[VoB2021] The Signature of Allah


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Voice of Bayyinah(VoB) Hari ke-274

Topik: Pearl from Juz ‘Amma

Senin, 22 Maret 2021

Materi VoB Hari ke-274 Pagi | The Signature of Allah

Oleh : Wina Wellyanna

#MondayAnNabaWeek40Part1

Part 1

Kita sudah masuk ke bagian 2 dari tafsir surat An-Naba’. 

Sedikit recap bagian pertama, Allah menerangkan kekuasaan dan kekuatan-Nya dengan cara membandingkan keragaman ciptaan manusia dan ciptaan Allah. Terasa jauh sekali perbedaannya.

Jadi, bagaimana mungkin manusia berani menantang Allah, yang kemampuan menciptanya jauh di atas manusia.

Sudah sewajarnya manusia rendah hati terhadap penciptanya.

Selain itu, Ustaz menambahkan learn lessonnya, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan.

Alam naj’alil-arḍa mihādā, wal-jibāla autādā

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?.

Ayat selanjutnya Allah menciptakan manusia berpasangan.

Ayat selanjutnya Allah memasangkan malam dan siang.

Ayat selanjutnya Allah memasangkan langit dengan lampu yang sangat terang (matahari).

Kecuali satu yang tidak dipasangkan, nanti kita akan sampai di bagian tersebut.

Jika segala sesuatu Allah ciptakan berpasangan, logikanya alam dunia ini pun Allah ciptakan ada pasangannya.

Azwāj kata yang diartikan bukan hanya pasangan hidup bagi manusia, tapi juga pasangan bagi tubuh yang kita diami ini, tubuh berpasangan dengan ruh, zawj.

Ruh adalah entitas yang berbeda dengan tubuh, Allah menjodohkan keduanya, sehingga tercipta keberadaan manusia.

Bukan hanya ruh dan tubuh, tangan, mata, telinga, Allah ciptakan berpasangan.

🤲🏻👁️👁️👣

Wujud manusia tercipta dengan standar berpasangan, agar ada keseimbangan.

Bukti kebesaran Allah dalam penciptaan-Nya (kalau manusia mau menafakuri).

Contoh lain, kita hidup di masa merek dikenali kebanyakan manusia.

Kita paham merek mobil meski melihat dari jauh kalau memang mencintai dunia otomotif.

🚘🚗  

Kita tau jam merek TAG Heuer atau Rolex yang dipakai seseorang kalau mencintai dunia jam tangan.

Wanita mengenali tas Chanel asli dari jarak 25 mil.

🙃🙃🙃

Pencinta dunia arsitek akan mengenali karya seorang perancang dari hanya melihat bangunannya.

🏢🏬

Allah adalah pencipta, memproduksi sesuatu, menciptakan materi, dan memiliki “tanda tangan” di setiap ciptaan-Nya.

Ciptaan-Nya selalu berpasangan, salah satu signaturenya Allah.

In syaa Allah berlanjut ba’da Zhuhur.

Sumber: 

Bayyinah TV  – Quran – Deeper Look – 02. An-Naba (Ayah 14-37) – A Concise Commentary (00:00-3:20)


Materi VoB Hari ke-274 Siang | “Di Mana Kamu?”

“Di Mana Kamu?”

Oleh : Wina Wellyanna

#MondayAnNabaWeek40Part2

Part 2

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Sebagaimana seisi alam dan manusia diciptakan berpasangan, kehidupan di alam dunia juga memiliki pasangannya.

Hidup (manusia) di alam dunia berpasangan dengan hidup (manusia) di alam akhirat.

Sebuah perumpamaan yang elegan dari Allah untuk membantah mereka yang mendustakan hari akhirat.

Subhanallah.

 ✨✨✨

Bagaimana Allah menciptakan tubuh manusia kemudian meniupkan ruh dari dunia “lain”, jadi eksistensi manusia setengahnya terhubung dengan alam “lain”.

Ustaz bercerita, beliau pernah ditanya gurunya waktu di dalam kelas: 

“Nouman, kamu ada di mana?”

Ustaz mengira, gurunya sedang menegur beliau karena tidak memperhatikan

Umm, di sini” sambil menunjuk ke dirinya sendiri.

Guru Ustaz menjawab lagi

“Bukan, kamu sedang menunjuk dada kamu, tapi kamu di mana?”

Ustaz masih agak bingung, dan menjawab sambil menunjukkan arah tangannya ke seluruh tubuhnya untuk menjawab.

Gurunya kembali menjawab

“Bukan, itu tubuhmu, di mana ‘kamu?’”

Ustaz kemudian paham maksud pertanyaan guru beliau.

Tubuh ini hanya sebuah mesin, ada syaraf motorik agar bisa diperintahkan untuk bergerak, ada fungsi-fungsi dari setiap anggota tubuhnya, dan membutuhkan bahan bakar.

Dan tentu ada pengemudi yang mengendalikan mesin ini, bukan?

🚜🏎️

Pengemudi ini diletakkan di dalam mesin oleh Allah, yaitu ruh.

Suatu hari nanti mesin ini akan expired, akan berhenti berfungsi.

Tapi pengemudinya akan dikeluarkan dari mesin, dan akan tetap hidup, untuk ditanya dan dimintai pertanggungjawabannya.

Kelak, pengemudi ini akan mendapatkan mesin yang baru, pada hari Kebangkitan.

Subhanallah.

Kalau dipikir lebih dalam, konsep penciptaan Allah yang serba berpasangan ini sungguh menakjubkan.

Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab dan orang-orang Arab saat itu sering bepergian. 

Ustaz mengajak kita membayangkan atmosfer jazirah Arab zaman dahulu agar bisa mengapresiasi perumpamaan berpasangan dari surat An-Naba’.

Alam naj’alil-arḍa mihādā,

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?.

Bumi yang berupa hamparan luas, lebar.  

Sebagaimana gurun yang biasa dilalui orang-orang Arab ketika bepergian.  Luas, lebar, jauh menghampar.

 🏜️

wal-jibāla autādā

dan gunung-gunung sebagai pasak?.

Lalu bayangkan ketika malam tiba, traveler memancangkan tiang untuk membangun tenda.

Bentuk tenda yang mirip dengan gunung.

 ⛺

Setelah tenda terpasang, traveler dan pasangannya masuk ke dalam tenda.

Wa ja’alnal-laila libāsā

Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian.

Ngomong-ngomong, Allah menyandingkan lail (malam) dan libāsā (pakaian) hanya di surat an-Naba’ dan di surat Al-Baqarah ayat 187 ketika membahas tentang Ramadan.

Kenapa ya?

Berlanjut in syaa Allah ba’da Ashar.

Sumber: 

Bayyinah TV  – Quran – Deeper Look – 02. An-Naba (Ayah 14-37) – A Concise Commentary (03:20-    06:45)


Materi VoB Hari ke-274 Sore | A Traveler’s Cycles

A Traveler’s Cycles

Oleh : Wina Wellyanna

#MondayAnNabaWeek40Part3

Part 3

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Di surat An-Naba’ malam diibaratkan sebagai pakaian, sementara di surat Al-Baqarah ayat 187 pasangan hidup kita diibaratkan pakaian, kenapa? 

Karena malam menutupi bumi bagai pakaian, dan pada malam hari istri tidur di samping suaminya dan sebaliknya, mereka adalah pakaian bagi masing-masing.

Kembali ke cerita traveler di gurun tadi, karena waktu sudah hampir malam, mereka kemudian mendirikan tenda, dan ia tidur di samping istrinya. 

Tahapan yang dilalui persis seperti di dalam surat An-Naba’

Wa ja’alnā naumakum subātā

Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.

Kemudian malam tiba.  

Wa ja’alnan-nahāra ma’āsyā,

Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.

Lalu pagi datang, traveler tadi tentu sudah merapikan tendanya, bangkit dan mencari penghidupan.

Kemudian apa yang ia lihat di sekelilingnya?

Langit luas tak berujung.

Ustaz teringat pekerja proyek membangun rel berkewarganegaraan Cina punya kata-kata yang ngehits:

“Langit di Texas lebih luas ya” 

The sky is bigger in Texas.

Waktu itu Ustaz belum tinggal di Texas, masih di New York.

Ketika akhirnya Ustaz pindah ke Texas, beliau mengakui

“Iya, langit di Texas lebih luas”

Dan sudah pasti langit terlihat lebih luas di gurun.

Wa banainā fauqakum sab’an syidādā

Dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh.

Kemudian terlihat lampu yang seolah digantung di langit; matahari.

Wa ja’alnā sirājaw wahhājā

Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),

Wahhāj atau pelita terang yang memanasi bumi dengan sangat panas terutama di gurun.

Kalau ada yang pernah merasakan umrah di bulan yang teriknya mencapai lebih dari 40͒ C, bahkan untuk melihat saja sangat sulit pasti tau bagaimana teriknya matahari (wahhāj) di gurun.

Ustaz bahkan berkelakar telur bisa matang kalau diletakkan di kepala.

Allah menggambarkan sebuah siklus perjalanan satu malam seorang traveler dari ayat 6 sampai 13.

Penggambaran yang sangat kuat dari-Nya, karena ketika malam berakhir dan pagi menjelang, apa yang biasanya si traveler lakukan? 

Merapikan tenda dan melanjutkan perjalanannya.

Dengan penggambaran siklus seorang traveler yang telah bermalam di gurun, Allah seakan ingin mengatakan, kehidupan manusia seolah-olah hanya satu hari saja, dan manusia adalah traveler.

Akan ada hari di mana manusia merapikan tendanya dan pergi.

Sama halnya akan ada hari di mana Allah akan “merapikan” gunung di bumi.

Berlanjut in syaa Allah minggu depan.

Sumber: 

Bayyinah TV  – Quran – Deeper Look – 02. An-Naba (Ayah 14-37) – A Concise Commentary (06:45-09:20)

Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲

Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏

Jazakumullahu khairan😊

Salam,

The Miracle Team 

Voice of Bayyinah

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s