Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-266
Topik: Heavenly Order
Minggu, 30 Maret 2021
Materi VoB Hari ke-266 Pagi | Apakah Ada Sebagian dari Surat-Surat Al-Qur’an yang Memiliki Heavenly Order?
Ditulis oleh: Nurfitri Anbarsanti
#SundayHeavenlyOrderWeek38Part1
Part 1
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ بسم الله الرحمن الرحيم
Di minggu sebelumnya, kita telah membahas pendapat yang menyatakan bahwa urutan surat-surat dalam Al-Qur’an bukanlah keputusan Allah ﷻ, tetapi berasal dari keputusan yang diambil oleh ijma’ sahabat Nabi Muhammad ﷺ.
Ustaz. Nouman menjelaskan bahwa ada beberapa bukti-bukti yang menguatkan fakta bahwa versi final dari Al-Qur’an (yang dimulai dari surat Al-Fatihah, diakhiri dengan An-Naas dan apapun urutan surat di antara keduanya) akan terlihat seperti hasil dari konsensus (ijma’) para sahabat Nabi ﷺ.
Bukan diurutkan berdasarkan surat keputusan dari Allah ﷻ, tapi berdasarkan konsensus para sahabat Nabi ﷺ.
Ada beberapa respon terhadap argumen ini.
Respon pertama menyatakan argumen yang bertentangan, yaitu menyatakan bahwa urutan surat dalam Al-Qur’an seluruhnya ditentukan oleh Nabi ﷺ sendiri. Argumen ini menyinggung fakta-fakta bahwa di dalam Al-Qur’an ada “rangkaian-rangkaian surgawi” (heavenly sequence) yang ditemukan di dalam Al-Qur’an.
Respon kedua adalah, sangat mungkin bagi para sahabat tidak menyadari urutan final Al-Qur’an yang sebagaimana seharusnya, terutama di saat-saat mereka sedang mengkompilasi dan menuliskan Al-Qur’an pertama kali.
Al-Qur’an bukan seperti dokumen Word, gaes. Bukan seperti, Nabi ﷺ sudah menentukan urutan surat-surat Al-Qur’an harusnya begini dan begitu, lalu para sahabat tinggal meng –cut, mem –paste dan men –sort hasil copy -annya. Para sahabat tidak mungkin semudah itu menyalin perkataan Nabi ﷺ, karena mereka menulisnya dengan tangan.
Apalagi tidak mudah pada zaman tersebut untuk mendapatkan kertas baru seperti kita membeli satu rim kertas A4 di kantor. Tidak ada kertas di zaman itu dan tidak mungkin ada kertas di zaman itu. Sehingga proses menulis adalah proses yang sangat rumit (semoga Allah ﷻ membalas jasa-jasa mereka 🤲🏽). Jadi, begitu mereka mempunyai sebagian mushaf, ya hanya itu bagian mushaf yang mereka punya.
Tapi, seberapapun bagian mushaf Al-Qur’an yang para sahabat punya, bukan berarti para sahabat mengerti susunan seharusnya sesuai wahyu ilahi. Para sahabat hanya mengumpulkan berapapun bagian Al-Qur’an yang mereka punya.
Sehingga, respon kedua ini berpendapat bahwa memang ada beberapa surat yang memang sudah memiliki urutan surgawi (heavenly order). Tapi, surat-surat yang lain mungkin tidak seperti itu. Hal ini disebutkan juga di dalam hadits. Rasulullah ﷺ memang pernah menyatakan urutan pasti dari beberapa surat. Namun Rasulullah ﷺ tidak mengatakan bagaimana urutan pasti dari semua surat Al-Qur’an.
Jadi, memang ada surat-surat di dalam Al-Qur’an yang memang sesuai dengan heavenly order, namun ada juga beberapa “ruang” yang mungkin tidak berdasarkan heavenly order.
————————-
Bersambung insya Allah di Part 2
Sumber: Bayyinah TV – Quran – Courses – Heavenly Order – Lesson 01_Historical Arguments (20:21-22:33)
Materi VoB Hari ke-266 Siang | Heavenly Order Diketahui dari Hadits-Hadits Nabi ﷺ
Oleh: Nurfitri Anbarsanti
#SundayHeavenlyOrderWeek38Part2
Part 2
———————————
بسم الله الرحمن الرحيم
Ada hadis yang mengatakan sebagai berikut ini:
“Bacalah dua surat yang bercahaya dan berkilauan, yaitu surat Al-Baqarah dan Ali Imran”.
Apakah urutan yang diberikan oleh Rasulullah ﷺ ini sama dengan urutan di dalam versi final Al-Qur’an saat ini? Ya, sama. Yaitu surat Al-Baqarah dilanjutkan dengan surat Ali Imran.
Apakah ada di antara sahabat yang memiliki catatan bahwa dia memiliki urutan surat yang berbeda dengan urutan Al-Baqarah yang dilanjutkan dengan Ali Imran? Ya, ada.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa urutan-urutan surat yang Rasulullah ﷺ sabdakan dalam hadis adalah pasti mengandung heavenly order.
Sangat mungkin terjadi kontradiksi jika sahabat yang ternyata memiliki catatan urutan yang berbeda dengan urutan yang disabdakan oleh Nabi ﷺ.
Ini sangat mungkin terjadi. Bisa saja saat para sahabat mendengar hadis di atas, ada sahabat yang sudah terlanjur punya salinan tertulis di mana yang pertama di catatannya adalah Ali Imran, dan setelahnya adalah Al-Baqarah.
Sahabat itu sudah paham bahwa catatan yang dia punya belum tentu punya urutan yang resmi yang ditentukan oleh Allah ﷻ. Tapi ya itulah catatan yang dia punya. Sahabat itu tidak memaksa bahwa catatan dia sesuai dengan urutan yang Allah tentukan, tapi hanya catatan itu yang dia punya. Sehingga saat catatan para shahabat dikompilasi, sangat mungkin terjadi kontradiksi manakah urutan yang harus diresmikan di dalam Al-Qur’an.
Jika terjadi kontradiksi tersebut, maka satu hal yang perlu dipegang. Ada heavenly order yang harus diikuti, dan heavenly order itu diperoleh dari hadis-hadis dan perilaku Nabi ﷺ.
Seorang sahabat, Sain bin Khalid meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah ﷺ terbiasa membaca 7 surat panjang pertama, yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, Al-Maidah, Al-An’am, Al-A’raf dan Al-Anfal. Dan ada yang menganggap bahwa surat At-Taubah dan surat Al-Anfal itu satu surat. Jadi, ada 7 surat panjang pertama dalam Al-Qur’an yang biasa Rasulullah ﷺ baca dalam satu raka’at.
Nah, ketika Rasulullah ﷺ membaca 7 surat tersebut secara berurutan dalam sholat, apakah urutan itu sudah pasti berdasarkan heavenly order dengan sendirinya?
————————-
Bersambung in sya Allah di Part 3
Sumber: Bayyinah TV – Quran – Courses – Heavenly Order – Lesson 01_Historical Arguments (22:33-24:29)
Materi VoB Hari ke-266 Sore | Beberapa Hadist dan Kebiasaan Nabi yang Menunjukkan Urutan Surat Sesuai Heavenly Order
Oleh: Nurfitri Anbarsanti
#SundayHeavenlyOrderWeek38Part3
Part 3
———————————
بسم الله الرحمن الرحيم
Ketika Rasulullah ﷺ terbiasa membaca 7 surat panjang pertama secara berurutan dalam sholat, maka, surat tersebut pasti mengandung heavenly order, karena Rasulullah ﷺ tidak pernah bertindak berdasarkan keinginannya pribadi saja.
Ada hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengatakan tentang urutan surat Bani Israil (Surat Al-Isra) di urutan 17, Al-Kahf di urutan 18, Maryam di urutan 19, Thoha di urutan 20 dan Al-Anbiya di urutan 21.
Rasulullah ﷺ juga bersabda bahwa surat-surat tersebut adalah surat perlindungan dan surat yang diwariskan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ketika Nabi Muhammad ﷺ mengatakan “surat-surat ini”, maka maksud Nabi Muhammad adalah “surat-surat ini, dengan urutan seperti ini”. Jadi untuk kelima surat tersebut, urutannya sudah pasti sesuai urutan ilahi.
Ada hadis lainnya juga yang menceritakan bahwa setiap malam, setiap nabi Muhammad ﷺ menuju pembaringannya di tempat tidur, Nabi ﷺ mengumpulkan kedua tangannya, lalu Nabi ﷺ meniupkan angin ke kedua telapak tangannya, dan Nabi Muhammad lalu membaca Qul Huwallahu Ahad, dan Al-Mu’awidzatain (Al-Falaq dan An-Naas). Dan urutan inilah yang akhirnya menjadi tiga surat terakhir di dalam Al-Quran, dengan urutan yang pasti seperti urutan yang dibaca oleh Nabi ﷺ.
Hadis-hadis menjadi bukti bahwa sebenarnya Nabi Muhammad ﷺ juga memberikan perhatian terhadap urutan-urutan surat dalam Al-Qur’an. Nabi Muhammad memperhatikan urutan-urutan surat Al-Qur’an setiap membacanya.
Di dua part sebelumnya, telah kita bahas dua pendapat mengenai urutan surat dalam Al-Qur’an. Sebenarnya ada pendapat ketiga mengenai urutan-urutan surat dalam Al-Qur’an, yang insya Allah akan dibahas selanjutnya.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
————————-
Bersambung in sya Allah di minggu depan (hari Ahad).
Sumber: Bayyinah TV – Quran – Courses – Heavenly Order – Lesson 01_Historical Arguments (24:29-25:55)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah