[VOB2021] Dua Karakter: untuk Siapa?


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-283

Topik: Pearls from Ali Imran

Rabu, 31 Maret 2021 

Materi VoB Hari ke-283 Pagi | Dua Karakter: untuk Siapa?

Oleh: Rendy Noor Chandra

#WednesdayAliImranWeek41Part1

Part 1

———————————————–

بسم الله الرحمن الرحيم

Pekan lalu kita membahas 2 kualitas karakter yang dibahas dalam surah ‘Ali Imran ayat 16-18 yaitu Ash-Shabirin dan Ash-Shadiqiin. Sekarang kita akan membahas kedua karakter ini

Untuk bisa memahami keduanya, kita harus mengingat kembali ayat yang membahas dua karakter tersebut di surah Al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi,

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.

-QS. Al-Baqarah: 45

Ada dua bagian dari ayat ini yaitu carilah bantuan dari kesabaran dan shalat. Shalat sendiri mengingatkan kita akan kebenaran. 

Di satu sisi kita harus tetap tekun. Dari mana kita punya energi untuk tetap tekun? Ketika kita membela agama Allah dan mengatakan shadaqallah, atau Maha Benar Allah.  Kebenaran itu menguatkan kembali komitmen kita. Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa tetap bertahan dalam keimanan. 

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ

(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar

-QS.’Ali Imran: 17

Dari konteks ayat ini, kita bisa menyimpulkan bahwa sepertinya satu karakter hanya untuk satu pihak saja. Konflik kita dengan Quraisy membutuhkan kesabaran. Artinya kesabaran untuk orang yang beriman. Sedangkan, Ahli Kitab diminta untuk menerima Al-Qur’an sebagai suatu kebenaran. 

Tetapi sebenarnya dua kualitas karakter ini juga berlaku untuk pihak lainnya.

Orang-orang Quraisy yang tidak percaya dengan Islam juga seharusnya menerima kebenaran yang turun kepada mereka. Mereka seharusnya menurunkan ego mereka. Sebagian tahu bahwa Al-Qur’an membawa kebenaran, tapi mereka enggan masuk Islam karena faktor kesukuan mereka. Mereka tidak mau dirinya disamakan dengan orang lain dan ingin sukunya (Quraisy) yang paling tinggi. Artinya tuntutan menjadi Ash-Shadiqin juga berlaku untuk Quraisy. 

Di sisi lain, para ahli kitab yang mengetahui bahwa wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ adalah benar, tetapi mereka tidak punya kekuatan menghadapi tekanan ketika menerima Islam. Artinya mereka kurang sabar. Walaupun mereka menerima kebenaran, mereka kurang sabar. Artinya, tuntutan untuk menjadi Ash-Shabirin juga berlaku untuk ahli kitab.

Bisa disimpulkan, kita membutuhkan kedua kualitas tersebut untuk melakukan lompatan keyakinan. Menyeberang dari yang tidak percaya menjadi percaya. Butuh menjadi orang yang sabar dan menjadi orang yang benar.

Kita akan membahas kualitas berikutnya yang dibahas di ayat ini. Kualitas apa?

———————————————–

Bersambung insya Allah ba’da Zhuhur.

Sumber: 

Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (30:38-32:00)


Materi VoB Hari ke-283 Siang | Makna Qanitin

Oleh: Rendy Noor Chandra

#WednesdayAliImranWeek41Part2

Part 2

———————————————–

بسم الله الرحمن الرحيم

Kualitas karakter berikutnya yang dibahas dalam surah Ali ‘Imran ayat 17 adalah Al-Qanitin.

وَالْقَانِتِينَ

Dan orang-orang yang tetap taat,

-QS. Ali ‘Imran:17

Ketaatan merupakan tahapan berikutnya dalam ibadah. Kita akan membahas karakter ini lebih lanjut. 

Teman-teman mungkin tahu kalau zaman dulu untuk menyimpan minuman orang-orang menggunakan tas dari kulit. Orang Arab menyebutnya qinit.

Orang-orang akan menyimpan minuman dalam qinit ini agar tidak tumpah. Mereka akan menyimpan minuman di dalamnya selama berbulan-bulan. Ketika sudah lama, air yang disimpan akan memengaruhi bahan kulit tersebut. Walaupun tempat minum tersebut kemudian dibuang isinya, kulit tadi akan menjadi lembab dan lembut di sebelah dalamnya karena sudah menyimpan air dalam waktu lama tadi. Kulit tadi menjadi lembut hingga ke bagian dalam.

🙈🤍🙈🤍🙈

Inilah makna kualitas karakter dari qinit. Qinit artinya sesuatu menjadi lembut dari dalam tidak hanya dari luar. Sama halnya dengan qanitin yang berakar dari kata yang sama. 

Qanitin bermakna keadaan lembut atau keadaan di mana telah terpengaruhi. Ketika kita hanya menerjemahkan sebagai orang yang taat, artinya seseorang yang merendah. Sedangkan kalau kita melihat dari akar katanya, maka maknanya menjadi orang yang menjadi lembut karena Allah. Orang yang tidak mengeraskan hati ketika mendengar ayat Allah ﷻ. 

Inilah pola pikir yang harusnya terlintas di pikiran kita. Ketika kita mendengar ayat Allah, seharusnya kita tidak mengatakan, “Tapi ‘kan, ….” Kita harus menarik diri dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada perkataan Allah ﷻ.

Dari sisi linguistik, qunutu bermakna kerendahan hati, merasa berhutang budi kepada Allah, siap untuk taat apa pun yang Allah katakan. Ustaz Nouman akan memberikan contoh yang memudahkan kita memahami makna kata ini. 

🙈🤍🙈🤍🙈

Ketika kita masih kecil, kita punya masalah dengan ibu. Kita berbohong sudah mengerjakan PR, padahal sebenarnya belum. Seharusnya PR tersebut dikumpulkan seminggu yang lalu. Kemudian guru menelpon ibu, dan ibu marah besar.

“Apakah kamu akan mengerjakan PR-mu sekarang?” tanya ibu.

Kemudian kita menangis di hadapan ibu sambil berkata, “Iya, Ibu. Aku minta maaf. Aku berjanji akan menyelesaikannya.”

Kita merasa malu karena dosa kita ketahuan, dan ibu mempertanyakan ini langsung kepada kita. Ibu menyuruh kita untuk menyelesaikan PR karena sudah tahu bahwa kita belum mengerjakan PR.

Hal ini tentu berbeda ketika ibu biasanya mengingatkan, “Kerjakan PR-mu.”

“Yeah, baik Bu.”

Tetapi setelah dipermalukan dan dilunakkan hatinya dari dalam respon kita akan berubah menjadi, “Aku tidak akan melewatkan satu PR pun. Akan ku kerjakan bahkan sebelum guru menyuruhku mengerjakannya.”

Respon kita menjadi berbeda.

Inilah makna qunut.

🙈🤍🙈🤍🙈

Qunut di ayat ini disebutkan setelah kita membaca do’a untuk memohon ampun setelah pengakuan dosa. 

الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(Yaitu) orang-orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”

-QS. ‘Ali Imran: 16

Qunut tidak akan terjadi sebelum kita melunakkan hati kita sendiri dengan mengakui dosa kita dan merendahkan diri kita di hadapan Allah ﷻ. 

Dari sanalah makna qunut berasal. Ketika kita merendahkan diri kita kepada Allah ﷻ, dan mengakui betapa banyaknya kesalahan yang kita lakukan, dan ketika Allah memerintahkan kita sesuatu kita akan mengatakan, “Tentu, Ya Rabb, akan kulaksanakan. Aku tidak akan membuat-Mu kecewa lagi.”

Inilah makna dari qunut.

🙈🤍🙈🤍🙈

———————————————–

Bersambung insya Allah ba’da Ashar.

Sumber: 

Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (32:00-36:00)


Materi VoB Hari ke-283 Sore | Karakter Keempat

Oleh: Rendy Noor Chandra

#WednesdayAliImranWeek41Part3

Part 3

———————————————–

بسم الله الرحمن الرحيم

Dengan kata lain ketika seseorang sudah sabar, dan mereka melakukan perlawanan terhadap pihak yang berseberangan, dan mereka menerima kebenaran yang datang kepada mereka, mereka melakukan lompatan keyakinan, dan Allah pun ridho dengan mereka. Tetapi tidak ada dari itu semua yang membuat mereka bersih.

Logikanya adalah jika kita melihat ayat sebelumnya yang membahas tentang permohonan ampun atas dosa yang dilakukan.

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”

-QS. Ali ‘Imran: 16

Kita berdiri membela agama, kemudian kita merendahkan diri kepada Allah ﷻ.

Kemudian dua hal ini terulang lagi di ayat selanjutnya,

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ

(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar,

-QS. Ali ‘Imran: 17

Di sini kita berdiri membela agama dan kita merendahkan diri lagi.

وَالْقَانِتِينَ

Dan orang-orang yang taat

-QS. Ali ‘Imran: 17

Jadi kedua hikmah ini diulang dalam diksi yang berbeda. Terkadang hikmah dalam Al-Qur’an tidak diulang dengan menggunakan kata yang sama. Tetapi, hikmah tersebut diulang dengan pilihan kata yang berbeda. 

Demikianlah Kami menggantikan pelajaran (ayat). 

Allah ﷻ tidak menyampaikan dengan kata yang sama, tetapi Ia menggunakan diksi yang berbeda. Kata ini mungkin pas untuk dia tapi tidak untuk dia. 

Setelah kita merendahkan diri kepada Allah ﷻ, apa yang kita lakukan tidak akan tampak seperti kita sudah memberikan sesuatu kepada-Nya. Kita memang sudah bertekad untuk menaati perintah Allah, tetapi perlu ada sesuatu yang tampak sebagai buktinya. Sesuatu yang dikorbankan. Oleh karena itu, kata selanjutnya dari ayat tersebut adalah, 

وَالْمُنْفِقِينَ

Dan orang-orang yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah),

-QS. Ali ‘Imran: 17

Jadi ketika kita menafkahkan harta harus ada langkah-langkah yang harus ditempuh dulu. Nafkah dengan qunut terlebih dulu akan berbeda dengan tanpa qunut. Ketika mereka menafkahkan hartanya, mereka bahkan tidak terpikir mereka akan kehilangan sesuatu. 

Ketika mereka bersedekah mereka justru berpikir mereka malah mendapatkan sesuatu. 

💰💵💳💵💰

Karakter yang disebutkan dalam ayat ini, merupakan rangkaian dari karakter yang sudah disebutkan sebelumnya. Yang pertama adalah karakter menerima wahyu sebagai kebenaran, yang kedua adalah kesiapan untuk menghadapi musuh, yang ketiga adalah karakter ketika kita mulai meresapi dan menghayati perintah Allah, dan karakter keempat ini adalah karakter di mana kita perlu berkorban untuk melawan musuh. 

Kapan nafkah di jalan Allah ﷻ perlu dikeluarkan? 

💰💵💳💵💰

———————————————–

Bersambung insya Allah pekan depan. 

Sumber: 

Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (36:00-38:08)


Penutup

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s