Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-257
Topik: Pearls from Al-Kahfi
Jum’at, 05 Maret 2021
Materi VoB Hari ke-257 Pagi | Syariat yang Dihapus
Ditulis oleh: Wina Wellyanna
#FridayAlKahfWeek37Part1
Part 1
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Bagaimana hubungan antara QS Ali-Imran ayat 50 dan ajaran yang dibawa oleh Pauline?
Selain konsep trinitas, sebelumnya kita juga harus tahu perubahan-perubahan “sangat serius” yang dibawa oleh Pauline yang di kemudian hari dijelaskan oleh Al-Qur’an, seperti apa contohnya?
Yang paling signifikan adalah cara pandang kaum kristiani yang didominasi oleh ajaran Pauline setelah ia membawa perubahan ini.
1️⃣▶️ Pertama, ia menghapus hukum-hukum yang dibawa oleh Nabi Musa a.s.
Tidak ada syariat Allah lagi di muka bumi, kaum kristiani tidak butuh syariat, poin ketiga akan menjelaskan kenapa kaum kristiani tidak butuh syariat yang dibawa oleh Nabi Musa a.s dan dibenarkan oleh Nabi Isa a.s.
2️⃣▶️ Kedua, ia menghapus tauhid dan menggantinya dengan trinitas.
3️⃣▶️ Ketiga, memberikan konsep Nabi Isa a.s menjalani rasa sakit untuk menebus dosa-dosa umatnya.
Mengapa kita sebagai manusia harus mematuhi Allah?
Sebagai hamba-Nya, kita menjalankan apa yang Allah tetapkan, berpuasa, salat, berhaji, meski belum sempurna dalam menjalani, tapi ketetapan Allah wajib kita patuhi.
Dan di sini kesempatan kita untuk berdoa kepada Allah.
Waktu terbaik untuk berdoa? Ramadan.
Kapan lagi? Setelah salat.
Lalu kapan lagi? Ketika menjalani perintah berhaji.
Benar sekali, waktu paling dekat dengan Allah dan waktu terbaik untuk berdoa adalah saat-saat di mana kita sedang patuh menjalani perintah Allah.
Juga, hal paling penting yang kita minta kepada Allah di waktu-waktu tersebut adalah ampunan-Nya. Benar kan?.
Simplenya, ketika kita sedang beribadah kepada Allah pada saat yang sama kita sedang mensucikan diri kita dari dosa-dosa, meminta dibukakan pintu-pintu maafnya Allah.
Seperti itu hubungan antara doa dan mengapa kita beribadah kepada Allah.
Nabi Ibrahim a.s mendirikan Ka’bah dan berdoa meminta ampunan Allah:
Rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī’ul-‘alīm
“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Banyak lagi contoh-contoh manusia terdahulu beribadah kepada Allah kemudian meminta kepada Allah.
Untuk kaum Kristiani, kepatuhan kepada Allah sudah tidak diperlukan karena telah dihapusnya syariat Allah.
Tapi manusia pasti berbuat kesalahan dan membutuhkan ampunan, kan?
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 08. Al-Kahf and Dajjal Part 1 – A Deeper Look (26:30 – 28:50)
Materi VoB Hari ke-257 Siang | Kafarat
Ditulis oleh: Wina Wellyanna
#FridayAlKahfWeek37Part2
Part 2
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Lalu bagaimana dengan manusia yang selalu melakukan dosa tapi membutuhkan ampunan Allah?
Janji Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 186
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku)”
Berdoa dan mematuhi perintah-Nya. Dua hal yang tak terpisahkan.
Jadi, Pauline menghilangkan syariat yang dibawa Nabi Isa a.s, dan menggantinya dengan “syariat” baru, rasa sakit dan darah yang keluar dari tubuh (yang mereka anggap) Nabi Isa a.s karena disalib seolah sebagai penebus semua dosa-dosa jemaahnya.
Siapa yang butuh syariat kalau sudah ada yang menjadi penebus segala dosa? 🤷♂️
Manusia-manusia yang lahir sebelum era Yesus bisa dibilang tidak beruntung, mereka harus beribadah agar dosa-dosanya diampuni. 😶😶😶
“Tapi tidak untuk kami, dosa kami sudah ditebus olehnya” ini menurut pemahaman kaum kristiani.
Gagasan ini dalam Islam disebut al-kafarah atau kafarat artinya penebusan, membayar atas suatu hal, seperti membayar kafarat karena telah bersumpah, atau membayar kafarat karena melanggar janji.
Yesus dianggap membayar kafarat untuk dosa-dosa kaumnya.
Akan tetapi yang menjadi isu utama sebetulnya adalah gagasan mengenai inkarnasi.
Kita akan memahami asal muasal gagasan yang menjadikan Yesus sebagai Tuhan sebagai inti kepercayaan kaum kristiani, karena mereka percaya pada inkarnasi.
Kemudian Paul menyebarkan ajaran atau gagasan ini kepada seluruh umat manusia.
Padahal, Nabi Isa a.s baik dalam Al-Qur’an maupun Injil mengatakan bahwa ia hanya diutus untuk bani Israil.
Oleh karena itu, Nabi Isa selalu memulai dengan berseru:
“Wahai, Bani Israil” dan bukannya “Wahai, umat manusia”
Pauline menyebarkan ajaran ini kepada seluruh umat manusia, kaum kafir (versi Pauline) pun juga diajak mengikuti ajaran Nabi Isa a.s.
Ustaz Nouman kemudian memberikan kita pertanyaan, mengapa beliau berbagi pengetahuan sekilas sejarah Kristen?.
Untuk beberapa alasan yang akan beliau jelaskan nanti.
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 08. Al-Kahf and Dajjal Part 1 – A Deeper Look (28:50 – 31:28)
Materi VoB Hari ke-257 Sore | Di Ujung Jalan Isme
Ditulis oleh: Wina Wellyanna
#FridayAlKahfWeek37Part3
Part 3
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Pada abad ke-14, karya Ibnu Sina banyak diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, beliau hidup pada masa Dinasti Abbasiyah, pemerintahan pada saat itu sangat tertarik mempelajari ilmu filsafat.
Sebaliknya, Gereja sangat anti dengan ilmu filsafat dan menghukum siapapun yang mempelajarinya, sehingga kaum Kristen yang sangat ingin mendalami ilmu filsafat akan lari ke negara muslim.
Hasilnya dalam beberapa abad, pola pikir mereka yang tadinya terdoktrin Gereja menjadi lebih rasional, tumbuh aliran rasionalisme, sehingga banyak yang mengkritik Injil.
Hal ini menimbulkan gelombang revolusi menentang Gereja di Eropa, memprotes kebijakan-kebijakan Gereja yang tidak masuk akal, sering menindas. Eropa gaduh!.
Masa-masa itu disebut masa renaisans atau kebangkitan kembali.
Di saat yang sama, gerakan Protestan juga terbentuk. Renaisans dan Protestan.
Inti dari gerakan Protestan adalah untuk menjadikan kitab injil lebih demokratis, ini akibat gereja yang terlalu mengeksklusifkan kitab Injil, hanya Gereja Katolik yang boleh menerbitkan dan menafsirkan kitab Injil, bahkan untuk membaca kitab Injil saja tidak diizinkan selain pihak gereja.
Kaum rasional berpandangan kenapa membaca kitab Injil dilarang? Semua orang berhak untuk membaca kitab Injil.
Hal ini menimbulkan sebuah kesimpulan: agama tidak boleh dikontrol, karena jika ada yang mengontrol, mereka cenderung menjadi penindas. Ini menurut pemahaman kaum Protestan.
Orang-orang Eropa kemudian menjadi alergi pada agama, akibat penindasan Gereja selama berabad-abad tadi, jadi mereka memutuskan untuk memisahkan agama dengan kehidupan sehari-hari atau disebut sekularisme.
Saking alerginya mereka memutuskan tidak akan pernah terjadi lagi, selama-lamanya agama memasuki lingkup pemerintahan dan mengatur masyarakat.
Sebenarnya, jangan menyalahkan mereka, karena terbiasa diperlakukan tidak adil dan ditindas berabad-abad, ini hanya sebuah reaksi masyarakat dari aksi Gereja.
Kemudian filsafat menjadi sesuatu yang ngehits setelah memasuki masa renaisans, hanya dalam 300 tahun Eropa mengalami lonjakan kemunculan filsuf-filsuf dengan jumlah yang mengejutkan.
Para filsuf ini membagikan buah pemikirannya dan gemar berdiskusi dengan masyarakat, sehingga banyak sekali cabang-cabang ilmu baru yang hadir, yang kita sebut sebagai filosofi barat (western philosophy).
Naturalisme, materialisme, skeptisisme, logisme, positivisme, humanisme, realisme, dan banyak lagi isme-isme lain.
Semua isme ini memiliki ujung yang sama, meski mereka berbeda arah, tapi memiliki ujung jalan yang sama, sebuah ancaman untuk agama.
Apa itu?
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / 08. Al-Kahf and Dajjal Part 1 – A Deeper Look (31:28 – 34:40)
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah