Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-287
Topik: Heavenly Order
Minggu, 4 April 2021
Materi VoB Hari ke-287 Pagi | Jika Saja Ada WhatsApp Grup
Oleh: Wina Wellyanna
#SundayHeavenlyOrderWeek41Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Di antara para sahabat tidak ada yang mengangkat isu susunan Al-Qur’an harus dibenahi ataupun mengoreksi
“Harusnya tidak seperti ini nih”.
1️⃣2️⃣3️⃣↩️↪️3️⃣2️⃣1️⃣
Masih ingat beberapa sahabat yang menuliskan Al-Qur’an tapi dengan urutan yang berbeda? Mereka membakar versi tulisan mereka dengan sukarela dan tanpa paksaan untuk mengutamakan mengikuti pendapat sahabat mayoritas.
Satu-satunya sahabat yang sempat mempertahankan susunannya adalah Ibnu Mas’ud, r.a, sebelum akhirnya turut membakarnya juga.
Jika Ibnu Mas’ud meyakini bahwa versinya beliau merupakan susunan yang memang diajarkan oleh Allah apakah ia akan melepasnya?
Tidak, ia pasti akan mempertahankannya.
Para sahabat tidak akan mempertahankan pendapat atau argumen mereka kecuali mereka sangat yakin bahwa memang itu perintah Allah.
Coba kita bayangkan, Al-Qur’an memiliki 114 surat, ada berapa kemungkinan urutan surat yang bisa disusun?
Mungkin ada yang mau membantu menghitungnya dengan rumus teori probabilitas? 😊😊😊
Intinya sangat banyak kemungkinan urutannya.
Kemudian, apakah para sahabat memiliki tingkat pemahaman yang sama terhadap Al-Qur’an?
Apakah semua sahabat memiliki pengetahuan yang sama persis terhadap ayat-ayat Al-Qur’an?
Jika ada seratus ribu lebih sahabat yang belum tentu selalu ada bersama Rasulullah ﷺ setiap saat atau setiap wahyu diturunkan tentu tidak mungkin semua sahabat memiliki pengetahuan yang sama persis.
Terlebih saat masih bersama Rasulullah ﷺ belumlah ada pembukuan dan hanya mengandalkan ingatan. Ingatan bisa saja salah bukan?
Seandainya saat itu sudah ada cloud, dan akunnya bisa di akses bersama, setiap ada update terbaru cloud-nya pun diperbaharui, mungkin urutannya akan sama.
Tapi ingatan tersimpan di hati, dan ingatan manusia bisa saja salah.
“Umm, surat ini dulu atau surat yang itu dulu ya waktu itu kata Rasulullah ﷺ?”
Bisa saja kan?
Ada sahabat yang ketika wahyu diturunkan sedang dalam perjalanan dan belum bertemu Rasulullah ﷺ selama berhari-hari bahkan mungkin berbulan-bulan.
Selama dalam perjalanan pun setiap bertemu sahabat lain, ia akan menyampaikan perihal wahyu terbaru dari Rasulullah ﷺ.
Mudah saja sih perihal update-update ini kalau ada cloud atau whatsapp group. 😆
Ada referensi dari sumber utamanya.
Tetapi, satu-satunya sumber adalah dari ingatan para sahabat.
Jika tradisi membagikan wahyu dari mulut ke mulut ini dijadikan pegangan, sangat mungkin ada ratusan ribu versi bukan?
Sampai saat ini ada berapa versi Al-Qur’an yang tercatat?
Tercatat disini berarti yang dibukukan ya.
Hanya ada satu.
Bayangkan jika Al-Qur’an tidak dibukukan, yang tersebar di antara para sahabat pasti terdiri dari ratusan ribu versi, dan pasti akan terjadi silang pendapat mengenai urutannya.
Kebayang ya, itu baru di generasi pertama, generasi sahabat, apa kabar sampai di generasi kita.
Mengapa fakta saat Al-Qur’an dibukukan tidak ada perdebatan dari para sahabat atau ada yang mempertanyakan?, misal:
“Mengapa surat At-Taubah diletakkan sebagai surat kesembilan?”
“Memangnya surat Al-Hijr setelah Surat Ibrahim ya?”
Insya Allah berlanjut ba’da Zhuhur.
💎💎💎💎💎
Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / Heavenly Order – Lesson 01_ Historical Arguments (41:44 – 45:00)
💎💎💎💎💎
Materi VoB Hari ke-287 Siang | Argumen yang Kedua
Oleh: Wina Wellyanna
#SundayHeavenlyOrderWeek41Part2
Part 2
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
Para sahabat meyakini surat-surat di Al-Qur’an disusun sesuai urutannya dengan tingkat keyakinan yang sama seperti sholat Magrib ada tiga rakaat atau salat Jumat ada dua rakaat. Tidak ada perdebatan.
Mengapa?
Saat masih bersama Rasulullah ﷺ, para sahabat biasanya menanyakan hal-hal yang belum jelas, ini artinya untuk hal yang sudah jelas, mereka tidak akan mempertanyakan atau memperdebatkannya lagi, karena sudah tuntas dan jelas sejak masih bersama Rasulullah ﷺ.
Sejernih perihal rakaat Magrib ada tiga atau rakaat salat Jumat ada dua.
Para sahabat sepakat ini sudah ketentuan dari Allah.
Jika ada yang berargumen masih ada para sahabat yang berselisih tentang urutan beberapa surat, ini bukti yang lebih menguatkan kalau sebenarnya mayoritas sepakat dengan urutan yang telah dibukukan.
Karena para sahabat penuh dengan kehati-hatian, dan urusan urutan surat dalam Al-Qur’an bukan hal remeh, ini berarti urutan surat dalam Al-Qur’an sudah sesuai dengan Heavenly Order.
Ada hal yang memang masih para sahabat perdebatkan, misal tentang hadis yang sampai hari ini masih bisa kita temukan, tapi mengenai urutan surat dalam Al-Qur’an tidak ada satu bukti sejarah pun para sahabat pernah memperdebatkan urutannya.
Fakta bahwa tidak pernah tercatat ini menjadi bukti kuat, para sahabat tidak berdebat mengenai urutan surat dalam Al-Qur’an.
Kesepakatan para sahabat ini disebut ijma’.
Dan ijma’ ini lahir dari kepastian urutan surat sesuai Heavenly Order.
Argumen yang Kedua
Hadis Rasulullah ﷺ dari Ibnu Hajar adalah hadis Hudzaifah as-Saqafi yang mengatakan, Rasulullah berkata kepada kami, “Telah datang kepadaku waktu untuk hizb (bagian) dari Al-Qur’an, maka aku tidak ingin keluar sebelum selesai. Lalu kami tanyakan kepada sahabat-sahabat Rasulullah; bagaimana kalian membagi Qur’an? Mereka menjawab, ‘Kami membaginya menjadi tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan bagian al-muassal dari Qaf sampai khatam.”
Coba kita hitung berdasarkan hadis di atas, yang pertama tiga surat kemudian lima:
3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 = 48
Surat Qaf sampai khatam adalah surat-surat pendek sejumlah 65 surat.
48 + 65 = 113
Oh iya, ini belum ditambah surat pertama yaitu Al-Fatihah.
113 + 1 = 114.
Sepertujuh bagian pertama dari Al-Qur’an berisi 3 (tiga) surat.
Sepertujuh bagian kedua dari Al-Qur’an berisi 5 (lima) surat.
Sepertujuh bagian ketiga dari Al-Qur’an berisi 7 (tujuh) surat.
Dan seterusnya.
Hal ini sudah pernah diucapkan Rasulullah ﷺ.
Jadi jelas, argumen kedua dikuatkan dari ucapan Rasulullah ﷺ.
Insya Allah berlanjut ba’da Ashar.
💎💎💎💎💎
Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / Heavenly Order – Lesson 01_ Historical Arguments (41:44 – 49:04)
💎💎💎💎💎
Materi VoB Hari ke-287 Sore | Gaya Menyusun yang Tidak Khas Manusia
Oleh: Wina Wellyanna
#SundayHeavenlyOrderWeek41Part3
Part 3
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Luar biasa terstruktur!
Disinggung langsung dari lisan Rasulullah ﷺ.
Pernah dengar sahabat yang mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu satu minggu?
Dengan metode sepertujuh setiap hari, membaca sepertujuh Al-Qur’an setiap hari selama 7 (tujuh) hari.
Tiga, lima, tujuh, sembilan dan seterusnya.
Menyusun dengan urutan yang sangat tertib dan matematis seperti itu di zaman dulu, Rasulullah ﷺ memang sungguh luar biasa.
Final Argument
Ustaz NAK menyatakan dua argumen historis yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan argumen yang “lemah” sebetulnya.
Berarti ada argumen yang jauh lebih kuat, begitu Ustaz?
Membuat penasaran ya.
Menurut pendapat Ustaz, argumen historis adalah argumen yang paling lemah dari beberapa argumen di sesi Heavenly Order.
Nanti akan ada sesi argumen tekstual kemudian argumen spiritual setelah beranjak dari sesi argumen historis.
Argumen tekstual menguatkan argumen historis, setelah mengetahui argumen tekstual nanti kita jadi lebih yakin akan urutan surat dalam Al-Qur’an berdasarkan Heavenly Order.
Mendalami sesi argumen spiritual setelah sesi argumen tekstual akan lebih membuat kita makin yakin.
Setelah argumen spiritual kita akan melanjutkan ke contoh-contoh surat.
”Subhanallah” mungkin kita akan sering mengucapkan kata itu nantinya. 😁😁😁
Tak ada lagi keraguan.
Al-Qur’an disusun berdasarkan Heavenly Order. Titik.
🥰🥰🥰
Ustaz sengaja mengawali dengan argumen historis, di mana ada ruang untuk berdebat mengenai susunan surat di Al-Qur’an.
Ada beberapa ulama lampau yang berargumen, jika memang para sahabat yang berinisiatif menyusun berdasarkan kreativitasnya sendiri, apakah para sahabat akan tetap memasukkan beberapa ayat yang kita tidak tahu artinya, seperti:
Alif lam mim atau tha sin mim?
Apakah para sahabat akan menaruh tha sin di awal surat yang ini dan tha sin mim di awal surat yang lain?
Ada surat yang disebut musabbihat yaitu surat yang diawali dengan tasbih memuji Allah subhanahuwata’ala seperti surat al-Hadid, As-Saff, dan lain-lain.
Surat musabbihat masuk ke surat madaniyah.
Surat-surat musabbihat tidak disusun berurutan, di antara surat musabbihat satu dengan yang lainnya ada surat Mujadalah atau surat Munafiqun atau surat Mumtahanah yang tidak diawali dengan tasbih.
Penyusunannya tidak seperti gaya manusia menyusun sesuatu:
“Oh, surat yang ini awalannya sama, coba kita susun berurutan”
“Oh, surat-surat yang ini memiliki akhir ayat yang sama, baiknya kita urutkan saja”
“Coba kita urutkan surat-surat berdasarkan subjek atau objeknya”
Jadi, ketika kita membuka Al-Qur’an dan menganggap urutan surat di Al-Qur’an tidak masuk akal, artinya memang tidak disusun berdasarkan logika manusia.
Kalau begitu sudah pasti urutannya disusun oleh logika yang di luar logika manusia.
Kembali ke contoh gaya manusia menyusun sesuatu yang cenderung mengurutkan sesuatu berdasarkan kemiripan.
Masuk akal kah?
Masih belum?
Insya Allah berlanjut minggu depan untuk sesi argumen tekstual.
💎💎💎💎💎
Sumber: Home / Quran / Courses / Divine Speech / Heavenly Order – Lesson 01_ Historical Arguments (49:04 – 52:04)
💎💎💎💎💎
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiara-Nya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah
[…] المصدر: [VoB2021] Jika Saja Ada WhatsApp Grup – Nouman Ali Khan Indonesia […]
LikeLike