di hari itu, ustaz Nouman diajarkan bahwa materi, energi atau apa pun itu tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihancurkan. Ia sudah ada sejak awal dan akan begitu terus sampai akhir waktu. Materi/energi hanya berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

Lalu kemudian di dalam pelajaran agama Islam, ia ajarkan bahwa hanyalah Allah ﷻ , satu-satunya yang tidak diciptakan, ia kekal hingga akhir waktu. Tidak ada yang setara dengannya. Materi atau energi hanyalah ciptaan Allah ﷻ yang muncul dan musnah berdasarkan kehendak Allah ﷻ.

Ustaz menceritakan bagaimana lucunya ketika ia dan teman-temannya mencoba meghafalkan hukum Newton itu.

  “Materi tidak dapat diciptakan, tidak juga dapat dihancurkan.”

  “Materi tidak dapat diciptakan, tidak juga dapat dihancurkan.”

  “Materi tidak dapat diciptakan, tidak juga dapat dihancurkan.”

  “Materi tidak dapat diciptakan, tidak juga dapat dihancurkan.”

  “Materi tidak dapat diciptakan, tidak juga dapat dihancurkan.”

Mereka bersama-sama mengulang-ulang hafalan mereka, bahkan mereka masih mengucapkan hafalannya berkali-kali ketika masjid sekolah mereka mengumandangkan Azan. Ustaz Nouman tertawa ketika mengingat saat-saat itu.

Sadar atau tidak sadar, pada hari itu para murid telah mendapatkan ilmu yang saling bertolak belakang.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 09. Al Kahf and Dajjal Part 2 (23:14 – 24:56)


Materi VoB Hari ke-292 Sore | Para Ulama yang Tidak Dianggap

Ditulis oleh:  Muchamad Musyafa

#FridayAlKahfWeek42Part3

Part 3

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ

Pada akhirnya terjadilah pemisahan yang makin jelas antara kedua kelompok besar itu. Kelompok ulama yang mengurung diri mereka bersama jemaah mereka. Dan kelompok orang-orang Islam lain yang tidak banyak tahu tentang nilai Islam, dan tentunya jumlah ini jauh lebih banyak. Dan mereka ini ada di luar sana bersama orang-orang non-muslim. Mereka terpapar dengan budaya-budaya barat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa jika dulu banyak sekali negara umat muslim yang dijajah. Kini hampir semuanya sudah merdeka secara politik. Mereka sudah terbebas dari kolonisasi barat. Tapi nyatanya banyak dari mereka masih terjajah secara pendidikan dan secara ekonomi. Banyak mental orang Muslim yang masih terjajah di zaman ini.

Jika kita pergi ke negara Aljazair, kita akan menemukan bahwa pemuda-pemudi di sana memiliki impian untuk pindah ke negara Perancis. Mereka bercita-cita untuk bisa mendapatkan pekerjaan di Perancis. Ironisnya, dulu kakek-kakek mereka mati karena berperang melawan Perancis.

Dengan mengetahui hal seperti ini, kita merasa berkaca pada bangsa kita bukan? Secara berlebihan kita telah meninggikan negara-negara yang dulu pernah menjajah negara Indonesia. Jepang, Belanda, Inggris, Spanyol. Kita lupa bahwa kakek-kakek kita telah menumpahkan darah mereka untuk membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Tapi kini kita malah membiarkan diri kita terjajah lagi secara pemikiran dan ekonomi.

Kembali lagi ke cerita para ulama yang mengurung diri di dalam sangkar mereka. Kini sebagian besar negara Islam sudah terbebas dari penjajahan. Ketika itu para ulama mulai keluar dari sangkar mereka. Mereka berharap bisa bergabung ke dalam masyarakat seperti dulu kala.

Dulu para ulama itu mendapatkan posisi yang disegani di masyarakat. Suara-suara mereka terdengar berat di forum musyawarah. Pendapat-pendapat mereka banyak dikutip untuk dalam diskusi-diskusi. Mereka adalah cendekiawan-cendekiawan di zamannya.

Tapi kini para ulama sadar, keadaannya sudah tidak seperti dulu. Mereka hanya dianggap bagian dari masyarakat biasa. Ketika ada permasalahan, mereka tidak ditanyai lagi pendapatnya. Masyarakat kini memandang para ulama tersebut tidak memiliki gelar akademis formal. Sehingga masyarakat merasa pendapat para ulama tidak lagi kredibel.

Para ulama telah kehilangan taring mereka di masyarakat sekarang ini. Mereka hanya tahu Al-Qur’an dan Hadis. Soal ekonomi dunia, mereka tidak banyak tahu. Soal teknologi, mereka tidak banyak tahu.

Sehingga masyarakat kini menganggap bahwa para ulama itu memiliki dunia kecil mereka sendiri. Mereka tidak tahu banyak tentang dunia yang sebenarnya di luar sana.

Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 09. Al Kahf and Dajjal Part 2 (24:57 – 27:30)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team

Voice of Bayyinah

One thought on “[VoB2021] Ulama di dalam Sangkar

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s