Saya masih ingat pesan itu. Pesan dari ayah mertua saya.
“Mau kamu apa-apakan anakku, terserah kamu, Her. Yang penting jangan kau sakiti. Dan jangan kau tinggalkan.”
Nasihat itu masih saya pegang sampai saat ini, saat usia pernikahan kami telah lebih dari 17 tahun.
Nasihat itu memang tidak secara sempurna saya patuhi. Karena saya pernah ditugaskan di luar negeri selama dua tahun. Pulang ke rumah dua bulan sekali.
Tapi itu tidak berarti bahwa saya “meninggalkan” istri dan anak-anak saya. Itu hanya sebuah konsekuensi yang tak terelakkan dari komitmen saya untuk mencari nafkah buat keluarga saya.

Masih banyak tantangan dan perjuangan yang harus kami hadapi. Termasuk perjuangan kami untuk berusaha memasuki pintu gerbang jannah sekeluarga.
Dan setiap ada pasangan yang baru menikah, seperti Atta-Aurel yang viral itu, berita tentang mereka sedikit banyak menyita perhatian kami.
Dari berbagai berita tentang mereka berdua, apa poinnya sebenarnya?
Apa sih hikmah di balik pernikahan itu?
Ustaz Nouman pernah menjelaskan, konsep pernikahan dalam Islam adalah transfer of responsibility. Pengalihan tanggung jawab. Awalnya, wali dari seorang wanita adalah ayahnya. Tapi setelah menikah, si wanita mendapat wali yang baru, yakni suaminya.
Seorang wali itu tanggung jawabnya banyak.
Ia bertanggung jawab atas education (pendidikan Al-Qur’an, dll.), atas dignity (martabat, kehormatan, kemuliaan), atas provision (makanan, pakaian, fashion, dsb.), atas security (jaminan keamanan, perlindungan, kesejahteraan), dan seterusnya.
Detik di saat Anda menikahi mempelai wanita, yang berubah status menjadi seorang istri, maka semua tanggung jawab itu beralih dari ayahnya, ke diri Anda. Berarti semua tanggung jawab Anang Hermansyah terhadap Aurel, telah beralih ke Atta Halilintar.
Nah. Ayat ketiga dari surat An-Nisa’ ini unik. Ayat ini dikenal sebagai ayat pernikahan. Sekaligus juga dikenal sebagai ayat poligami.
Tapi tidak banyak yang tahu tentang konteks An-Nisa’ ayat tiga ini.
Apa isi konteks An-Nisa’ ayat tiga? Yakni bahwa si wanita adalah anak yatim. Si wanita telah ditinggal wafat ayahandanya.
Jadi kita harus paham betul An-Nisa’ ayat tiga ini. Konteksnya adalah tentang merawat anak yatim. Dan juga menyadari bahwa pernikahan adalah sebuah transfer tanggung jawab. Tanggung jawab yang banyak.
Saat saya ditugaskan di luar negeri itu, saya pernah didekati oleh seorang plant manager. Asalnya dari Meksiko. Dia menyatakan minatnya masuk Islam.
Setelah kami mengobrol lebih jauh, saya mendapati bahwa dia tertarik dengan ajaran Islam yang membolehkan dia menikah lagi. Punya lebih dari satu istri.
Menarik!
Menarik karena saya kurang tertarik dengan alasannya berminat masuk Islam. Masuk Islam itu seharusnya karena mendapatkan hidayah. Bukan karena ingin memuaskan keinginan pribadi.
Berlaku adil itu tidak mudah. Bukan hal yang bisa diremehkan. Saya punya istri satu, tapi saat bertugas di luar negeri, saya tidak merasa bahwa saya sudah berbuat adil. Meski cuma punya satu istri.
Saat Ustaz Nouman memberikan lecture Surah An-Nisa’ di kampus Bayyinah, putra beliau, Walid, tiba-tiba masuk. Menjelang menit keempat. Menyeruak ke tempat duduk Ustaz.

Secara spontan, Ustaz menghentikan teaching beliau sejenak. Ustaz mengucapkan salam kepada Walid.
Ternyata Walid ingin pulang. Maksudnya, ingin mengajak Ustaz untuk pulang bersama Walid. Tapi Ustaz tidak bisa. Ustaz masih harus menyelesaikan lecture beliau lebih dulu.
Ini hanya sebuah contoh lain. Berbuat adil terhadap anak dari istri yang cuma satu saja tidak mudah.
Atta Halilintar masih akan melalui perjalanan yang panjang. Dunia artis, dunia entertainment, menyembunyikan ujian yang sangat challenging. Saya hanya bisa mendoakan dari jauh.
Fa in khiftum allaa ta’diluu ini menarik.
“Takut tidak dapat berlaku adil”, ini interpretasinya bisa beda-beda.
Ada salah satu ustaz saya yang pernah bilang bahwa ayat ini adalah ujian, apakah kita lebih takut sama Allah, atau lebih takut sama istri.
Beliau menambahkan bahwa laki-laki yang istrinya cuma satu, boleh jadi dia lebih takut sama istrinya dibandingkan takut sama Allah. Yang menarik, istri beliau cuma satu 😃😃.
Yang lebih menarik lagi, “ayat poligami” ini pernah dijadikan seminar di Harvard. Menurut Ustaz Nouman, ini adalah inisiatif yang aneh. Karena, faktanya, poligami bukanlah masalah di dunia Barat.
Kesetiaan Atta-Aurel akan diuji oleh waktu.
Jika Atta Halilintar adalah penganut monogami, dan Atta setia dengan Aurel, maka ada kemungkinan bahwa Atta memiliki kecerdasan yang baik 🙈🙈.
Itu bukan kata saya, tapi didasarkan pada hasil penelitian 🙏🙏.
Dr Satoshi Kanazawa dari London School of Economics and Political Science setelah menganalisis dua data survei besar dari Amerika Serikat mengatakan bahwa para pria yang punya kecerdasan yang lebih baik akan lebih menghargai nilai hubungan cinta monogami dibandingkan pria yang kecerdasannya tidak cukup baik.
Guru dari Ustaz Nouman, Syekh DR. Akram Nadwi, punya kisah lucu tentang seorang syekh dari Syria. Beliau tidak menyebutkan nama syekh tersebut. Tapi ceritanya menarik.
Syekh dari Syria ini punya dua istri. Beliau memperlakukan kedua istrinya dengan adil. Dengan seadil-adilnya. Sangat teliti soal keadilan keduanya. Adil dalam hal nafkah lahir dan batin.
Sampai di suatu titik, Allah harus memanggil kembali kedua istrinya.
Kedua istrinya meninggal dalam waktu yang bersamaan. Saking ingin berbuat adil, Syekh ini memastikan bahwa kedua istrinya harus dimakamkan pada waktu yang bersamaan.
Tapi ternyata ada sedikit masalah. Masuk ke makam tidak bisa bersamaan. Karena gate alias pintu masuk makam hanya satu.
Akhirnya diputuskan untuk menjebol dinding. Dibuatlah sebuah lubang di dinding dekat pintu masuk makam. Dengan begitu kedua jenazah istrinya bisa masuk ke area makam dalam waktu yang bersamaan.
Alhamdulillah. Kedua istrinya dimasukkan ke liang lahat dalam waktu yang bersamaan. Prosesi pemakaman sepertinya berlangsung sempurna.
Syekh dari Syria ini telah berbuat adil sampai ke peristirahatan terakhir kedua istrinya. Menurut dia seperti itu.
Tapi dugaan Syekh meleset.
Beberapa hari setelah pemakaman, di suatu malam dia bermimpi. Dalam mimpinya itu salah satu istrinya protes, “Mengapa jenazahku kamu lewatkan dinding yang dijebol, bukan lewat pintu utama??!!”
😃😃
Poinnya, berbuat adil itu tidak mudah. Belum tentu kita siap sebenarnya. Bahkan dengan seorang istri saja, sudahkah kita berlaku adil?
Saya hanya bisa berdoa. Semoga Atta Halilintar dan para suami yang beriman kepada-Nya, bisa berlaku adil dengan istrinya. Meski istrinya cuma satu.
Referensi:
- BTV > Concise Commentary > 01. An-Nisa’ (Ayah 1-4) – A Concise Commentary
- The Syrian Shaykh with Two Wives (Funny Story) | Shaykh Akram Nadwi
- Penelitian: Pria dengan IQ Rendah Lebih Rentan Selingkuh
https://www.merdeka.com/gaya/penelitian-pria-dengan-iq-rendah-lebih-rentan-selingkuh.html
- Alhamdulillah