بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-286
Topik: Parenting
Hari, tanggal: Sabtu, 3 April 2021
Materi VoB Hari ke-286 Pagi | Menangani Perebutan
Oleh:
#SaturdayParentingWeek41Part1
Part 1
————————————–
Dari kisah perdebatan mengenai perebutan harta rampasan perang, dapat kita lihat bahwa para sahabat Nabi Muhammad ﷺ pernah terlibat di pertengkaran yang hebat karena mengira bahwa mereka tidak mendapat rampasan perang. Begitu pun setiap orang, pasti pernah terlibat di dalam pertengkaran atau perebutan dengan orang lain.
Jika anak-anak kita terlibat dalam perebutan sesuatu, mainan misalnya, apa yang harus kita lakukan? Ust. Nouman Ali memberikan salah satu contoh penanganan anak yang berebut hadiah mainan. Kita bisa bilang ke anak-anak kita, “Mungkin kalian memang tidak mau berbagi untuk orang lain ya. Jadi, semua anak tidak dapat apa-apa ya.”
Lalu anak-anak akan berteriak “Nooo”.
Lalu kita menyuruh anak-anak kita untuk diam di garasi rumah. Lalu kita bilang bahwa hadiah mainan yang mereka perebutkan akan disumbangkan semua saja, dan kita bilang bahwa itu adalah salah satu bentuk solusi dari islam (Islamic relieves).
Anak-anak mungkin merespons, “Aaaa, solusi dari Islam?”
Kita jawab, “Iya. Memang begitu.”
“Kalau kalian masih berebut, lebih baik hadiah-hadiah mainan ini benar-benar disumbangkan saja ya. Gimana? Kalian suka? Kalian suka? Dah ya.”
Setelah itu, diharapkan anak-anak langsung datang ke kita, meminta maaf kepada kita, berpelukan dan juga saling meminta maaf kepada sesama mereka.
Begitu waktu agak sore, setiap anak sudah tidak mengharapkan akan mendapatkan hadiah mainan untuk mereka lagi, di saat itulah baru kita memberikan kepada masing-masing anak kita hadiah mainan.
👧🏻🧒🏻👦🏻🏀🏈⚾
Terkadang, memberikan hadiah bukanlah hal yang baik. Kadang-kadang, momen pembagian hadiah akan berubah menjadi kekisruhan. Kadang-kadang, malah membuat anak-anak kita menangis karena merasa pembagiannya tidak adil. Oleh karena itu, kita harus cerdas menyikapinya.
Perebutan sesuatu ini sangat mungkin terjadi di orang dewasa, bukankah para sahabat juga mengalaminya? Jadi pasti saja hal seperti ini dapat dialami oleh anak-anak. Dan kita harus belajar dari sini.
Dalam sebuah perebutan atau pertengkaran, tidaklah penting siapa yang memulai, atau siapa yang paling berkontribusi terhadap sebuah pertengkaran. Yang paling penting adalah, kita harus segera menghentikan pertengkaran itu dan memisahkan pihak-pihak yang bertengkar.
Dalam sebuah perebutan, ada bentuk keserakahan. Kita harus membuat orang berhenti berpikir tentang apa yang seharusnya mereka berhak dapatkan atau apa yang seharusnya mereka tidak berhak dapatkan. Kita harus mengubah fokusnya kepada, bagaimana mereka telah berbuat jahat kepada sesama mereka atau saudara kandung mereka.
Kita harus mengubah pola pikir mereka. Dan pasti membutuhkan waktu. Bisa saja membutuhkan waktu seharian. Karena anak-anak awalnya hanya akan berpikir bagaimana supaya dapat hadiah mainan, dan bagaimana supaya mereka berhenti memikirkan “bagaimana mendapatkan”.
Jadi, menurut Ust. Nouman, terinspirasi dari surat Al-Anfal. Maka yang harus dilakukan adalah memisahkan anak-anak yang bertengkar, mengambil benda yang diperebutkan, lalu ketika sudah tenang, barulah benda dibagi dengan adil.
———————————————–
Bersambung insya Allah di Part 2.
Sumber:
– Bayyinah TV – Quran – Courses – Parenting – 19. Verbal Abuse (18:50-21:02)
👧🏻🧒🏻👦🏻🏀⚾🏈
Materi VoB Hari ke-286 Siang | Memberi Nasihat dan Menerapkan Disiplin pada Waktu dan Kesempatan Tertentu Saja
Oleh:
#SaturdayParentingWeek41Part2
Part 2
————————————–
Jika kita ingin disiplin, maka kita harus pandai memilih waktu. Rasulullah ﷺ tidak selalu memberi nasihat pada setiap hal-hal kecil. Rasulullah ﷺ tidak begitu. Rasulullah ﷺ juga tidak sibuk mengoreksi dan mengkritisi para sahabat untuk setiap hal-hal yang sepele.
Rasulullah ﷺ hanya memilih hal-hal yang sangat penting saja. Hal-hal yang benar-benar berpengaruh dalam kehidupan, di hal-hal seperti inilah Rasulullah ﷺ memberi nasihat dan bersikap disiplin atasnya. Beginilah sikap seorang pemimpin.
Jangan berpikir bahwa ketika Rasulullah ﷺ memberi perintah kepada sesuatu, atau melarang untuk menjauhi sesuatu, derajatnya sama seperti perintah dan larangan yang dikeluarkan oleh manusia biasa.
Ini berarti, perintah dan larangan Rasulullah ﷺ adalah spesial. Justru karena spesial itulah, Rasulullah ﷺ tidak terlalu sering memberi nasihat (overuse them) . Rasulullah ﷺ hanya memberi nasihat di waktu dan kesempatan yang spesial saja. Sehingga, setiap dosis nasihat yang diberikan oleh Rasulullah ﷺ harus kita sikapi dengan serius.
Begitulah juga ketika kita menjadi orang tua. Kadang, para orang tua berpikir bahwa cara mendidik anak yang baik adalah dengan memberikan nasihat pada setiap segala sesuatu, termasuk hal-hal kecil.
“Jangan makan seperti itu, makanlah seperti ini”, “Jangan duduk kayak gitu”, “Jangan duduk dengan gaya seperti itu”. Jangan, jangan, jangan, begitu seterusnya.
Sampai anak terus terpikir, oh jangan duduk seperti ini, jangan main mobil-mobilan dengan cara seperti itu, jangan ribut, harus tenang, dan seterusnya.
Jika kita terus menerus berusaha untuk mengendalikan anak-anak kita pada setiap hal-hal kecil, sebenarnya kita malah akan “kehilangan kendali” atas anak-anak kita. Biarkanlah anak-anak kita agak berantakan, agak kotor, sedikit ceroboh. Kesalahan sedikit, itu tidak apa-apa.
Kalau mereka menumpahkan minum, mengotori rumah, itu bukanlah akhir dari dunia. Memang kadang melihat tingkah anak-anak membuat darah tinggi kita naik. Tapi jangan sampai kesalahan kecil yang mereka lakukan membuat kita mudah mengatakan kata-kata kasar dari kebun binatang. Bukankah hanya menumpahkan air minum?
Para Ibu mungkin tahu ketika kita memberikan anak mereka minuman kotak berisi jus buah, anak-anak balita mereka meminum isinya sedikit lalu dengan entengnya meremas kotak jus buah itu lalu mereka malah memeluk kita sambil senyum-senyum. 😀 Menanggapi hal seperti ini, kita tidak perlu marah-marah ya bunda. Cuma jus buah kok.
👧🏻🧒🏻👦🏻🏀⚾🏈
Kita harus menerapkan disiplin pada beberapa waktu tertentu saja. Tidak pada setiap waktu. Tidak pada setiap waktu kita harus “bertengkar” dengan anak-anak kita. Apalagi jika hanya hal-hal kecil. Biarkan saja anak-anak melakukan kesalahan pada hal-hal kecil.
Kadang, anak-anak mengeluarkan suara-suara aneh yang kita pikir itu aneh (tapi lucu, kan?). Kadang juga anak-anak membuat ekspresi wajah tertentu (misal memonyongkan mulut) yang kita pikir juga aneh. Lalu kita pikir itu mengganggu dan kita membencinya. Bukan berarti setiap hal yang mengganggu kita dan yang tidak kita sukai adalah hal yang salah.
Biarkan saja mereka melakukannya. Biarkanlah anak-anak menjadi anak-anak.
Apa yang terjadi pada anak-anak yang “dikendalikan terlalu banyak” oleh orang tua mereka? Mereka akan benci pada masa-masa remaja mereka, dan mereka akan menjadi remaja yang benar-benar bandel dan pemberontak.
Mereka pikir orangtua mereka gila kontrol, orang tua mereka ingin mengatur seluruh hidup mereka, mereka ingin bebas, dan mereka hanya ingin melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang orangtua mereka katakan.
Oleh karena itulah, kita harus berhati-hati dalam bertindak (choose your battles).
Benar dan salah, terlalu banyak marah, serakah, berbohong. Itu mungkin hal-hal yang ingin kita selesaikan. Hal-hal kecil, biarkan saja. Biarkanlah anak-anak bertindak agak unik, agak aneh.
In sya Allah, suatu saat nanti mereka akan menjadi normal ketika dewasa. Kita harus menentukan prioritas dalam memberi nasihat dan menerapkan disiplin pada anak-anak kita.
———————————————
Bersambung insya Allah pekan depan.
Sumber:
– Bayyinah TV – Quran – Courses – Parenting – 19. Verbal Abuse (21:02-24:57)
👧🏻🧒🏻👦🏻🏀⚾🏈
Semoga Allah terangkan, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahaya-Nya.🤲
Mohon do’akan kami agar bisa istiqomah untuk berbagi mutiara-mutiara-Nya. 🙏
Jazakumullahu khairan 😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah