Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-276
Topik: Pearls from Ali Imran
Rabu, 24 Maret 2021
Materi VoB Hari ke-276 Pagi | Dua Tuntutan bagi Para Pembaca Ali Imran
📕📙📗📘
Dua Tuntutan bagi Para Pembaca Ali Imran
oleh: Nurfitri Anbarsanti
#WednesdayAliImranWeek40Part1
Part 1
———————————————–
بسم الله الرحمن الرحيم
Ada dua tuntutan yang Allah berikan kepada para pembaca dari surat Ali Imran. Kita harus mengingat kedua tuntutan ini di sepanjang kita membaca surat Ali Imran, dari awal sampai akhir.
Tuntutan pertama adalah, kita harus mengingat bahwa Al-Qur’an adalah kitab wahyu terakhir dari seluruh kitab yang pernah Allah ﷻ turunkan. Setiap kitab selalu membenarkan kitab-kitab yang datang sebelumnya. Seperti Injil membenarkan Taurat, dan Al-Qur’an membenarkan dan mengonfirmasi kebenaran bahwa Injil dan Taurat adalah Kitab Allah.
Jadi, Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang mengakui kebenaran-kebenaran sebelumnya yang sudah pernah turun. Inilah tuntutan pertama di surat Ali Imran ini, yaitu Allah ﷻ meminta kepada para audiens dari surat Ali Imran untuk menerima kebenaran Al-Qur’an sebagai Kitab Allah yang terakhir.
Ini sudah disebutkan di permulaan surat Ali Imran, yaitu:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ
Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya” (QS Ali Imran 3:3)
Tuntutan kedua adalah, ketika kita menerima kebenaran wahyu di dalam Al-Qur’an ini, maka kita harus menerima kenyataan bahwa akan ada orang-orang yang melawan dan memusuhi kita.
Orang-orang tersebut siap untuk menghina kita, berkonflik dengan kita, bahkan siap untuk berperang dan membunuh kita.
Orang-orang ini disebutkan di ayat 10 surat Ali Imran. “اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا”. Bahkan di ayat selanjutnya, disebutkan tentang Firaun yang juga termasuk ke dalam orang kafir.
Begitulah bagaimana orang-orang kafir dideskripsikan di dalam surat Ali Imran ini.
Jadi, dua tuntutan dalam Ali Imran adalah:
1. Menerima bahwa Al-Qur’an adalah Kitab Allah terakhir dan ayat-ayat Al-Qur’an adalah kebenaran.
2. Siap berkonflik.
Kenapa harus siap berkonflik? Karena dalam surat Al-An’am,
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ
Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, (QS Al-An’am 6:112)
Akan ada segolongan dari manusia dan jin, yang bagaimanapun baiknya kita memperlakukan mereka, mereka tidak akan pernah percaya pada Al-Qur’an, dan bahkan mereka akan memerangi orang-orang mukmin.
Dalam menghadapi konflik ini, ada beberapa kualitas karakter yang harus kita siapkan dan kita bangun dalam kepribadian kita untuk menghadapinya.
———————————————–
Bersambung in sya Allah di Part 2.
Sumber:
– Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (0:25:19-26:49)
Materi VoB Hari ke-276 Siang | Ash-Shabiriin, Siap Menghadapi Konflik dan Siap Berkorban dalam Membela Islam
📕📙📗📘
Ash-Shabiriin, Siap Menghadapi Konflik dan Siap Berkorban dalam Membela Islam
Oleh: Nurfitri Anbarsanti
#WednesdayAliImranWeek40Part2
Part 2
———————————————–
بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam menghadapi konflik saat menghadapi orang-orang yang tidak percaya pada Al-Qur’an, kita harus melihat pada karakter-karakter ini, yang disebutkan di Ali Imran ayat 17.
اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ
“Orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar.” (QS Ali Imran 3:17)
Ash-Shabiriin, yaitu orang-orang yang sabar, yang siap dan tahan menghadapi konflik. Konflik pasti ada jika kita benar-benar memegang teguh kebenaran dan benar-benar mengikuti Nabi ﷺ. Lalu, Allah ﷻ juga berfirman bahwa jika kita sudah terlanjur terlibat di dalam konflik, maka kita pun juga harus siap berkorban.
Generasi terdahulu Islam, orang-orang yang mengikuti Nabi Muhammad ﷺ dengan sebenarnya, bukanlah orang-orang yang hanya diminta untuk mengucapkan syahadat dan melakukan solat lima waktu, selesai. Tidak begitu.
Orang-orang yang mengikuti Nabi Muhammad ﷺ pada masa itu juga diminta untuk mengorbankan harta mereka, mengorbankan (waktu dengan) anak-anak mereka dan meninggalkan rumah-rumah mereka untuk berhijrah. Generasi Islam terdahulu diminta melakukan pengorbanan yang jauh lebih besar dibandingkan generasi Islam zaman sekarang.
Generasi Islam terdahulu siap dan berani meninggalkan apa-apa yang membuat hidup ini menjadi indah.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang.” (QS Ali Imran 3:14)
Kita harus siap mengorbankan hal-hal itu jika kita telah berkomitmen untuk benar-benar loyal kepada Nabi Muhammad ﷺ dengan membantu perjuangan dakwah Beliau ﷺ.
Apa yang dilakukan oleh orang-orang Muhajirin? Mereka meninggalkan semua yang mereka punya saat mereka berhijrah.
Ketika kita telah memilih untuk berada di samping Nabi Muhammad ﷺ untuk membela Islam, kita harus siap melakukan apapun yang harus dilakukan untuk menghadapi konflik-konflik yang akan terjadi yang disebabkan oleh orang-orang kafir.
Kualitas-kualitas pengorbanan, tahan banting, siap berjuang, siap meninggalkan apa yang dicintai, semua terrangkum dalam kualitas sabar, kualitas yang dimiliki oleh Ash-Shabiriin.
———————————————–
Bersambung in sya Allah di Part 3. 😊
Sumber:
Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (0:26:49-28:07)
📕📙📗📘
Materi VoB Hari ke-276 Sore | Ash-Shadiqiin dan Kesabaran dalam Konteks yang Lain
📕📙📗📘
Ash-Shadiqiin dan Kesabaran dalam Konteks yang Lain
Oleh: Nurfitri Anbarsanti
#WednesdayAliImranWeek40Part3
Part 3
———————————————–
بسم الله الرحمن الرحيم
Di bagian ini, kita akan membahas kualitas karakter selanjutnya.
Di awal surat Ali Imran, ada pernyataan bahwa Al-Qur’an itu membenarkan kitab-kitab sebelumnya ( مُصَدِّقًا, Mushaddiq). Al-Quran berperan sebagai Mushaddiq terhadap kitab-kitab sebelumnya, dan kita sebagai orang mukmin harus menjadi seorang yang Shadiq, yang membenarkan, yang mengakui kebenaran itu.
Sehingga, di surat Ali Imran ayat 17, disebutkan tentang karakter Ash-Shadiqiin setelah karakter Ash-Shabiriin.
Dua tuntutan dari surat Ali Imran yang tadi sempat kita bahas di part 1, ternyata terrangkum dalam dua karakter yang disebutkan di Ali Imran ayat 17, yaitu karakter Ash-Shabiriin dan Ash-Shadiqiin.
Karakter Ash-Shabiriin adalah orang-orang yang tekun, orang yang tahan banting, orang yang istiqomah, orang yang tidak terombang-ambing dan orang yang tetap konsisten dalam komitmennya dalam Islam – bagaimanapun keadaannya, susah maupun senang.
Kemudian karakter Ash-Shadiqiin adalah orang-orang yang tetap dalam kebenaran.
Jika kita membahas kedua karakter ini di konteks yang lebih jauh dan lebih universal lagi, akan kita temukan pelajaran dan hikmah lainnya.
Allah ﷻ pernah berfirman bahwa akan ada waktu-waktu di dalam hidup kita di mana kita memiliki tingkat keimanan yang lebih tinggi dari biasanya. Ada waktu di mana kita berada di momen terdekat kita dengan Allah ﷻ, dan kita berdoa:
“Wahai Rabb kami, sungguh kami telah beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami, dan lindungilah kami dari azab neraka.”
Walaupun keimanan kita bisa naik dan turun, tapi komitmen kita kepada Allah ﷻ tetap.
Di waktu yang lain, keimanan kita diuji dengan mengalami kondisi yang sangat sulit. Di momen ini, kita harus berusaha keras agar tidak kehilangan iman kita. Nah, ini juga kesabaran. Kesabaran terhadap apapun yang menimpa kita.
Kesabaran yang kedua adalah kesabaran menahan hawa nafsu.
Akan ada waktu-waktu di mana dorongan-dorongan yang muncul dari dalam diri berupa kebutuhan fisik dan kebutuhan materi sangat menuntut dan menggoda. Muncul keinginan yang kuat untuk menjadi serakah, keinginan untuk lebih menikmati dunia.
Hawa nafsu ini menarik kita untuk menjauh dari pengorbanan yang diminta oleh Nabi Muhammad ﷺ. Kita harus berjuang juga untuk menahan diri dari seluruh godaan-godaan tersebut. Perjuangan kita untuk menahan hawa nafsu ini juga tergolong kesabaran.
Kita hidup di dunia yang dipenuhi oleh materi, yang membuat kita akan dengan mudah terjebak dalam keberadaan materi, sehingga kita lupa bahwa kita harus mengorbankan sebagian dunia tersebut untuk menjaga keseimbangan hidup kita.
Menjaga keseimbangan antara dunia dan pengorbanan untuk akhirat ini juga membutuhkan kesabaran yang besar.
———————————————–
Bersambung in sya Allah minggu depan.
Sumber:
Bayyinah TV – Surahs – Deeper Look – Ali Imran – 06. Ali Imran – Ayah 16-18 Ramadan 2018 (28:07-29:54)
📕📙📗📘
Penutup
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah