﷽
Voice of Bayyinah (VoB) Hari ke-252
Topik: Heavenly Order
Ahad, 28 Februari 2021
Materi VoB Hari ke-252 Pagi | Tatanan Surgawi – Pembuka
Oleh: Muchamad Musyafa
#SundayHeavenlyOrderWeek36Part1
Part 1
🌳🌸
Ada yang baru di hari ahad ini. Kali ini kita akan membahas topik yang baru.
Heavenly Order.
Tatanan Surgawi.
🌳🌸
Sesungguhnya ustaz Nouman cukup terintimidasi oleh subjek yang sudah beliau cintai ini sejak lama. Beliau memiliki berbagai macam gagasan tentang subjek ini. Beliau banyak belajar dan melakukan riset terkait subjek ini. Ini adalah usaha pertama baginya untuk menyusun dan merapikan semua gagasan itu. Beliau berusaha menyajikannya secara komprehensif. Ustaz tidak mengklaim apa yang nanti disampaikan adalah pendapat yang benar dan absolut. Ini adalah yang terbaik yang ustaz mampu pahami.
Semoga apa yang disampaikan nanti dapat bermanfaat di dalam perjalanan para pembaca dalam memahami Al-Quran. Semoga Allah ﷻ memberi kemudahan kepada para penulis VoB untuk menyajikan topik ini kepada para pembaca.
🌳🌸
Ustaz telah mencoba untuk menyelesaikan subjek pembahasan tentang tatanan, organisasi, urutan dan koherensi dari Al-Quran sejak beliau mengawali mempelajari Al-Qur’an. Pertama kali ustaz membaca terjemahan Al-Qur’an, beliau merasa bingung. Dulu beliau merasa Al-Qur’an tidak disusun berurutan berdasarkan topik-pertopik. Al-Qur’an ini sangat tidak beraturan jika dibandingkan dengan buku-buku lainnya.
Buku-buku umumnya memiliki alur maju yang logis. Apa yang diawali di bab pertama akan dikembangkan kemudian di bab kedua, ketiga dan seterusnya. Atau antara bab pertama, kedua dan seterusnya memiliki hubungan sekuensial. Tapi semua itu tidak terjadi di dalam Al-Qur’an. Apa yang pernah dibahas di surat Al-Fatihah diulang lagi di berbagai tempat di dalam surat lainnya. Mengapa tidak menggunakan catatan kaki untuk merujuk sesuatu yang sudah dibahas di pembahasan sebelumnya?
Biasanya buku teks sejarah akan menyampaikan segala sesuatu secara berurutan. Dimulai dengan kisah awal mula, lalu berurutan sampai dengan bagaimana cerita sejarah itu diakhiri. Namun apa yang bisa kita lihat di dalam Al-Qur’an? Contohnya saja di dalam surat Al-Baqarah, apa yang terjadi pada nasib akhir sejarah bangsa Yahudi disampaikan di awal surat, tetapi apa yang terjadi di awal kisah bangsa Yahudi malah disampaikan di bagian surat yang lebih akhir.
🌳🌸
Topik kali ini penting untuk dipahami bagi mereka yang pertama kali mempelajari Al-Qur’an. Bahwa kisah sejarah di dalam Al-Qur’an memang tidak disampaikan secara kronologis. Urutan-urutan Al-Quran juga tidak diurutkan berdasarkan besar kecilnya isi surat.
Tidak juga diurutkan berdasarkan nama surat. Sapi Betina tidak ada hubungannya dengan pembukaan. Seisi surat Al-Baqarah juga tidak sebagian besar membahas tentang sapi betina. Banyak kisah dan pelajaran lain di dalam surat Al-Baqarah itu.
Al-Quran juga tidak diurutkan berdasarkan urutan turunnya wahyu. Kita semua tahu ayat-ayat yang turun di awal masa kenabian Rasulullah ﷺ adalah bagian dari surat-surat pendek yang turun di Mekah. Surat-surat pendek ini justru terletak di akhir Al-Quran.
InsyaAllah masih berlanjut nanti siang
🌳🌸🌳🌸🌳
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / Heavenly Order – Lesson 01_ Historical Arguments (00:00 – 03:20)
🌳🌸🌳🌸🌳
Materi VoB Hari ke-252 Siang | Tafsir Al-Qur’an
Oleh: Muchamad Musyafa
#SundayHeavenlyOrderWeek36Part2
Part 2
📗➡️
Jika Al-Qur’an tidak diurutkan berdasarkan kronologi sejarah, tidak diurutkan berdasarkan ukuran surat, tidak diurutkan berdasarkan urutan turunnya ayat. Lalu sebenarnya apa yang ada di dalam pengaturan urutan ayat-ayat di Al-Qur’an ini?
Hal ini bukanlah studi baru. Bukan sebuah diskusi berisi perdebatan yang baru. Sejak dulu kala sudah banyak perbedaan pendapat dalam memandang susunan ayat-ayat dan surat-surat di dalam Al-Qur’an.
Pertama-tama di sini akan disampaikan apa kata mereka (para akademisi non-muslim) ketika mereka melihat tata susunan di dalam Al-Qur’an. Secara umum mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an merupakan kumpulan berbagai pembahasan yang disusun secara acak, aneh dan tidak rapi. Dan orang-orang muslim merasa baik-baik saja dengan hal itu karena mereka percaya bahwa ayat-ayat itu memang diturunkan di waktu dan tempat yang berbeda-beda. Ayat-ayat diturunkan satu per satu berdasarkan kondisi acak yang muncul saat itu.
📗➡️
Para mufasir kita biasanya dalam melakukan pembahasan tafsir, mereka pertama-tama mengambil sebuah ayat. Lalu mereka menyampaikan apa komentar mereka pada masing-masing kata dari ayat itu. Lalu mereka menyampaikan apa sejarah turunnya ayat itu, apa pendapat para sahabat tentang ayat itu, apa hadis yang berkenaan dengan ayat itu. Apakah ada ayat-ayat lain yang membahas hal yang serupa, lalu apa kaitannya. Mereka akan mencoba membahas itu semua.
Misalnya dalam pembahasan surat Al-Ankabut ayat kedua,
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? (QS. Al-Ankabut 29:2)
Ayat tersebut ingin menyampaikan bahwa tidaklah seorang yang beriman akan menghindarkan mereka dari ujian, tetapi orang beriman tetap akan diuji.
Para mufasir ketika membahas ayat ini akan mencoba mengutip beberapa ayat lain yang menurut mereka memiliki hubungan. Misalnya di dalam surat Al-Baqarah 214 disampaikan bahwa,
Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. (QS. Al-Baqarah 2:214)
Ayat di atas juga semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran 3:142)
📗➡️
Allah ﷻ menyampaikan hal yang hampir sama di berbagai tempat di dalam Al-Qur’an. Dan para mufasir berusaha mengumpulkan itu semua dan meletakkannya bersama-sama. Ketika kita berusaha menginterpretasikan sebuah ayat Al-Qur’an, lalu mengambil rujukan dari ayat lainnya. Kita tidak hanya berpikir tentang satu ayat itu saja, tapi kita juga akan berpikir ayat ini serupa dengan ayat lainnya.
Jadi sebenarnya banyak yang bisa disampaikan dalam pelajaran tafsir walaupun awalnya hanya dari satu ayat saja itu. Usaha menekuni tafsir sebuah ayat dalam Al-Qur’an bisa saja menyamai usaha membuat sebuah tesis.
📗➡️
Namun, apa yang masih jarang ditemukan dalam pembahasan tafsir adalah, mengapa suatu ayat harus diletakkan di tempatnya itu. Mengapa ayat ini disampaikan setelah ayat itu, dan disebutkan sebelum ayat lainnya.
Ini adalah pandangan beberapa orang yang berpendapat bahwa Al-Qur’an harus dipelajari secara mengalir dari satu ayat ke ayat lain secara berurutan. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an harus dipelajari satu persatu surat dalam satu waktu yang berurutan. Ini karena Allah ﷻ lah yang menginginkan bagaimana Al-Qur’an ini dibaca. Pasti ada tujuan dibalik susunan ayat ini.
Masih akan dilanjut nanti sore, insyaAllah
📗 1️⃣➡️2️⃣➡️
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / Heavenly Order – Lesson 01_ Historical Arguments (03:21 – 07:00)
📗 1️⃣➡️2️⃣➡️
Materi VoB Hari ke-252 Sore | Empat Argumen Tentang Susunan Al-Qur’an
Oleh: Muchamad Musyafa
#SundayHeavenlyOrderWeek36Part3
Part 3
📚📖
Tujuan pembahasan kali ini adalah menyampaikan beberapa hal secara garis besar terlebih dahulu baru kemudian akan dirinci setelahnya.
Akan kita bahas mengapa Ustaz Nouman secara personal percaya bahwa urutan susunan Al-Qur’an dibuat oleh Allah ﷻ.
Bagaimana urutan ayat-ayat di dalam Al-Fatihah diputuskan oleh Allah ﷻ, para ulama sudah sepakat akan hal ini. Lebih jauh lagi bagaimana surat Al-Fatihah mendahului Al-Baqarah. Lalu setelah Al-Baqarah ada Ali Imran, lalu kemudian An-Nisa, semua ini diputuskan melalui pewahyuan Allah ﷻ kepada Rasulullah ﷺ.
Namun ada beberapa pendapat yang menyangkal pendapat di atas.
Kita akan memulai dengan apa sangkalan pendapat tersebut dan bagaimana Ustaz Nouman menanggapinya. Pembahasan ini akan dipecah menjadi beberapa bagian. Ada empat bagian yang akan dibahas.
1️⃣📖
Bagian pertama adalah argumen sejarah. Kita akan membahas sangkalan pendapat ini secara historis. Ini bukanlah tesis Ph.D, bukan juga kuliah akademis. Jadi kita akan melewati beberapa poin yang bersifat akademis sehingga kita bisa langsung masuk ke gagasan utamanya. Akhir pembahasan ini tidak akan membuat para pembaca menjadi seorang ulama yang mahir, tetapi sekedar memberi kesadaran tentang perdebatan seperti apa yang terjadi secara historis.
2️⃣📖
Bagian kedua adalah argumen tekstual. Bagaimana sebuah ayat di dalam Al-Qur’an sendiri membahas sebuah subjek. Kemudian dari situ akan dipahami bagaimana urutan Al-Quran memang harus diperhatikan sedemikian rupa.
3️⃣📖
Bagian ketiga adalah argumen spiritual. Mungkin terdengar aneh, tetapi kita akan memahaminya nanti. Argumen spiritual ini disampaikan ulama yang luar biasa bernama Hamiddudin Farahi. Kita akan berkenalan dengan ulama ini nanti.
4️⃣📖
Bagian keempat adalah argumen studi kasus. Ketika kita belajar tentang tata susunan Al-Qur’an, contoh demi contoh yang akan disampaikan akan mampu memperjelas dalam benak kita bahwa susunan Al-Qur’an ini sangat canggih. Ia terlalu canggih jika dihasilkan oleh pikiran manusia.
Dalam susunan Al-Quran ada banyak yang hal terjadi, banyak hal yang terlibat, banyak hal yang sangat presisi. Terlalu banyak hal yang luar biasa di dalam Al-Qur’an jika semua itu dianggap sebuah kebetulan belaka. Jika manusia yang membuat Al-Qur’an, maka tidak akan mungkin ada banyak hal yang luar biasa di dalam susunan Al-Qur’an. Susunan Al-Qur’an memang ada di luar batas kemampuan manusia.
Tidak setiap contoh kasus yang disampaikan nanti adalah sebuah bukti yang absolut. Namun jika kita mengumpulkan contoh kasus yang banyak itu maka akan terlihat kesimpulan bahwa adanya contoh-contoh yang tadi bukanlah kebetulan belaka.
InsyaAllah akan berlanjut minggu depan
📚📖📚📖📚
Sumber: Bayyinah TV > Home / Quran / Deeper Look / 18. Al-Kahf / Heavenly Order – Lesson 01_ Historical Arguments (07:01 – 10:00)
📚📖📚📖📚
***
Semoga Allah terangi, lembutkan, dan kuatkan hati kita dengan cahayaNya.🤲
Mohon doakan kami agar bisa istiqomah berbagi mutiara-mutiaraNya.🙏
Jazakumullahu khairan😊
Salam,
The Miracle Team
Voice of Bayyinah