🌿🌿 *SSS NAK Indonesia* 🌿🌿
Bismillahirrahmanirrahim.
In syaa Allah hari ini kita ada agenda rutin sharing pekanan.
Teknisnya:
1️⃣ Tonton video ini ⬇️
**Kurang dari 21 menit. Ada subtitlenya.
2️⃣ Catat poin-poin menarik, insight, share ke sosial media/blog/podcast.
3️⃣ Kirim tanggapan/pertanyaan terkait video di grup wa/telegram NAKIndonesia.
🗓 SSS-nya in syaa Allah dilaksanakan tiap Sabtu paralel di grup whatsapp dan telegram NAK Indonesia.
Yuk ramaikan ^^
👤 Mas Agung
Beberapa waktu yang lalu sempat nonton video yang jadi pembahasan SSS kali ini.
Sebelum nonton video ini saya gak bener-bener paham dan connect dengan kalimat Subhanallah.
Kalau lihat di terjemahan, Subhanallah itu artinya, Maha Suci Allah.
Ummm….ok……
Saya pribadi masih tetep bingung dengan terjemahan seperti itu.
Bingung suasana hati seperti apa yang seharusnya hadir ketika membaca kalimat itu.
Rasanya selama ini hanya sebatas di lisan saja tanpa melibatkan hati ketika membaca itu.
Padahal kalimat Subhanallah atau kalimat yang serupa dengannya ini banyak sekali kita ucapkan dalam satu hari.
Satu hari kita melakukan 17 rakaat salat wajib. satu rakaat terdiri dari 1 kali ruku’ dan dua kali sujud.
Dan di saat ruku’ dan sujud itu kita membaca kalimat yang serupa dengan Subhanallah sebanyak 3 kali ( 17 x (1+2) x 3 = 153 kali )
Belum lagi dzikir setelah salat wajib, membaca Subhanallah 33 kali ( 33 x 5 = 165 kali )
Dzikir pagi ( setidaknya 100 kali )
Dzikir petang (setidaknya 100 kali )
Belum termasuk membaca di salat tahajud, dhuha, rawatib jika itu pun dijalankan.
Pada doa Nabi Yunus yang jadi pembahasan sebelumnya pun mengandung kalimat _Subhanaka_
Jadi ada banyak dan sering banget kita baca ini. Tapi sudahkah kita menghadirkan hati ketika membacanya?
Dan kalimat Subhanallah ini tidak hanya digunakan untuk kegiatan ritual ibadah saja.
Kita seharusnya akan sering mengucapkan kalimat ini di luar ritual ibadah, jika kita sudah paham maknanya.
Mungkin ini kalimat pujian terbanyak yang akan kita baca dalam satu hari.
Kalau kita diperintahkan membaca sebanyak itu, maka pasti ada kebaikan besar di dalamnya.
Maka meluangkan waktu 20 menit dan merelakan sedikit kuotanya dipakai untuk belajar, saya rasa sangat layak untuk diusahakan untuk menonton dan belajar dari video ini.
Semoga setelah menonton ini, kita bisa menghadirkan hati dan gak sebatas di lisan ketika membacanya.
Dan semoga kita jadi gak bingung dan gak tertukar lagi kapan menggunakan kalimat Subhanallah atau Masya Allah 😅
👤 Mas Agung
Hal yang paling menarik buat saya dari video ini adalah
Saya ngerasa kenapa Allah perintahkan kita membaca kalimat Subhanallah atau yang serupa dengannya ratusan kali dalam sehari ketika ustadz NAK menjelaskan ayat ini di video tersebut
Sabbih bihamdi rabbika
( surat Al-Mumin ayat 55 )
Atau kita sering berdzikir dengan bacaan
Subhanallah walhamdulillah
Selalu Subhanallah dulu, baru kemudian Alhamdulillah. Kenapa Subhanallah dulu ya?
Yang saya pahami dari penjelasan beliau adalah
Rasa syukur kepada Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah itu akan terasa kosong, hampa, jika kita tidak menginternalisasi kalimat Subhanallah terlebih dahulu.
Makannya harus diawali dengan pemahaman dan keyakinan atas Subhanallah dulu barulah Alhamdulillah kita jadi sempurna.
Kalimat Subhanallah sendiri berfungsi untuk mencegah kita berpikir buruk, bersikap kritis terhadap Allah.
Maka jika masih kritis terhadap ketetapan Allah, maka kita akan sulit untuk bersyukur.
Mungkin itu sebabnya kita ratusan kali setiap hari diperintahkan untuk membaca Subhanallah, agar berlatih untuk selalu berpikir positif kepada Allah, apa yang Dia lakukan selalu sempurna.
ratusan kali sehari pikiran kita dilatih agar selalu positif kepada Allah (Subhanallah) –> maka jadi mudah bersyukur (Alhamdulillah) –> sehingga lebih menikmati hidup.
Saya jadi keingat penjelasan Ustaz NAK di video lainnya, ini Videonya
di menit ke 24:00 beliau menyebutkan hadis berikut ini
” Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “ Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim”
(Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung).
(HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)
Ustaz NAK menjelaskan bahwa, bukan ucapan di lidah lah yang membuat kalimat ini jadi berat di timbangan amal nanti.
Tapi keyakinan dan amalan hati lah yang membuatnya begitu disukai Allah sehingga kalimat tersebut jadi begitu bernilai di timbangan amal
Semoga kita bisa selalu menghadirkan hati ketika membaca kalimat Subhanallah ini sehingga kita bisa mendapatkan keutamaan-keutamaannya.
Wallahualam bissawab. Mohon dikoreksi jika ada kesalahan
Sumber teks hadis: https://rumaysho.com/1394-ringan-di-lisan-berat-di-timbangan.html
👤 Mas Agung
Pernah dengar hadis yang disebutkan YQ di menit 26:18 di video ini.
Hadis yang kemudian jadi salah satu bacaan doa dzikir istimewa yang Rasulullah shallahu alaihi wassalam ajarkan pada istrinya.
Dzikir yang pendek tapi nilainya besar, yang mungkin sedikit ada hubungannya dengan kalimat Subhanallah
dari istri Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, Juwairiyah radhiyallahuanha.
bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam keluar dari rumah Juwairiyah pada pagi hari usai shalat Subuh.
Sedangkan dia (Juwairiyah) tetap di tempat shalatnya (di dalam rumahnya).
Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kembali setelah terbit fajar (pada waktu dhuha),
sedangkan Juwairiyah masih tetap duduk di tempat shalatnya berdoa dan beribadah. Setelah itu, Rasulullah menyapanya:
” Juwairiyah, kamu masih belum beranjak dari tempat shalatmu?”
Juwairiyah menjawab;
” Ya. Saya masih di sini, di tempat semula ya Rasulullah.“
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
” Setelah keluar tadi, aku telah mengucapkan empat rangkaian kata-kata, yang kalimat tersebut jika dibandingkan dengan apa yang kamu baca seharian tentu akan sebanding (sama nilainya di hadapan Allah) “
yaitu
SUBHAANALLOHI WA BI-HAMDIH, ‘ADADA KHOLQIH, WA RIDHOO NAFSIH, WA ZINATA ‘ARSYIH, WA MIDAADA KALIMAATIH.
(Artinya: Mahasuci Allah. Aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘Arsy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya).”
(HR. Muslim, no. 2726)
Dalam riwayat lain disebutkan bacaan dzikirnya adalah
“ SUBHANALLOHI ‘ADADA KHOLQIH, SUBHANALLOHI RIDHO NAFSIH, SUBHANALLOHI ZINATA ‘ARSYIH, SUBHANALLOHI MIDAADA KALIMAATIH”
(artinya: Mahasuci Allah, sebanyak makhluk-Nya, Mahasuci Allah sejauh kerelaan-Nya, Mahasuci Allah seberat timbangan ‘Arsy-Nya, Mahasuci Allah sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya)
Sumber teks hadis https://rumaysho.com/16953-faedah-sirah-nabi-istri-nabi-juwairiyyah-binti-al-harits.html
👤 Pak Heru
Salut dengan ustaz yang sabar dalam menjelaskan. Tidak “kejar setoran”. Karena waktunya tidak cukup untuk membahas subhaanallaah dan alhamdulillaah sekaligus, ya subhaanallaah saja.
Bahwa ustaz tidak sempat membahas alhamdulillah, itu pun juga bagian dari rencana Allah yang sempurna. Subhaanallaah.
Salut juga untuk tim SSS yang memilih diskusi ini karena relevan dengan situasi saat ini. Ada hujan yang turun cukup lama sehingga beberapa wilayah di Indonesia terendam banjir, ada satu juta pelanggan listrik yang masih _remain without power_ di seluruh Amerika.
Karena Allah izinkan ini terjadi, maka, subhaanallaah, itulah rencana terbaik-Nya. Itulah bagian dari rencana-Nya yang sempurna.
Ustaz juga pernah menjelaskan bahwa ngegosip, apalagi kalau yang digosipin adalah sesama orang yang beriman, adalah sebuah tindakan amoral yang menghina kesempurnaan-Nya yang telah menciptakan hamba-Nya yang beriman itu.
Maka, jika kita ngegosip atau, karena kemungkinan di grup ini tidak ada yang seperti itu, jika kita mendengarkan gosip tentang seseorang, kita harus sadar bahwa kita bukan saja sedang melakukan tindakan tidak bermoral terhadap orang itu, tapi kita juga sedang “berurusan” dengan Allah.
Ada doa yang direkomendasikan ustaz saat kita mendengarkan gosip, yakni subhaanaka haadzaa buhtaanun ‘azhiim. Lagi-lagi, doa ini diawali dengan subhaanaka sebagaimana doa malaikat setelah “bertanya” kepada Allah tentang penciptaan Adam ‘alayhis salaam.
Kajian tentang hubungan antara gosip dan menjaga kesempurnaan Allah itu sendiri ada di BTV yakni di Deeper Look Surah Al-A’la. Sedangkan doa yang direkomendasikan ustaz saat kita mendengar gosip tadi, ada di surah An-Nur, 24:16.
Wallaahu ta’aalaa a’lam
👤 Mas Agung
Versi gratisan di Youtube tentang An Nur yang disebut pak Heru ada di video ini
Kalau tidak salah tentang bagaimana sikap muslim ketika mendengar berita seperti fitnah terhadap Asiyah radiallahuanha.
Bagus juga kapan kapan bahas video ini, cuma kayanya ga ada subtitlenya
Sekarang lagi banyak berita aib rumah tangga orang diumbar kesana sini. Saking banyaknya yang ga niat liat pun pasti jadi tau
👤 Mas Agung
Mungkin bisa share ilmunya kah pak yang dari BTV bagaimana kaitan antara ngegosip dengan kesempurnaan Allah?
👤 Pak Heru
Sejak ikut ESQ sih dulu sudah pernah dapat pencerahan soal ini. Allah itu Maha Sempurna. Maka ciptaan-Nya pun sempurna. Apalagi setiap manusia itu juga berasal dari “pejuang” (sebelum sel sperma membuahi sel telur) yang akhirnya keluar sebagai “pemenang” (setelah pembuahan) lalu menjadi zigot
👤 Ajeng Hartanti:
Nah tentang gosip ini sangat familiar sekali ditengah2 lingkungan dan bahkan keluarga.. gimana ya cara kita untuk menghindari nya?
👤 Mas Agung
Bukan bermaksud menjawab sih. Cuma kasih referensi kajian yang mungkin cocok untuk ditonton
Part 1
Part 2
Ustadz NAK pernah jelasin cukup komprehensif sih sebenernya di dua kajian ini.
Tentang bagaimana seharusnya sikap seorang muslim jika mendengar rumor, beliau membahas kasus fitnah terhadap Aisyah
Doa yang disebutkan pak Heru ada di part 2, tapi menurut saya penting untuk nonton part 1 nya dulu.
Menariknya ustadz NAK bilang di part 1 bahwa ketika Allah membahas kasus Aisyah di awal surat An-Nur ini, Allah tidak menyebut nama atau tidak merefer beliau radiallahuanha sebagai kata ganti orang.
dan seingat saya di kajian sirah Yasir Qadhi ketika beliau membahas bagian fitnah terhadap Aisyah, seingat saya beliau bilang
bahwa ulama-ulama terdahulu yang jadi rujukan sirah pun tidak mendetailkan kejadian fitnahnya seperti apa sebagai bentuk adab terhadap Ummul Mukminin.
sangat berbeda dengan keadaan sekarang dimana aib rumah tangga orang justru di cari-cari, diekspos, di goreng-goreng terus sampe minyaknya kering karena laku dikonsumsi dan menghasilkan cuan.
👤 Mas Agung
Saya mungkin salah baca pertanyaannya
Maksudnya menghindari ini apakah
a. Menghindari supaya gak ikut-ikutan gossip
b. Saat ini sedang jadi bahan bulan-bulanan, karena orang lain sedang mengghibahi diri kita. Dan kita ingin lepas dari itu
Kalau untuk kasus A, bisa nonton video yang saya share sebelumnya.
Tapi untuk kasus B kebetulan saya pernah nonton video Ustadz NAK yang ini
Beliau membahas doa dari Nabi Nuh, dimana Nabi Nuh yang jadi bahan, dan beliau membaca doa yang ada di surat Al-Mu’minun ayat 26
Rabbi ansurni bima kazzabun
( my master, give me aid against the lies that they make about me )
👤 Mba Vivin
Mau sharing, tapi ga nyambung, tapi semoga bermanfaat.
Dulu ketika kami mempermasalahkan mainan/makanan apa yg harus dibawa agar anak-anak anteng ketika ikut kajian offline, guru kami memberi ide,
Coba anak2 dikasih kesibukan tiap lihat mobil melintas bilang subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘azhim.
Tips parenting sederhana, tapi ga kepikiran.
👤 Bella
Tentang video yg dibahas kemarin.
Kalau saya jadi keinget quotesnya ustadz Salim A. Fillah.
“Ketika kita mengubah sikap mental kita kepada Allah, dari tidak mau tahu menjadi peduli, dari berburuk sangka menjadi ber-hunuzhzhan, dan dari ragu menjadi yakin padaNya, saat itulah Allah akan menunjukkan jalan-Nya kepada kita.”
Kerasa banget, saat kita ngubah sikap mental kita ke Allah — dan ini nyambung sama perintah untuk bertasbih — cara kita menyikapi masalah berubah, rasa bersyukurnya jadi lebih dapet feelnya, dan banyak hal lain.
Masih quotes dari ustadz Salim, terkait prasangka pada Allah.
***
“Maka makna bahwa Dia di sisi prasangka hambaNya adalah,
“Barangsiapa merasa dirinya berdosa dan yakin bahwa Allah Maha Pengampun, niscaya Allah mengampuninya.
Barangsiapa merasa bahwa dirinya hina dan yakin bahwa Allah Maha Mulia, niscaya Allah meluhurkannya.
Barangsiapa merasa bahwa dirinya bodoh dan yakin bahwa Allah Maha Tahu, niscaya Allah memberinya ilmu.
Barangsiapa merasa bahwa dirinya lemah dan yakin bahwa Allah Maha Kuat, niscaya Allah menguatkannya.
Barangsiapa merasa dirinya faqir dan yakin bahwa Allah Maha Kaya, niscaya Allah mencukupinya.”
***
Kutipan yg kedua sumbernya dari sini http://salimafillah.com/siapa-menguji-siapa-3/
👤 Mas Agung
Saya izin share hal menarik dari video ini supaya kita bisa lebih berpikir positif terhadap Allah.
Di video ini Ustadz NAK membahas ayat ke 11 dari surat Al Hajj. Tentang orang yang imannya goyah.
” Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi”
” maka jika ia memperoleh kebaikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, “
” dan jika ia ditimpa oleh suatu (fitna/ujian), berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat “_
( QS 22:11 )
menarik ketika di menit ke 6:27 ustadz NAK menjelaskan hal ini
Kondisi 1:
Jika seseorang diberikan kebaikan maka ia …..
Kondisi 2:
Tapi jika seseorang diberikan (fitna/ujian) maka ia …..
Kalau di kondisi pertama Allah berikan kebaikan, maka kita mungkin menduga bahwa kebalikan dari kebaikan adalah keburukan
Seharusnya kondisi 2 itu
Jika Allah timpakan keburukan maka ia ……
Tapi Allah katakan ‘berikan ujian’.
Maka jika kita sedang dalam kondisi kurang baik maka kita bukan sedang ditimpakan keburukan.
Tapi Allah sedang berikan ujian supaya kita menjadi hamba yang lebih baik
Wallahualam bissawab