[VoB2021] Keistimewaan Karakter Kelima


Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-290

Topik: Pearls from Al Baqarah

Rabu, 7 April 2021 

Materi VoB Hari ke-290 Pagi | Keistimewaan Karakter Kelima

Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti

#WednesdayAliImranWeek42Part1

Part 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ بسم الله الرحمن الرحيم

Pekan lalu kita telah membahas 4 kualitas karakter yang disebutkan di dalam QS Ali ’Imran ayat 17.

Keempat karakter tersebut yaitu Ash-Shabirin (الصَّابِرِينَ), Ash-Shadiqiin (الصَّادِقِينَ), Al-Qaanitiin (الْقَانِتِينَ), Al-Munfiqiin (الْمُنْفِقِينَ).

Karakter yang keempat yaitu Al-Munfiqiin (الْمُنْفِقِينَ) adalah karakter di mana kita perlu berkorban (menafkahkan harta) untuk melawan musuh. 

Kapan nafkah di jalan Allah ﷻ perlu dikeluarkan? 

Menafkahkan harta yang dimiliki di jalan Allah ﷻ perlu dilakukan saat musuh datang untuk menyerang.  

Seperti yang terdapat dalam QS At-Taubah, 9:41, yaitu sbb:

ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَـٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah.

Pada ayat ini Rasulullah ﷺ menyerukan kepada umatnya untuk menafkahkan hartanya di jalan Allahﷻ guna bersiap, karena musuh telah datang.

Mereka mengorbankan harta yang mereka miliki untuk bersiap menghadapi perang seperti pada perang Badar, perang Uhud, dan perang Ahzab.

Seruan untuk menginfakkan harta juga terdapat QS Al-Hadid, 57:7

وَأَنفِقُوا۟ مِمَّا جَعَلَكُم مُّسْتَخْلَفِينَ فِيهِ

Dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.

Kembali ke ayat 17 QS Ali ‘Imran, ustaz Nouman mengatakan bahwa bagian yang dibahas ini adalah salah satu bagian yang sangat keren dan menarik. Bagian itu adalah bagian selanjutnya pada ayat tersebut, jadi merupakan karakter kelima. 

وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ بِٱلْأَسْحَارِ

dan yang memohon ampun di waktu pagi (sahur). (QS Ali-Imran, 3:17)

Apa hal yang menarik pada bagian ini?

Hal yang menarik adalah, terdapatnya kata بِٱلْأَسْحَارِ, yang menerangkan waktu secara spesifik.

Sedangkan pada keempat karakter yang disebutkan sebelumnya yaitu 

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَوَالْمُنْفِقِينَ,  

tidak disebutkan waktu secara spesifiknya.

Tapi, saat menyebutkan karakter yang kelima yaitu وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ , Allah ﷻ mengatakan waktunya secara spesifik yaitu بِٱلْأَسْحَارِ, yang berarti “sebelum fajar” dan kata ini bentuknya “jamak”. 

Mengapa bentuknya jamak?

Karena Allah ﷻ mengharapkan orang-orang yang memiliki karakter ini benar-benar merendahkan diri mereka di hadapan-Nya dengan melakukan istigfar bukan hanya pada “satu pagi” saja, melainkan di “pagi-pagi (jamak)” mereka. 

Setiap pagi hari mereka dimulai dengan memohon ampun kepada Allah ﷻ. Begitulah karakter kelima yang mereka miliki.

Kata “pagi hari (sebelum fajar)” yang disebutkan pada ayat ini juga merupakan suatu hal yang penting karena beberapa alasan.

Salah satunya karena “waktu pagi” banyak disebutkan di dalam ayat-ayat Al-Quran untuk menggambarkan peristiwa di mana Al-Qur’an turun.

Bagaimana penjelasannya?

Bersambung insya Allah ba’da zhuhur.

***

Sumber: 

Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (37:08-38:48)


Materi VoB Hari ke-290 Siang | Allah Menyempurnakan Cahaya-Nya di Pagi Hari

Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti

#WednesdayAliImranWeek42Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ بسم الله الرحمن الرحيم

Banyak ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang menggunakan “waktu pagi”  untuk menggambarkan peristiwa turunnya Al-Qur’an. 

Salah satu ayat yang menghubungkan antara pagi dan turunnya Al-Qur’an yaitu QS Al-Muddatstsir ayat 32-35:

كَلَّا وَٱلْقَمَرِ

Sekali-kali tidak, demi bulan, (QS Al-Muddatstsir,74:32)

وَٱلَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ

dan malam ketika telah berlalu,(QS Al-Muddatstsir,74:33)

وَٱلصُّبْحِ إِذَآ أَسْفَرَ

dan subuh apabila mulai terang. (QS Al-Muddatstsir,74:34)

إِنَّهَا لَإِحْدَى ٱلْكُبَرِ

Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu (peristiwa) yang amat besar, (QS Al-Muddatstsir,74:35)

Pada ayat tersebut Allah ﷻ bersumpah atas bulan, malam apabila telah gelap, dan pagi apabila mulai terang, dan kemudian Allah ﷻ mengatakan bahwa wahyu, berita, atau peristiwa yang datang ini adalah salah satu peristiwa terbesar yang pernah terjadi. Ini adalah wahyu terakhir.

Pada surat Adh-Dhuha Allah ﷻ juga menghubungkan “waktu pagi” dengan turunnya wahyu.

وَٱلضُّحَىٰ

Demi waktu matahari sepenggalahan naik, (QS Adh-Dhuha, 93:1)

وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ

dan demi malam apabila telah sunyi (gelap), (QS Adh-Dhuha, 93:2)

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ

Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. (QS Adh-Dhuha, 93:3)

Jadi, di surat Adh-Dhuha ini Allah ﷻ  juga menghubungkan “pagi” dengan turunnya Wahyu. Allah ﷻ bersumpah demi waktu pagi (waktu dhuha) dan demi waktu malam apabila telah sunyi, bahwa Allah ﷻ  tidak meninggalkan kamu. Kemudian Allah ﷻ  menurunkan banyak wahyu-Nya kepada Rasulullah ﷺ. 

Hubungan antara “waktu pagi” dengan turunnya Al-Qur’an juga terdapat di dalam QS At-Takwir ayat 17-19, yaitu sbb:

وَٱلَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ

demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, (QS At-Takwir, 81:17)

وَٱلصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ

dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, (QS At-Takwir, 81:18)

إِنَّهُۥ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ

sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar Firman Allah ﷻ yang dibawa oleh utusan yang mulia (Jibril), (QS At-Takwir, 81:19)

Pada surat At-Takwir di atas, Allah ﷻ bersumpah demi malam yang hampir meninggalkan gelap,  dan demi pagi apabila fajar mulai menyingsing. 

Kemudian Allah ﷻ mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman-Nya yang dibawa oleh seorang utusan-Nya yang mulia (Jibril  ‘alaihissalam membawa Al-Qur’an). 

Jadi, ayat-ayat di atas menunjukkan adanya keterkaitan antara datangnya pagi dengan datangnya Al-Qur’an. Datangnya pagi adalah datangnya Al-Qur’an, begitu juga sebaliknya.

Oleh karena itu, datangnya pagi adalah hal yang penting untuk diperhatikan karena Allah menggunakan “waktu pagi” untuk menggambarkan peristiwa turunnya Al-Qur’an.

***

Allah ﷻ menyebutkan Al-Qur’an dengan Al-Furqan pada bagian awal surat Ali ‘Imran. Tujuan Al-Furqan (wahyu Allah ﷻ) adalah agar manusia kembali kepada Allah ﷻ dan memohon ampunan kepada-Nya. Lalu kapan waktu terbaik dalam melakukannya?

Waktu terbaik untuk melakukannya adalah pada “pagi hari”. Karena “pagi hari” akan mengingatkan kita kepada turunnya Al-Qur’an, sebagai petunjuk kehidupan.

Jadi itu adalah salah satu hikmah yang dimiliki “waktu pagi”. Hikmah lain dari “waktu pagi” yaitu dapat kita ketahui dari ayat-ayat di bawah ini.

وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ

Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”. (QS As-Saff, 61:8)

يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَـٰمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS Al-Ma’idah, 5:16)

Pada kedua ayat di atas Allah ﷻ mengatakan bahwa Ia membawa hamba-hamba-Nya keluar dari kegelapan menuju cahaya dan Ia juga akan menyempurnakan cahaya-Nya.

Jadi setiap pagi Allah ﷻ menyempurnakan cahaya-Nya untuk kita.🥺

Setiap pagi kita melihat matahari terbit dan menerangi bumi, kan?🌅

Nah, peristiwa tersebut adalah wujud nyata bahwa Allah melengkapi cahaya-Nya melalui matahari untuk mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. 🌄

Kemudian apa makna “penyempurnaan cahaya” secara spiritual? 💗

Bersambung insya Allah ba’da ashar.

Sumber: 

Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (38:48 – 40:40)


Materi VoB Hari ke-290 Sore | Istigfar dan Harapan di Hari Penghakiman

Ditulis oleh: Rizka Nurbaiti

#WednesdayAliImranWeek42Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ بسم الله الرحمن الرحيم

وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ

Allah menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”. (QS As-Saff, 61:8)

يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَـٰمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذْنِهِۦ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS Al-Ma’idah, 5:16)

Jika dilihat dari “kacamata spiritual”, ayat di atas memiliki makna bahwa Allah ﷻ memastikan bahwa agama Islam akan menang, dan cahaya-Nya akan menyebar ke mana-mana.

Janji kemenangan agama Islam sudah ada dan hal ini telah dijamin Allah ﷻ, lalu apa yang harus kita lakukan saat jaminan kemenangan agama Islam sudah ada?

Jawabannya terdapat dalam Al-Qur’an. Salah satu surat yang membahas tentang “kemenangan”, adalah surat An-Nashr, yaitu sbb: 

إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, (QS An-Nashr, 110:1)

وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًۭا

dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, (QS An-Nashr, 110:2)

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.(QS An-Nashr, 110:3)

Pada surat ini Allah ﷻ mengatakan bahwa ketika kemenangan datang maka mohon ampunlah kepada-Nya.

Kemudian dari surat lain yaitu QS Al-Fath, 48:1, Allah ﷻ mengatakan bahwa Ia ﷻ telah memberikan kemenangan kepada Rasulullah ﷺ. 

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, (QS Al-Fath, 48:1)

Kemudian Allah ﷻ melanjutkan ayat tersebut dengan mengatakan:

لِّيَغْفِرَ لَكَ ٱللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنۢبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَٰطًۭا مُّسْتَقِيمًۭا

supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, [Surat Al-Fath (48) ayat 2]

Pada ayat ini Allah ﷻ mengatakan bahwa Ia ﷻ telah memberikan kemenangan tertinggi kepada Rasulullah ﷺ, agar Allah ﷻmemberikan ampunan kepada beliau ﷺ.

Kapan Allah ﷻ memberikan ampunan? Ketika kita memohon ampun kepada-Nya

Selaras dengan ayat di atas, Allah ﷻ  mengatakan,

ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةًۭ وَأَجْرًا عَظِيمًا

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Al-Fath, 48:29)

Ayat ini terdapat dalam surat Al-Fath yang memiliki arti “kemenangan” dan indahnya lagi ayat ini berada tepat di ayat terakhir pada surat ini. Sehingga seperti menjadi kesimpulan akan kemenangan yang telah Allah ﷻ sebutkan pada awal ayat surat ini.

Pada surat Ali ‘Imran, Allah ﷻ juga membahas tentang istigfar setelah ayat tentang “kemenangan”

وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُم بِهِۦ ۗ وَمَا ٱلنَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَكِيمِ

Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagimu (kemenangan), dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS Ali ‘Imran, 3:126).

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ يَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ

Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Ali ‘Imran, 3:129)

Berdasarkan ayat-ayat di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemenangan berhubungan langsung dengan istigfar. 

Istigfar adalah suatu amal yang sangat penting bagi seorang mukmin karena kita diperintahkan untuk beristigfar di waktu sulit maupun di waktu lapang. 

Istigfar bukan hanya diucapkan saat kita melakukan dosa atau saat kita berada dalam kesulitan, tetapi istigfar juga kita ucapkan saat kita mendapatkan kemenangan, atau mengalami hal yang menakjubkan.  

Hal ini menunjukkan bahwa, kita menempatkan kedudukan kita di hadapan Allah ﷻ adalah sama di setiap kondisi, tidak ada perubahan antara saat kita berada dalam kesulitan ataupun kemudahan. Status kita tetap sama yaitu hamba yang terus membutuhkan ampunan dari-Nya. 

Pagi dan malam, perubahan dari kegelapan menjadi terang adalah pengingat bagi kita untuk kembali kepada Allah, salah satunya dengan cara beristighfar. 

Dengan memahami hal tersebut maka insyaaAllah kita tidak akan kehilangan kontrol terhadap diri kita dan kita tidak akan menjadi arogan setelah Allah ﷻ  memberikan kemenangan. Karena Allah ﷻ memerintahkan kita untuk beristigfar saat Ia ﷻ telah memberikan kemenangan kepada kita.

***

Istighfar di pagi hari juga memiliki hal yang menarik lainnya. Apakah itu?

Ustaz memulai penjelasannya dengan memberikan pertanyaan berikut:

“Apa yang paling diinginkan setiap orang saat hari penghakiman terjadi?”

“Mendapatkan ampunan dari Allah, kan?”

Ketika seseorang bangun pada hari penghakiman nanti, apa yang akan dikatakan olehnya?

Ia akan berkata,

مَن بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا

Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?”. (QS Yasin, 36:52)

Kemudian saat hal itu terjadi, apa yang paling kita butuhkan? Pengampunan dari Allah ﷻ. 🥺

Hari kebangkitan tersebut kan saat ini belum terjadi dan kita belum tahu secara nyata apa yang terjadi di hari itu, tetapi sebenarnya kita bisa mendapatkan gambarannya dari peristiwa bangunnya kita setelah tidur.

Setiap pagi Allah membangunkan kita dari kematian sementara (tidur), yah kan?😥

Hal ini terdapat dalam doa yang kita ucapkan saat bangun tidur, yaitu sbb:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah mematikan (menidurkan) kami, dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan.” 

Jadi bangunnya kita di pagi hari adalah gambaran bagaimana kelak kita dibangunkan dari kubur kita untuk menghadapi hari penghakiman. 

Apa yang kita lakukan di pagi hari terhubung secara langsung dengan apa yang kita harapkan saat hari penghakiman nanti yaitu istighfar.

Jadi, mari kita sama-sama berdoa memohon ampunan dari Allah ﷻ melalui ayat 16 surat Ali ‘Imran,

 ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”

Kapan waktu terbaik untuk istigfar?

Waktu pagi hari. Karena waktu pagi mengingatkan kita kepada hari kebangkitan. 

Pagi adalah saat di mana Allah ﷻmenghidupkan kembali bumi, bumi yang mati (sunyi) saat malam hari. 

Begitu juga kita semua, yang Allah ﷻhidupkan kembali di pagi hari, setelah kematian sementara kita pada malam hari. 

Itu adalah hikmah yang begitu dalam di balik “waktu pagi” dan makna dari istigfar pada pagi hari. 

Semoga Allah ﷻ membimbing kita agar dapat istiqomah dalam beristighfar kepada-Nya. Aamiin. 🤲

Pekan selanjutnya akan membahas surat ayat ke 18 Surat Ali ‘Imran.

Bagaimana penjelasannya?

 ———————————————–

Bersambung insya Allah pekan depan. 

***

Sumber: 

Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (40:40 – 44:16)


Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

2 thoughts on “[VoB2021] Keistimewaan Karakter Kelima

  1. Mengenai kemenangan di surah
    اذا جاء نصر الله والفتح
    Ketika kemenangan itu datang kita diperintah beristigfar,
    Juga setelah shalat wajib kita diperintahkan utk beristigfar 3x ,
    Yg menariknya Shalat juga punya hubungan dengan kemenangan, krn dalam adzan shalat wajib diserukan “hayyalal falah”

    Like

  2. Mengenai kemenangan di surah
    اذا جاء نصر الله والفتح
    Ketika kemenangan itu datang kita diperintah beristigfar,
    Juga setelah shalat wajib kita diperintahkan utk beristigfar 3x ,
    Yg menariknya Shalat juga punya hubungan dengan kemenangan, krn dalam adzan shalat wajib diserukan “hayyalal falah”

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s