Mutiara dari Pemilik Kita


Oleh: Naima Bibianasyifa.

Assalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh, saya ingin bertanya kepada semua, apa pandangan kalian terhadap Ayatul Kursiy?

Pasti semua sudah hafal luar kepala mengenai ayat ini.

Ayat ke-255 dari surat Al-Baqarah. Sebelum saya melanjutkan mengenai “mutiaranya”, saya ingin membahas dari sisi linguistiknya.

Ayatul Kursiy terdiri dari 9 kalimat, kalimat pertama,

“Allahu laa ilaa ha illa huwa al-hayyu al-qayyuum”.

Kalimat ini diakhiri dengan 2 nama Allah, “Al-Hayyu” dan “Al-Qayyuum”, Maha Kekal dan Maha Mengurus.

Luar biasanya, kalimat pertama terhubung dengan kalimat terakhir,

“Wa huwa-al ‘aliyyul ‘aazhiim”.

Masya Allah, keduanya juga diakhiri dengan dua nama Allah.

Begitu juga dengan ayat kedua dan kedelapan.

Keduanya membahas bahwa “menjaga” seluruh mahluk Allah, tidak membuat Allah sinah dan nauum, mengantuk dan tidur.

Begitu juga dengan ayat ketiga dan ketujuh, keempat dan keenam.

Yang menjadi poin hari ini adalah ayat ketiga dan ketujuh, bahwa Allah itu Maalik dan Malik.

Apa bedanya? Maalik itu “Pemilik” dan Malik itu “Raja”. Mungkin ada yang bingung dalam mengartikan ini.

Kata Ustaz Nouman, Maalik itu terhubung dengan kepemilikan atas benda.

Benda yang dimiliki pasti hal kecil,

“Your are the owner of your pen, but you do not say, ”I am the royal sovereign of this pen,'”😅. Begitu kata Ustaz.

Maalik berkaitan dengan memiliki benda, benda-benda kecil, HP, laptop, dan semacamnya.

Ini mengartikan bahwa segala hal, bahkan hal kecil pun dimiliki oleh Allah. Sedangkan Malik berkaitan dengan mengurus manusia.

“You’re not the king over a piece of land, but you’re the king over the people who lives on that land”.

Inilah yang menjadi “mutiara” bagi kita, bahwa Allah menurunkan Ayatul Kursiy sebagai pengingat, bahwa Allah adalah “Pemilik” dan “Raja” dari kita.

Allah memiliki kita dan mengurus kita.

Karena Allah adalah Raja, Allah pasti mengurus mahluknya, menjaga mahluknya.

Itulah sebab kenapa Ayatul Kursiy sangat terkenal sebagai perlindungan diri.

Perlindungan diri kita dari jin, syaitan, dan lainnya. Sering dibaca dalam dzikir, salat, bahkan masuk sebagai bacaan wajib sebelum tidur.

Karena, selama kita hidup, pasti akan ada yang mengganggu, gangguannya bisa kecil dan bisa besar.

Gangguan itu dari siapa? Dari jin, musuh bebuyutan kita sampai Hari Akhir kelak.

Bagi saya, ini sangat membuka pandangan saya terkait Ayatul Kursiy.

Meskipun dari kecil saya sudah mengetahui dan hafal, baru kali ini saya bisa mengenal dan memahami Ayatul Kursiy.

Betul kata Ustaz, Kita akan menjadi lebih menghargai ayat ini.

Jujur, saya jadi semakin tergerak untuk selalu membacanya.

Saya harap para pembaca dapat mengambil ibrah dari sini, dan juga bisa mengenal lebih tentang ayat penjaga kita dari Yang Maha Mengurus.

Wassalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s